1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hutan Dunia Berada Dalam Krisis

24 Oktober 2023

Meskipun ada upaya untuk mengakhiri deforestasi pada tahun 2030, sebagian besar hutan penting hilang setiap tahunnya. Tapi Indonesia dianggap berhasil meredam deforestasi dan patut dicontoh negara-negara lain.

https://p.dw.com/p/4XwN6
Foto ilustrasi penebangan hutan
Foto ilustrasi penebangan hutanFoto: M. Wuchenauer/blickwinkel/picture alliance

Upaya global untuk menghentikan deforestasi hingga tahun 2030 mengalami kegagalan, dengan peningkatan kehilangan hutan sebesar 4% pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021, menurut laporan lingkungan hidup terbaru yang dirilis pada hari Selasa (24/10).

"Hutan dunia berada dalam krisis,” kata Erin Matson, penulis utama Forest Declaration Assessment, sebuah laporan tahunan yang dibuat oleh koalisi organisasi lingkungan hidup. "Peluang untuk membuat kemajuan sudah kita lewati.”

Pada tahun 2021, lebih dari 100 negara berjanji untuk membalikkan degradasi hutan pada tahun 2030. Janji tersebut juga menunjukkan komitmen publik dari dunia usaha dan investor untuk mengakhiri deforestasi global dan memulihkan hingga 350 juta hektar lahan terdegradasi sampai tahun 2030.

Namun, dunia kini tertinggal 21% dari target tersebut, dengan hilangnya 6,6 juta hektar hutan pada tahun 2022, dan sebagian besar merupakan hutan primer di wilayah tropis.

Erin Matson memperingatkan, tujuan tahun 2030 "penting untuk menjaga iklim yang layak huni bagi umat manusia.” Dia menambahkan: "Sejak 2018 hingga 2020, kita bergerak ke arah yang salah.”

"Hidung Cerdas" Deteksi Kebakaran Hutan Sejak Dini

Penebangan hutan dengan konsekuensi sangat buruk

Upaya tersebut gagal karena "areal hutan tropis seluas Denmark telah hilang” sejak janji global tersebut dibuat, kata Fran Price, direktur hutan global World Wildlife Fund for Nature (WWF). "Dunia mengalami pengrusakan hutan dengan konsekuensi yang sangat buruk dalam skala global,” tambahnya.

Menurut kelompok lingkungan Climate Focus, beberapa penyebab utama degradasi hutan meliputi aktivitas penebangan kayu, dan pembangunan jalan.

Dengan meningkatnya deforestasi, dunia perlu melihat pengurangan sebesar 27,8% pada akhir tahun ini agar tetap berada pada jalur tujuan yang ditetapkani, kata Erin Matson.

Para ahli dalam laporan tersebut memperingatkan, dana tahunan sebesar US$2,2 miliar, yang dialokasikan untuk proyek perlindungan hutan, jauh lebih kecil dibandingkan investasi yang dibutuhkan.

Mereka juga menyerukan penghentian subsidi di sektor-sektor yang berkontribusi terhadap deforestasi.

Indonesia dianggap berhasil meredam deforestasi

Sisi positifnya adalah, 50 negara, termasuk Brasil, Indonesia, dan Malaysia, mengalami kemajuan dalam upaya mengakhiri deforestasi. Laporan tersebut memuji peraturan baru Uni Eropa yang bertujuan mencegah impor komoditas yang mendorong deforestasi.

"Harapannya tidak hilang,” kata Franziska Haupt, salah satu penulis utama laporan tersebut. "Negara-negara ini memberikan contoh jelas yang harus diikuti oleh negara lain.”

Laporan ini muncul sebelum negara-negara bertemu untuk pembicaraan penting mengenai perubahan iklim bulan depan.

hp/as (afp, rtr, dpa)