1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiEropa

Uni Eropa Akhirnya Sepakati Pagu Harga Gas

Bernd Riegert
20 Desember 2022

Uni Eropa mencapai kesepakatan tentang batas harga gas sebesar €180 per megawatt jam, setelah negosiasi alot berbulan-bulan. Namun tetap ada kekhawatiran tentang dampaknya terhadap pasokan gas.

https://p.dw.com/p/4LDFK
Pertemuan menteri energi Uni Eropa di Brussel, 19 Desember 2022
Pertemuan menteri energi Uni Eropa di Brussel, 19 Desember 2022Foto: Olivier Matthys/AP Photo/picture alliance

Para menteri energi Uni Eropa (UE) hari Senin (19/12) akhirnya mencapai kesepakatan untuk menetapkan batas harga gas alam sebesar €180 per megawatt jam yang berlaku untuk kawasan Uni Eropa.

Kesepakatan itu dicapai setelah negosiasi alot berbulan-bulan. Jerman tadinya menentang penetapan pagu harga gas, karena khawatir kebijakan itu bisa membuat pemasok gas segan menjual gas alamnya ke Uni Eropa. Jika benar terjadi, hal itu justru bisa menimbulkan konsekuensi negatif kelangkaan pasokan gas.

Eropa mengalami krisis energi setelah pasokan gas Rusia terhenti karena invasi Moskow ke Ukraina. Harga gas alam kemudian sempat melambung tinggi beberapa kali lipat dari sebelumnya.

Pagu harga gas yang disepakati sekarang masih lebih rendah daripada yang diusulkan sebelumnya. Menteri energi Malta Miriam Dalli mengatakan, pagu harga akhirnya ditetapkan sebesar 180 euro. "Itu bukan hal yang mudah untuk dicapai" setelah perundingan alot yang berlangsung berbulan-bulan, katanya.

Menteri energi Cek Jozef Sikela (kiri) dan menteri energi Jerman Robert Habeck (kanan)
Menteri energi Cek Jozef Sikela (kiri) dan menteri energi Jerman Robert Habeck (kanan)Foto: Virginia Mayo/AP Photo/picture alliance

Akan berdampak pada pelanggan besar

Harga gas di Title Transfer Facility (TTF) di Belanda pada hari Senin (19/12), berkisar sekitar 110 euro per megawatt jam. Pada bulan Agustus lalu, harga TTF mencapai lebih dari 340 euro per megawatt jam.

Pemerintah Jerman memang lama menolak pembatasan harga gas, karena khawatir keamanan pasokan terancam, karena pemasok bisa saja menjual gas mereka di pasar lain, di mana mereka dapat memperoleh harga yang lebih tinggi.

Kebijakan tersebut sebagian besar akan memengaruhi pelanggan besar yang menggunakan titik perdagangan seperti TTF, dan bukan konsumen akhir. Namun, harga bagi konsumen secara tidak langsung juga akan dipengaruhi oleh harga grosir.

Para ahli percaya, kemungkinan harga gas akan naik menjadi lebih dari €200 lagi setelah musim dingin yang berat, ketika negara-negara anggota UE harus mengisi fasilitas penyimpanan gas mereka pada musim semi.

Jerman setuju demi solidaritas Eropa

Menteri Perekonomian Jerman Robert Habeck menekankan, pembatasan harga saja tidak terlalu menentukan. Dia menekankan pentingnya melihat situasi pasokan gas secara keseluruhan. "Tidak ada seorang pun di Jerman yang menentang harga gas yang rendah, tetapi kami tahu bahwa kami harus sangat berhati-hati," kata Robert Habeck menjelang pertemuan tersebut.

Dia sempat mengeritik rencana pagu harga gas dan sempat meminta Uni Eropa menangguhkan kebijakan itu. Namun Jerman yang mulanya keberatan, akhirnya menyetujui kesepakatan, demi solidaritas dan suara bulat di Uni Eropa.

Mekanisme pagu harga gas, yang secara resmi disebut "rem darurat gas" akan diterapkan mulai 15 Februari 2023. Jika harga gas di TTF tiga hari berturut-turut melewati batas 180 euro per megawatt jam, maka otomatis pagu harga gas diberlakukan dan harga akan "dibekukan" pada tingkat 180 euro, sampai harga gas di pusat-pusat perdagangan turun lagi.

(hp/as)