1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penelitian asal mula Tata Surya

8 Oktober 2007

Asal mula Tata Surya sejak lama menjadi topik penelitian para ahli astronomi dan astro-fisika.

https://p.dw.com/p/CPTu
Para ilmuwan persiapkan sarana penelitian Dawn
Para ilmuwan persiapkan sarana penelitian DawnFoto: NASA

Dengan misi luar angkasa terbaru dari badan antariksa AS-NASA yang disebut Dawn atau terjemahan bebasnya misi fajar, hendak diteliti bagaimana formasi benda langit di Tata Surya pada awal pembentukannya, sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Penelitian terutama diarahkan pada dua asteroid cukup besar Vesta dan Ceres, yang berada di sabuk asteroid Kuyper yang membentang diantara Yupiter dan Mars. Hendak diteliti komposisi asteroid bersangkutan. Serta hendak diketahui, mengapa asteroid semacam itu tidak memiliki energi yang cukup, untuk membentuk diri menjadi planet yang sebenarnya.

Banyak benda langit yang berada di sabuk asteroid antara planet Yupiter dan planet Mars, diyakini merupakan materi awal pembentuk planet. Penyebabnya, asteroid di kawasan itu relatif tidak banyak mengalami perubahan dari kondisi saat terbentuknya Tata Surya. Ibaratnya waktu fajar dari munculnya Tata Surya dan rangkaian planetnya masih dipertahankan di kawasan langit tsb. Karena itu, penelitian asteroid cukup besar, seperti Vesta dan Ceres di kawasan sabuk asteroid tsb diharapkan mampu membuka rahasia asal mula kondisi Tata Surya.

Demikian diungkapkan Chris Russel dari Universitas California yang memimpin para ilmuwan dalam misi Dawn tsb. Russel mengatakan : “Di kawasan ini terdapat benda langit dari masa awal pembentukan sistem Tata Surya. Banyak benda langit di sana yang relativ tidak mengalami gangguan. Beberapa diantaranya berukuran cukup besar. Sekarang kita memiliki kesempatan dengan misi Dawn mengunjungi sejumlah benda langit tsb, untuk belajar lebih banyak mengenai zaman awal dari sistem Tata Surya.“

Asteroid misterius

Vesta dan Ceres dipilih sebagai target wahana penelitian tidak berawak Dawn. Sebab kedua asteroid itu memiliki karakteristik yang bertolak belakang. Namun keduanya diyakini merupakan relik dari saat awal terbentuknya tata Surya dan planet di sekitarnya. Diharapkan pada tahun akhir 2011 mendatang, Dawn sudah mencapai asteroid Vesta. Setengah tahun lamanya, Dawn akan mengorbit di asteroid tsb. Vesta diduga asteroid yang kering dan sudah mengalami perubahan serta perkembangan, ditandai dengan kenampakan permukaan yang berbeda-beda. Mulai dari struktur batuan basalt yang berasal dari lava yang mengalir, hingga kawah yang cukup dalam di dekat kutub selatannya.

Setelah meneliti Vesta, Dawn akan melanjutkan missinya ke asteroid Ceres. Diharapkan awal tahun 2015 wahana penelitian tidak berawak itu sudah tiba di asteroid yang kebalikannya dari Vesta, memiliki permukaan yang masih primitiv. Para ahli menduga Ceres mengandung air dan memiliki selubung es di kawasan kutubnya.

Dawn merupakan wahana penelitian tidak berawak pertama yang diluncurkan dari Bumi dengan sasaran meneliti dua asteroid sekaligus. Dengan peralatan yang dibawanya akan diteliti sifat dan komposisi kedua asteroid tsb. Dan dengan begitu, data yang dikumpulkan dari Vesta serta Ceres dapat langsung dibandingkan. Instrumene penelitian terpenting adalah dua jenis kamera di dalam wahana penelitian. Yakni kamera konvesional yang akan merekam gambaran real permukaannya. Serta kamera infra merah, untuk meneliti kandungan mineral di permukaan asteroid. Dengan spektrometer sinar gamma dan neutron, juga diteliti elemen di bawah permukaan kedua asteroid tsb.

