1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikEropa

AS: Pasukan Iran Latih Rusia Gunakan Drone di Krimea

21 Oktober 2022

AS dan Inggris mengaku punya bukti keberadaan personel militer Iran di wilayah Krimea. Mereka dituding membantu Rusia mengoperasikan drone untuk menyerang Ukraina.

https://p.dw.com/p/4IVQ9
Drone atau pesawat nirawak buatan Iran
Drone atau pesawat nirawak buatan IranFoto: Iranian Army/ZUMA/IMAGO

Amerika Serikat (AS) mengatakan pelatih militer Iran tengah berada di Krimea untuk membantu pasukan Rusia mengoperasikan drone buatan Iran dalam serangan ke Ukraina baru-baru ini. Gedung Putih juga mengklaim memiliki bukti peran mendalam Teheran dalam membantu Rusia mengoperasikan pesawat nirawak itu.

"Kami dapat mengonfirmasi bahwa personel militer Rusia yang berbasis di Krimea telah mengemudikan UAV Iran dan menggunakannya untuk melakukan serangan kinetik di seluruh Ukraina, termasuk dalam serangan terhadap Kyiv dalam beberapa hari terakhir," kata Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price dalam briefing harian dengan wartawan.

"Kami menilai bahwa ... personel militer Iran berada di lapangan di Krimea dan membantu Rusia dalam operasi ini," kata Price. Dia mengatakan "kami memiliki informasi yang kredibel" tetapi tidak memberikan bukti lebih lanjut.

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa Iran telah mengirim "sejumlah kecil" personel mereka ke Krimea untuk membantu pasukan Rusia meluncurkan drone buatan Iran. Pemerintah Inggris juga mengatakan bahwa anggota cabang Korps Pengawal Revolusi Iran dikirim untuk membantu pasukan Rusia dalam menggunakan drone.

Tidak ada reaksi langsung dari Teheran atas tuduhan AS ini, tapi Iran membantah telah menjual amunisinya ke Rusia. Rusia juga membantah menggunakan drone Iran di Ukraina. Kementerian pertahanan dan luar negeri Rusia tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar. 

Krimea adalah wilayah yang direbut Rusia dari Ukraina pada tahun 2014 dan telah menggunakan semenanjung di wilayah selatan ini untuk melatih tentara dan membuka kembali pangkalan militer era Soviet sebagai bagian dari invasi.

Amerika Serikat pertama kali mengungkapkan musim panas ini bahwa Rusia membeli pesawat nirawak dari Iran untuk menyerang Ukraina. Kedua negara tersebut terlibat dalam perang saudara selama 11 tahun di Suriah dan bersama-sama mendukung pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Sanksi yang diberikan Barat terhadap Rusia sejak awal perang di Ukraina telah membuat Rusia berpaling ke Iran dan Korea Utara untuk mendapatkan bantuan persenjataan.

Pemadaman listrik bergilir di Ukraina

Dalam beberapa hari terakhir, Rusia semakin beralih ke drone yang dipasok Iran, serta rudal jelajah Kalibr dan Iskander, untuk melakukan rentetan serangan terhadap infrastruktur Ukraina dan target nonmiliter lainnya. Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan minggu ini bahwa pasukan Rusia telah menghancurkan 30% pembangkit listrik Ukraina sejak 10 Oktober.

Sementara itu orang-orang di seluruh Ukraina didesak untuk berhemat listrik karena pemerintah memberlakukan pembatasan listrik antara pukul 7 pagi dan jam 11 malam pada hari Kamis (20/10). Ini adalah pembatasan pertama sejak invasi Rusia pada 24 Februari.

Warga Ukraina juga mengalami pemadaman listrik terjadwal skala nasional sejak perang dimulai delapan bulan lalu. Pemadaman bergilir ini dilakukan agar pihak otoritas setempat dapat memperbaiki pembangkit energi yang rusak atau hancur saat musim dingin kian dekat.

"Untuk memulihkan sistem energi kita, diperlukan beberapa minggu," kata Volodymyr Kudritskiy, ketua dewan perusahaan energi nasional Ukrenergo. Perkiraan itu tergantung pada berakhirnya serangan massal ini, ujar Kudritskiy. 

Menyusul pemadaman di beberapa bagian Kyiv pada Kamis malam, Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, mendesak bisnis untuk sebanyak mungkin membatasi penggunaan layar dan lampu. "Bahkan penghematan kecil dan pengurangan konsumsi listrik di setiap rumah akan membantu menstabilkan operasi sistem energi nasional," ujar Klitschko.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pihaknya kembali menargetkan infrastruktur energi Ukraina. Strategi ini meningkat sejak penunjukan Sergei Surovikin sebagai komandan serangan Rusia di Ukraina pada bulan ini.

Sanksi baru bagi pejabat Iran

Negara-negara anggota Uni Eropa telah menyetujui sanksi baru yang akan diterapkan terhadap Iran. Sementara Inggris memberlakukan sanksi terhadap tokoh-tokoh senior militer dan sebuah perusahaan yang diduga terlibat dalam pasokan pesawat nirawak ke Moskow.

"Serangan pengecut memakai drone ini adalah tindakan putus asa," kata Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly dalam sebuah pernyataan.

"Dengan memungkinkan serangan-serangan ini, para individu dan pabrikan telah menyebabkan penderitaan yang tak terhingga pada rakyat Ukraina. Kami akan memastikan bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas tindakan mereka.''

Di antara mereka yang asetnya dibekukan dan dikenai larangan perjalanan oleh Inggris antara lain yaitu Mayor Jenderal Mohammad Hossein Bagheri sebagai ketua staf umum angkatan bersenjata yang mengawasi cabang-cabang tentara yang memasok drone ke Rusia, Brigjen Seyed Hojjatollah Qureishi sebagai negosiator kunci Iran dalam kesepakatan Iran dan Rusia, serta Brigjen Saeed Aghajani, kepala Komando UAV Pasukan Dirgantara Pengawal Revolusi Iran.

ae/vlz (Reuters, AP, AFP)