1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Kisah Putri Flores Ikut Pendidikan Perhotelan di Jerman

Narti Bhene
12 Februari 2021

Selama masa Probezeit, aku berusaha menyesuaikan diri. Yang awalnya tidak suka makanan mentah, seperti kol, salat, di sini aku mencobanya. Dan ternyata lezat, hemat dan sehat. Oleh Narti Bhene.

https://p.dw.com/p/3pEBE
Pemandangan pantai Kühlungsborn, Jerman
Pemandangan pantai di kawasan wisatta Kühlungsborn, JermanFoto: World travel images/Fotolia

Halo teman-teman semua... Pertama aku mau memperkenalkan diri. Nama lengkapku Bernard Ermelinda Narti Bhene biasa di sapa Narti dan umurku 19 tahun, asalku dari Ende, Flores, NTT. Aku sekarang tinggal di Jerman tepatnya di Kühlungsborn, menjadi Auszubildende  atau disingkat Azubi. Teman-teman pasti ada yang bertanya "buat apa di Jerman?" atau "apa itu Auszubildende?" Nah di sini aku akan bercerita sedikit tentang pengalamanku selama masa percobaan sebagai Azubi di Jerman.

Pertengahan Juli 2019 aku berangkat dari Indonesia ke Jerman untuk mengikuti program Ausbildung. Apa itu Ausbildung dan apa itu Auszubildende? Ausbildung adalah program pelatihan magang (belajar dan bekerja) selama 3 tahun, dan ditempatkan di hotel-hotel, rumah sakit, instansi atau perusahaan-perusahaan yang ada di Jerman.

Auszubildende atau Azubi adalah sebutan untuk orang yang sedang magang. Dalam sebulan, dua minggu kita wajib ke sekolah dan dua minggunya lagi bekerja bersama kolega-kolega yang lain. Kalian bisa memilih jurusan yang kalian minati untuk menjadi Azubi, di antaranya ada Perhotelan (Hotelfachman/-frau), Restoran (Restaurantfachman/-frau), Koki (Koch/köchin), Teknik, dan Keperawatan.

Akhirnya jadi Azubi di Hotel Eropa
Akhirnya jadi Azubi di Hotel EropaFoto: privat

Aku memilih Koki sebagai jurusan yang aku minati, dengan bermodalkan kemampuan bahasa Jerman (A2) yang masih pas pasan sih, atau mungkin masih jauh dibawah 😅. Tetapi karena sekarang peraturannya sudah berubah, mulai tahun 2020 semuanya harus dengan level bahasa B1 atau B2, bila perlu C1 atau C2 (itu yang sudah Master sih 👍).

Begini rasanya jadi Azubi di Jerman

Aku sudah sekitar 5 bulan di sini dan 4 bulan sejak awal kedatangan adalah masa percobaan(Probezeit), masa dimana kita mencoba menyesuaikan diri dengan tempat di mana kita tinggal dan bekerja. Selama masa itu, kita juga dapat berganti jurusan jika tidak sesuai dengan minat kita, atau jika kita tidak bisa bertahan dengan pilihan kita di awal. Sebagai Azubi koki banyak susah senang yang aku hadapi (kalau kalian banyak yang ingin dengar bagaimana susah senangnya teman-teman bisa komen di bawah😄).

Awalnya aku dan teman-teman yang ikut program Ausbildung ini tidak menyangka bahwa semuanya akan diluar ekspetasi. Awalnya kami membayangkan hanya akan hidup enak, di kasih tempat tinggal, dikasih makan minum, asuransi, gaji dan sebagainya. Tapi yang perlu teman-teman tahu: untuk memperoleh hal-hal gratis seperti itu selama 3 tahun kita harus bayar dengan tenaga kita ("itu namanya bukan gratis lagi dong, kalau udah ada kata "bayar", iya juga sih 😅).

Kita juga harus banyak bersabar dan banyak-banyak bertanya. Karena tidak semua hal yang ada di sini sama dengan yang ada di tempat asal kita di Indonesia, mulai dari makan, minum, kebiasaan, budaya dan mentalitas orang-orang di Jerman.

Di sinilah Kühlungsborn
Di sinilah KühlungsbornFoto: DW

Selama masa Probezeit ini, aku berusaha keras untuk bisa menyesuaikan diri dengan situasi di sini. Yang awalnya aku tidak suka makanan mentah, seperti daun-daunan kol, salat, apapun itu, di sini aku harus membuat dan mencobanya, dan itu ternyata lezat, simple, hemat dan sehat.

Di tempat asalku, yang namanya disiplin itu jarang sekali ditemukan, mungkin hampir tidak ada yang bisa disiplin apalagi yang namanya disiplin waktu (aku sendiri disekolah dijuluki Ratu Telat😥). Tapi di sini aku dituntut harus benar-benar disiplin soal waktu, karena orang-orang disini sangat  disiplin dan taat. Aku harus bangun pagi pukul 4, karena harus masuk kerja jam 5 pagi (awalnya masih menggunakan alarm dari HP, tapi sudah sebulan lebih aku mematikan alarm dan sekarang sudah bisa bangun pagi tanpa alarm 😊).

Orang Jerman senang membaca

Selama ini ada hal yang masih tidak bisa aku jadikan kebiasaan, dan juga tidak sedikit orang Indonesia yang tidak ingin menjadikan itu sebagai sebuah kebiasaan, dan itu adalah budaya membaca. Ketika berada di sini mau tidak mau, suka tidak suka, membaca harus dibiasakan.

Berkumpul bersama teman-teman Azubi dari Indonesia
Berkumpul bersama teman-teman Azubi dari Indonesia, Juli 2019Foto: privat

Karena selama di sini, semua orang yang aku jumpai di manapun mereka berada selalu memegang buku, koran, majalah, bahkan selembar kertas untuk dibaca ketika mereka lagi menunggu bus, kereta, pesawat, menunggu seseorang atau sedang dalam waktu luang (aku juga mulai membiasakan diri membaca dan bertanya ketika aku melihat ada artikel dengan gambar-gambar yang menarik tentang makanan 😅).

Orang-orang di sini boleh dikatakan memiliki kepribadian atau watak yang tegas. Apapun yang dibilang, itu yang dibuat. Di indonesia masih sedikit saya temukan orang-orang dengan mentalititas seperti itu, karena kebanyakan dari kita juga sering tidak berpendirian tetap, kadang hanya teori tapi prakteknya kurang. Dan di sini mentalitas seperti ini yang aku rasa benar-benar diuji.

Meskipun begitu aku juga tidak ingin berganti jurusan karena ini sudah minatku dan mungkin saja aku mempunyai bakat di bidang ini. Dan kalau aku optimis, banyak belajar dan bertanya, pasti aku bisa menempuh pendidikan Ausbildung ini sampai tahun ke tiga💪.

Jadi buat teman-teman semua yang ingin ikut program Ausbildung, atau yang sedang mengikutinya, semoga pengalamanku selama masa Probezeit ini bisa bermanfaat bagi teman-teman semua.

Dan ingatlah: "Jangan menyerah sebelum berperang dan sebelum perang selesai"😉. Terimakasih semuanyaaaaaaa....

**DWNesiaBlog menerima kiriman blog tentang pengalaman unik Anda ketika berada di Jerman atau Eropa. Atau untuk orang Jerman, pengalaman unik di Indonesia. Kirimkan tulisan Anda lewat mail ke: dwnesiablog@dw.com. Sertakan 1 foto profil dan dua atau lebih foto untuk ilustrasi. Foto-foto yang dikirim adalah foto buatan sendiri. (hp)