1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Asian Para Games 2018 Digelar

7 Oktober 2018

Di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta para atlet disabilitas sebenua Asia bertarung dalam ajang perhelatan multicabang olahraga Asian Para Games 2018 

https://p.dw.com/p/3676d
Paralympic Asien in Jakarta
Foto: Laily Rachev

Pagelaran olahraga empat tahunan bagi para atlet disabilitas se-Asia ini merupakan yang ketiga kalinya digelar setelah sebelumnya digelar di Guangzhou, China pada 2010 dan di Incheon, Korea Selatan pada 2014.

Ketika kontingen Indonesia melakukan defile diiringi lagu Garuda di Dadaku, Presiden beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo tampak tidak bertepuk tangan seperti biasanya, namun tangan yang satu terlihat menepuk lengan satunya. Tepukan seperti itu adalah tepukan disabilitas netra dan tuli.

Presiden Joko Widodo mengemukakan seraya memeragakannya dalam bahasa isyarat:  "Melalui Asian Para Games tahun 2018 ini kita ingin mempererat persaudaraan, menjunjung tinggi kemanusiaan," demikian dikutip dari siaran pers Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden.

Atraksi kolosal dalam upacara pembukaan ini menampilkan keragaman Indonesia yang juga dipertontonklan bagi para atlet dan ofisial dari 43 negara peserta.

Kita adalah satu

Upacara pembukaan ini bertema "We are One". Ketua Indonesia Asian Para Games Organizing Committee (INAPGOC) Raja Sapta Oktohari mengatakan bahwa semua perbedaan justru membuat negara Indonesia menjadi besar.

"Dengan semangat persatuan Indonesia, itulah tema yang kami pilih untuk upacara pembukaan ini 'We Are One'," ujar Raja dalam sambutannya.

Sementara itu, Presiden Komite Paralympic Asia (APC) Majid Rashed mengatakan bahwa Asian Para Games ini merupakan ajang penting dalam membangun gerakan paralimpiade di Asia. "Ini adalah Asian Para Games dengan jumlah atlet dan jumlah negara partisipan terbesar."

Jokowi memanah

Seluruh hadirin yang mengikuti jalannya upacara juga mengheningkan cipta sejenak untuk para korban bencana alam di Lombok, Palu, dan Donggala.

Yang cukup menarik dalam upacara pembukaan itu adalah seorang gadis difabel bernama Bulan mengajak Jokowi Presiden untuk memanah huruf D, I, dan S pada kata "DISABILITY" raksasa agar roboh dan yang tersisa adalah kata "ABILITY”.

Sumber: Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden