1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikPalestina

Perang Israel-Hamas: Menlu AS Bahas Bantuan Gaza di Irak

6 November 2023

Menyusul perjalanannya ke Tepi Barat, Menlu AS Antony Blinken berkunjung ke Irak untuk membahas bantuan ke Gaza. Sementara itu, Israel menolak seruan gencatan senjata "sampai para sandera kembali" ke Israel.

https://p.dw.com/p/4YR3e
Menteri Luar Negeri AS Blinken bertemu dengan Perdana Menteri Mohammed Shia al-Sudani di Baghdad
Menlu AS Antony Blinken berkunjung mendadak ke Irak bertemu dengan PM Mohammed al-SudaniFoto: raqi Prime Minister's Media Office/Handout via REUTERS

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS) Antony Blinken melakukan kunjungan mendadak ke ibu kota Irak, Baghdad, pada Minggu (05/11) malam, sebagai bagian dari rangkaian kunjungannya ke Timur Tengah.

Blinken berdiskusi dengan Perdana Menteri (PM) Irak Mohammed al-Sudani, dalam kunjungan resmi pertamanya ke Irak sebagai menteri luar negeri.

Antony Blinken mengatakan bahwa negaranya bekerja keras untuk memastikan konflik di Gaza tidak menyebar ke seluruh kawasan. Dia menambahkan bahwa bantuan yang telah diberikan kepada wilayah konflik yang terkepung sejak insiden 7 Oktober lalu itu "sangat tidak mencukupi."

Blinken juga mengatakan bahwa AS berfokus pada pembebasan para sandera yang ditahan oleh Hamas.

Menjelang rangkaian kunjungan Blinken, kelompok Kataib Hizbullah  pada hari Sabtu (04/11) memperingatkan bahwa kunjungan Menlu AS ini akan disambut dengan "eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya."

Gaza: Yordania kirim bantuan medis darurat

Raja Yordania Abdullah mengatakan dalam unggahannya di X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, bahwa pasukan angkatan udara negaranya telah berhasil menjatuhkan bantuan medis darurat ke rumah sakit Yordania di Gaza pada tengah malam (06/11).

"Ini adalah tugas kami untuk membantu saudara-saudara kami yang terluka dalam perang di Gaza. Kami akan selalu ada untuk saudara-saudara kami di Palestina," tulisnya.

Pengiriman bantuan tersebut diumumkan saat Menlu AS Antony Blinken tengah melakukan tur diplomatik regionalnya dan berdiskusi dengan para mitranya dari Yordania, Mesir, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab di Amman pada hari Sabtu (04/11).

Pengungsi Jalur Gaza
Evakuasi warga asing di perbatasan Rafah sudah terhenti selama dua hari sejak Sabtu (04/11)Foto: Abed Rahim Khatib/AA/picture alliance

Evakuasi di Gaza sudah terhenti selama dua hari

Evakuasi warga negara asing dan warga sipil yang terluka dari Gaza melalui perbatasan Rafah dengan Mesir telah terhenti selama dua hari, kata beberapa sumber kepada kantor-kantor berita.

Para pejabat dari Mesir, AS, dan Qatar mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa berbagai upaya tengah dilakukan untuk melanjutkan evakuasi yang terhenti sejak hari Sabtu (04/11). Seorang sumber Hamas mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa perbatasan Rafah ditutup karena Israel "melarang para korban yang terluka parah untuk menyeberang ke Mesir demi mendapatkan perawatan."

"Tidak ada warga asing yang bisa pergi selama korban luka-luka masih terdampar di Gaza," tambah sumber tersebut. Sebaliknya Israel menuduh Hamas menghalang-halangi warga yang ingin meninggalkan Jalur Gaza.

Perbatasan Rafah merupakan satu-satunya perbatasan di Jalur Gaza yang tidak dikontrol oleh Israel, yang baru pertama kali dibuka untuk jalur evakuasi pada hari Rabu (01/11) lalu, sejak dimulainya konflik.

Pada hari Jumat (03/11), seorang pejabat senior AS mengatakan bahwa Hamas tengah berusaha untuk mengeluarkan para pejuangnya yang terluka sehingga menghambat evakuasi warga asing.

PM Israel Benjamin Netanjahu
PM Israel Benjamin Netanyahu menolak seruan gencatan senjata sampai semua sandera dibebaskanFoto: Xinhua/IMAGO

Netanyahu: Tidak ada gencatan senjata sampai sandera dibebaskan

PM Israel Benjamin Netanyahu menolak seruan gencatan senjata di Gaza sampai semua sandera yang ditangkap oleh kelompok militan Hamas dibebaskan.

Israel mengatakan bahwa lebih dari 240 sandera telah ditangkap oleh Hamas dalam serangan 7 Oktober lalu, yang menurut Israel menewaskan lebih dari 1.400 orang.

"Tidak akan ada gencatan senjata tanpa kembalinya para sandera. Hal ini harus benar-benar dihapus dari kamus," kata Netanyahu.

"Kami mengatakan hal ini kepada teman-teman kami dan musuh-musuh kami. Kami akan terus melanjutkan ini sampai kami mengalahkan mereka. Kami tidak memiliki alternatif lain,” tegasnya.

Sementara itu, Menlu Qatar mengatakan bahwa para mediator negaranya telah mencoba bernegosiasi demi pembebasan para sandera selama berminggu-minggu, tetapi pihaknya tidak akan berhasil tanpa adanya "masa tenang."

"Setiap pembebasan sandera harus dikaitkan dengan ‘masa tenang' yang memungkinkan pembebasan sandera berjalan mulus, di mana hal itu merupakan sesuatu yang belum kita lihat untuk sementara waktu," kata Majed Al Ansari, juru bicara Kemenlu Qatar kepada para wartawan.

(kp/ha/hp)