1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Drone Pintar Sebar Benih Pohon Dari Langit

Ha Thanh Le Nguyen
28 Juli 2023

Emisi CO2 terus meningkat secara eksponensial. Upaya menyerap karbon harus dilakukan dengan penambahan jumlah pohon secara cepat pada skala besar. Seedcopter kini menggagas penanaman bibit dengan drone di lahan luas.

https://p.dw.com/p/4Tauf
Drone pintar penyebar bibit pohon dari Seedcopter,
Drone pintar penyebar bibit pohon dari Seedcopter, Foto: DW

Lumernya lapisan es, naiknya permukaan laut dan gelombang panas. Kita merasakan efek pemanasan global lebih dari biasanya. Karbon dioksida memainkan peranan penting dalam perubahan iklim. Semakin tinggi kadar CO2 di atmosfir, semakin panas pula iklim.

Pohon-pohon sangat penting untuk bisa memperlambat kenaikan ekstrem iklim bumi, karena menyerap CO2. Dan pohon memproduksi oksigen bagi semua mahluk hidup. Tapi setiap tahunnya, hampir 15 milyar pohon ditebang di seluruh dunia. (Sumber: WWF)

Berdasarkan jalur perdagangan internasional, kontributor terbesar bagi deforestasi hutan tropis adalah Cina, Uni Eropa dan India. (Sumber: Statista). Di India, pertanian, peternakan dan industri kayu gelondongan menghancurkan area luas hutan tropis setiap tahun.  

Beberapa perusahaan di India berusaha mengatasi perubahan iklim. Misalnya Seedcopter, dengan teknologi inovatif untuk penanaman kembali. Mereka menggunakan drone untuk menanam pohon dari langit.

Seeding atau penyebaran bibit, adalah teknik yang bertujuan menciptakan hutan baru atau memperkuat hutan yang rusak. Proyek Seedcopter yang baru disebut "Hara Bahara”. Proyek ambisius ini bertujuan menanam satu juta pohon di India hingga 2030. 

Marut Drones adalah perusahaan start up di balik teknologi Seedcopter. Suraj Peddi, salah seorang pendiri Seedcopter mengemukakan, angka emisi karbon menunjukkan peningkatan eksponensial dalam dekade terakhir. Ia menduga angkanya masih akan tambah tinggi dalam waktu dekat. Jadi harus ada teknologi yang bisa mengatasi pada skala tersebut, dan penyebaran benih dengan pesawat nirawak adalah cara yang tepat.

Penggunaan Drone untuk Perangi Deforestasi

Menyemai bibit tanaman di lahan yang sulit 

Setiap drone mampu membawa saampai 10 kg bola bibit yang terdiri dari 5.000 bibit. Drone melepas semua bola bibit ke atas tanah di area yang jadi sasaran. Nantinya bibit akan berkembang menjadi pohon.   

Teknologi Seedcopter memungkinkan penanaman pohon dalam skala besar dengan cara lebih mudah. Drone bisa menanam jauh lebih banyak pohon daripada manusia. Sebuah drone bisa menanami area lebih dari 10 hektar setiap harinya,  artinya drone melakukan pekerjaan setara 40 orang. 

Keuntungan lainnya, drone bisa menjangkau area yang tidak bisa dijangkau manusia. India punya kondisi geografi dan tanah yang sangat bervariasi, kata Peddi. Misalnya gurun di daerah Rajasthan, dataran biasa di Uttarakhand, dan hutan bakau di West Bengal. Jadi ada banyak area yang sulit dijangkau manusia, tapi tidak banyak yang bisa dilakukan. Sebaliknya, Seedcopter bisa menjangkau kawasan ini dengan mudah. 

Sebelum penyebaran bibit bisa dilakukan, drone melakukan survei area terlebih dahulu. Setelah itu, bola-bola bibit dipersiapkan oleh komunitas lokal. Program ini bertujuan untuk memberdayakan mereka dengan menciptakan lapangan kerja di pedesaan.

Manajer proyek, Sahil Swaroop mengemukakan, ide utamanya adalah memberikan dampak positif bagi 900 hutan dengan pelaksanaan aksi oleh warga 14 distrik, dan membuat perubahan yang ingin dicapai bisa diadakan. Yaitu pemberdayaan warga yang tersisih dan di pedesaan, juga penanaman kembali hutan.

Didukung pusat data

Pekerjaan Seedcopter bukan hanya menanami hutan dengan pohon. Penyebaran bibit dimonitor dengan baik, dan sebuah pusat data didirikan untuk menjamin bahwa hutan tumbuh dengan sehat.

Penggagas Seedcopter, insinyur Suraj Peddi menjelaskan, setelah foto diambil, mereka menempatkannya ke dalam algoritma tertentu yang bisa memproses gambar untuk bisa menciptakan parameter optimal tentang lingkungan hidup, yang menyokong tumbuhnya tanaman secara maksimal.

Kemudian, berdasarkan informasi itu, mereka tahu bagian mana di dalam hutan yang perlu diperhatikan, bagian yang kurang pohon, dan bibit yang mana yang tepat untuk disebar.

Seedcopter sangat sukses dalam hal menanam pohon. Namun demikian, pohon perlu waktu untuk tumbuh dan menyerap CO2. Selain itu kritik juga ada.

Chris Adams dari Green IT Expert mengemukakan Seedcopter bertujuan menanam jumlah pohon yang tidak masuk akal, untuk bisa mengatasi emisi CO2 satu perusahaan saja. Sebenarnya orang juga harus berusaha beralih dari bahan bakar fosil. "Ini akhirnya bisa jadi dampak tak diinginkan, yaitu pengalihan perhatian dari diskusi lebih penting, yaitu dekarbonisasi,” kata Chris Adams.

Perusahan tidak benar-benar mengurangi emisi

Penanaman kembali hanya satu dari beberapa cara untuk mengatasi perubahan iklim. Mengurangi emisi sangat penting, jika dunia ingin bebas karbondioksida tahun 2050. Sebenarnya, beberapa perusahaan mengeluarkan lebih banyak dana untuk mengiklankan diri sebagai perusahaan yang ramah lingkungan, daripada mengurangi emisi.

Saat ini, Seedcopter menanam pohon baru, dengan cara yang terbarukan. Tapi melaksanakan konservasi hutan yang sudah ada juga penting, sehingga mereka dan ekosistem kita bisa meregenerasi diri. Ini semua akan memperkuat keanekaragaman hayati, dan membuahkan keuntungan jangka panjang bagi komunitas lokal. (ml/as)