1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Permohonan Suaka ke Eropa Catat Rekor Baru sejak 2015

Farah Bahgat
10 November 2022

Badan suaka Uni Eropa EUAA mencatat, jumlah permohonan suaka di Eropa mencapai angka tertinggi sejak 2015, dan memberikan tekanan pada negara-negara anggota Uni Eropa penerima suaka.

https://p.dw.com/p/4JJR3
Foto ilustrasi pengungsi di Eropa
Foto ilustrasi pengungsi di EropaFoto: Nicolas Economou/NurPhoto/picture alliance

Badan suaka Uni Eropa EUAA melaporkan hari Rabu (9/11), jumlah permohonan suaka di Eropa mencapai angka tertinggi sejak hampir tujuh tahun, ketika lebih dari 1 juta orang mencari perlindungan dari perang Suriah tahun 2015.

"Setelah negara-negara Uni Eropa menerima jumlah permohonan suaka yang luar biasa tinggi antara Mei dan Juli, tren ini semakin cepat," lapor EUAA.

Badan tersebut melaporkan peningkatan 16% dalam permohonan suaka pada bulan Agustus. Sekitar 84.500 orang mengajukan permohonan suaka di 27 negara anggota Uni Eropa plus Norwegia dan Swiss. 255.000 orang lainnya "hampir secara eksklusif" merupakan pengungsi dari Ukraina dan mencari bentuk perlindungan sementara.

Jumlah itu sekitar setengah dari yang tercatat pada akhir 2015, kata EUAA. "Secara keseluruhan, aplikasi suaka dan pendaftaran untuk perlindungan sementara, sejauh ini telah melampaui 5 juta pada tahun 2022."

Mayoritas penohon suaka dari Afghanistan dan Suriah

Dengan perang yang masih berlangsung di Suriah dan setelah Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan, warga Afghanistan dan Suriah terus mencatatkan persentase tertinggi dari orang yang mencari perlindungan di Eropa.

Hampir sepertiga dari pemohon suaka pada bulan Agustus berasal dari Suriah dan Afghanistan. EUAA mengatakan, ada peningkatan tajam pada Agustus dalam jumlah anak-anak dari negara-negara ini yang bepergian sendiri, naik hampir 28% dibandingkan angka bulan Juli.

Badan tersebut juga mencatat, ada peningkatan jumlah permohonan suaka oleh orang-orang dari Turki, India dan Maroko. Pada bulan Agustus, jumlah pemohon suaka dari Turki mencapai angka tertinggi sejak 2014, dengan 4.600 permohonan suaka.

Uni Eropa peringatkan naiknya ketegangan di negara anggota

EUAA mengatakan, angka-angka itu menandakan "peningkatan ketegangan pada sistem nasional." Pejabat regional di Jerman menyatakan, mereka kewalahan karena harus menampung lebih banyak pengungsi, kebanyakan dari Ukraina. Sementara pejabat Uni Eropa telah berulang kali mengakui kesalahan dan kegagalan dalam kebijakan pengungsi 2015 mereka, dan hingga kini hanya ada sedikit kemajuan dalam perbaikan sistem.

Selain tekanan pada fasilitas dan sumber daya tuan rumah, topik pengungsi tersebut telah menyebabkan polarisasi di antara para politisi Eropa. Kedatangan pengungsi Suriah pada 2015 memicu salah satu krisis politik terbesar Uni Eropa, ketika negara-negara berdebat tentang siapa yang harus bertanggung jawab menampung para pengungsi.

Politisi Eropa hingga sekarang masih berbeda pendapat tentang masalah ini. Beberapa negara mendapat tekanan dari kelompok hak asasi manusia karena perlakuan buruk terhadap pencari suaka. Belum lama ini, pemerintah baru Italia dikritik tajam, karena menghalangi kapal penyelamat kemanusiaan mengakses pelabuhannya.

Belanda juga sedang berupaya mengurangi jumlah migran yang ditampungnya. Ini terjadi ketika ratusan pencari suaka dibiarkan berkemah di luar pusat penerimaan di kota Ter Apel, Belanda.

(hp/as)