1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikKorea Utara

Kim akan Bertemu Putin, Bahas Hubungan Rusia-Korea Utara

5 September 2023

Kim Jong Un berencana untuk mengunjungi Vladimir Putin di Rusia bulan ini, membahas kerja sama militer antarnegara.

https://p.dw.com/p/4VxPX
KTT Rusia-Korea Utara di Vladivostok, Kim Jong Un dan Putin
AS mengatakan bahwa Kim diperkirakan akan membahas kemungkinan untuk menyediakan senjata ke MoskowFoto: Alexander Zemlianichenko/AP Photo/picture alliance

Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un berencana melakukan perjalanan ke Rusia bulan ini untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Agenda Kim adalah mendiskusikan kemungkinan pasokan senjata ke Moskow untuk perang di Ukraina, karena Rusia mengatakan bahwa pihaknya ingin lebih mempererat hubungan militer Rusia dengan Korea Utara.

Dalam perjalanan resmi ke luar negeri yang sangat jarang terjadi, Kim rencananya akan menggunakan kereta api lapis baja, dari Pyongyang menuju ke Vladivostok, di Pantai Pasifik Rusia. Di sana lah kedua pemimpin negara itu, Kim dan Putin, akan bertemu, lapor New York Times pada hari Senin (04/09), mengutip dari sumber-sumber Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.

Di Vladivostok, sebuah kota pelabuhan yang tidak jauh dari Korea Utara, Kim dan Putin rencananya akan mendiskusikan pengiriman peluru artileri dan rudal antitank untuk Rusia, sebagai imbalan atas teknologi canggih satelit dan kapal selam bertenaga nuklir dari Moskow, demikian laporan surat kabar tersebut.

Agenda Latihan militer bersama

Pada saat AS menyatakan keprihatinannya mengenai hubungan militer yang semakin meningkat antara Moskow dan Pyongyang, berita mengenai rencana kunjungan Kim ke Rusia muncul setelah Rusia mengatakan tengah mendiskusikan pengadaan latihan militer bersama dengan Korea Utara.

"Mengapa tidak, mereka adalah tetangga kami. Ada pepatah Rusia kuno yang mengatakan bahwa 'Anda tidak memilih tetanggamu dan lebih baik hidup dengan tetanggamu dalam kedamaian dan keharmonisan'," kutip kantor berita Interfax dari pernyataan Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergei Shoigu yang mengatakan pada hari Senin (04/09).

Ketika ditanya mengenai kemungkinan adanya latihan militer bersama antar kedua negara, Shoigu mengatakan bahwa hal itu "tentu saja" tengah didiskusikan.

Kantor berita Korea Selatan (Korsel) Yonhap sebelumnya juga mengutip badan intelijen Korea Selatan yang mengatakan bahwa Shoigu, yang pada bulan Juli lalu tengah mengunjungi Pyongyang, mengusulkan kepada Kim agar Rusia dan Korut mengadakan latihan militer angkatan laut, bersama dengan Cina.

Korut-Rusia, sekutu perang dingin

Kremlin mengatakan pekan lalu bahwa Moskow bermaksud untuk mempererat "hubungan saling menghormati" dengan Pyongyang, salah satu sekutu dekat Rusia saat Perang Dingin dan juga salah satu dari segelintir negara yang mendukung invasi Rusia atas sebagian wilayah Ukraina pada tahun lalu.

Ayah Kim, Kim Jong Il, yang terkenal menutup diri dan sangat menghindari pesawat terbang, terlihat terakhir kali mengunjungi Rusia dengan kereta api lapis baja, hanya beberapa bulan sebelum kematiannya pada tahun 2011.

Shoigu mengunjungi Korea Utara untuk memperingati 70 tahun berakhirnya Perang Korea pada Juli lalu, yang dirayakan oleh Pyongyang sebagai "Hari Kemenangan". Badan Intelijen Nasional Korea Selatan mengatakan bahwa Shoigu tampaknya telah mengadakan pertemuan pribadi dengan Kim saat itu, lapor surat kabar Yonhap.

Pekan lalu, AS mengatakan bahwa pihaknya khawatir, negosiasi senjata antara Rusia dan Korea Utara akan berjalan dengan sangat aktif, dan dugaan bahwa Shoigu telah mencoba meyakinkan Pyongyang untuk menjual amunisi artilerinya ke Rusia, selama kunjungannya di Korut waktu lalu.

Pada hari Sabtu (02/09), Duta Besar Rusia untuk Korea Utara, Alexander Matsegora, mengatakan kepada kantor berita TASS bahwa dia tidak mengetahui adanya rencana Korea Utara untuk berpartisipasi dalam latihan militer trilateral dengan Cina dan Rusia. Namun menurut Matsegora, hal itu dirasa "tepat", mengingat latihan militer Bersama itu akan dipimpin AS di wilayah tersebut

.

Bisnis Bunker Naik Daun Akibat Perang

Rusia dan Korea Utara baru-baru ini juga menyerukan hubungan militer antar kedua negara yang lebih erat lagi, namun Pyongyang membantah telah memiliki "transaksi senjata" dengan Rusia.

Sebelumnya, Amerika Serikat juga baru saja menjatuhkan sanksi terhadap tiga entitas yang dituduh Washington saling terkait dengan transaksi senjata antara Korea Utara dan Rusia.

Korea Utara telah melakukan setidaknya enam kali uji coba nuklir sejak tahun 2006 dan telah menguji berbagai rudal dalam beberapa tahun terakhir, tetapi sangat jarang melakukan latihan militer bersama dengan negara-negara tetangganya.

Amerika Serikat dan Korea Selatan mengadakan latihan militer secara rutin, di mana aktivitas tersebut sangat dikecam oleh Korea Utara dan dianggap Pyongyang sebagai persiapan perang melawannya.

kp/rs (Reuters)