Pengaruh Gravitasi

Dawn juga akan melakukan pengukuran medan gravitasi, yang mencerminkan komposisi inti asteroid. Dengan mengumpulkan data di permukaan maupun inti kedua asteroid itu, para peneliti hendak membuat asumsi mengenai faktor penentu pembentukan planet. Hendak diketahui, bagaimana peranan ukuran asteroid dalam pembentukan planet di tata surya? Apakah keberadaan air juga mempengaruhi proses pembentukan planet?

Untuk menjawab berbagai pertanyaan itu, misi penelitian wahana tidak berawak Dawn menjadi amat penting. Yang juga mendesak adalah peluncurannya harus tepat, yakni tahun ini. Jika tidak sasaran penelitian dua asteroid sekaligus akan sulit diwujudkan.

Penyebabnya diungkapkan pimpinan ilmiah misi Dawn, Chris Russel : “Vesta dan Ceres memiliki orbit yang berbeda. Karena itu Vesta memerlukan waktu 17 tahun untuk mengorbit sejajar Ceres. Jadi posisi yang relativ ideal untuk terbang dari satu asteroid ke yang lainnya, hanya terjadi 17 tahun sekali. Tapi saya cukup beruntung, karena berada pada posisi yang tepat dan dapat mengajukan proposalnya.“

Idealnya peluncuran Dawn harus dilakukan sebelum tanggal 15 Oktober tahun ini. Jika tidak, dikhawatirkan bahan bakar di wahana penelitian itu tidak akan mencukupi untuk menempuh jarak lebih dari lima milyar kilometer di luar angkasa.

Data yang dapat dikumpulkan dari Vesta dan Ceres amat berguna, untuk membuat analisis awal mula pembentukan Tata Surya. Jejaknya di Bumi sudah lama terhapus. Aktivitas di planet Biru ini, berupa angin, iklim, letusan gunung berapi maupun pergerakan lempeng tektonik, telah menghilangkan hampir seluruh jejak dari masa kelahirannya.

Pimpinan ilmuwan misi Dawn, Chris Russel juga mengungkapkan, asteroid Vesta tergolong misterius dan amat menarik perhatian. Pengamatan selama ini menunjukan adanya bekas aliran lava, yang menunjukkan adanya aktivitas magmatis. Diduga intinya juga mengandung elemen berat seperti besi. Berbagai fenomena itu membutuhkan panas, yang biasanya diproduksi oleh gaya gravitasi pembentuk asteroid. Tapi ukuran Vesta relatif terlalu kecil untuk menciptakan panas. Dugaan para ahli, bersamaan dengan saat Tata Surya terbentuk, juga terjadi dua ledakan Supernova, yang juga memancarkan radiasi unsur besi 60 ke permukaan Vesta.

Ceres juga amat menarik, karena asteroid ini diduga mengandung air. Pengamatan selama ini menyimpulkan, di bawah lapisan es yang menyelimuti permukaanya, terdapat air dalam bentuk cair. Jika memang terdapat air, berarti terbuka kemungkinan adanya makhluk hidup atau paling tidak dapat menunjang munculnya kehidupan. Semua data dari kedua asteroid tsb diharapkan dapat dikumpulkan menggunakan spektrografi sinar gamma dan neutron yang dipasang di wahana penelitian Dawn.

Russel menegaskan, penelitian tsb terutama hendak menelusuri asal mula planet kita dan Tata Surya. Jadi bukannya mencari kemungkinan melakukan ekspansi manusia ke planet yang dapat dihuni. Hasil penelitian akan menunjukkan, bagamana evolusi Bumi atau bagaimana makhluk hidup pertama dapat muncul. Manusia hendak terus memperluas horison berfikirnya, dan eksplorasi alam semesta adalah semcam kewajiban bagi manusia.