1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Dorong Kesepakatan Dagang ASEAN - Uni Eropa

27 April 2012

Jerman akan mendorong dilanjutkannya perundingan kesepakatan perdagangan antara Uni Eropa dan ASEAN yang macet sejak beberapa tahun.

https://p.dw.com/p/14luq
Foto: picture-alliance/dpa

Menteri luar negeri Jerman, Guido Westerwelle melontarkan prakarsa untuk mendorong kesepakatan perdagangan diantara kedua perhimpunan negara di Eropa dan Asia itu dalam pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa dan Asean di Bandar Seri Begawan, Brunei. "Kedua kawasan memiliki potensi luar biasa besar", kata Westerwelle.

Akan tetapi dalam pernyataan penutup pertemuan, tidak disebutkan jadwal konkrit untuk melanjutkan perundingan. Di Brunei para menteri luar negeri Uni Eropa dan ASEAN menyebutkan, mereka harus memperhatikan perbedaan tingkat perkembangan masing-masing anggotanya.

Sejauh ini, Uni Eropa hanya melakukan perundingan kesepakatan perdagangan dengan Singapura dan Malaysia. Dalam waktu dekat akan dimulai perundingan dengan Vietnam, demikian keterangan kalangan diplomat.

Reformasi di Myanmar

Menlu Westerwelle akan melanjutkan lawatannya di Asia Tenggara dengan mengunjungi Thailand dan Myanmar. Di Bangkok ia diagendakan bertemu dengan PM Yingluck Shinawatra. Jerman dan Thailand tahun ini merayakan 150 tahun hubungan diplomatik kedua negara.

Acara puncak lawatan Westerwelle ke Asia Tenggara adalah kunjungan ke Myanmar. Ia direncanakan bertemu dengan Aung San Suu Kyi tokoh opoisi sekaligus pemenang hadiah Nobel Perdamaian, Minggu (29/5). Kementrian luar negeri di Berlin menyebutkan, kunjungan ini bertujuan untuk mendorong dilanjutkannya proses reformasi di Myanmar.

Myanmar Aung San Suu Kyi
Tokoh oposisi dan anggota parlemen Myanmar Aung San Suu Kyi.Foto: Reuters

Proses keterbukaan yang dimulai belum lama ini, oleh pemerintahan di bawah presiden Thein Sein mulai menunjukkan dampak positifnya. Selain mengizinkan pencalonan diri dan terpilihnya Aung San Suu Kyi menjadi anggota parlemen, proses itu juga memicu dicabutnya sanksi ekonomi yang sudah diterapkan puluhan tahun terhadap rezim di Myanmar.

Agus Setiawan (afp,dpa)

Editor : Andy Budiman