1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Upaya Menyelamatkan Bumi dengan Terburu-buru

Jens Thurau20 Juni 2012

Deklarasi telah disetujui, bahkan sebelum KTT PBB tentang pembangunan berkelanjutan di Rio dimulai. Masih ditunggu manfaatnya bagi perlindungan lingkungan global.

https://p.dw.com/p/15IDT
Foto: Reuters

Pekerjaan telah selesai, bahkan sebelum sekitar 100 kepala pemerintahan dan negara tiba di ruang konferensi di Rio de Janeiro, Brazil. Juru rundinga dari 190 negara sebelumnya telah menyetujui deklarasi setebal 50 halaman. Didalamnya tertulis tuntutan dilakukannya apa yang disebut “ekonomi hijau“ atau ekonomi berkelanjutan. Namun bagaimana, kapan dan dengan tujuan apa, masih belum terdapat rincian mengenainya.

Kesepakatan Palsu yang Tidak Mengikat?

Setiap negara, demikian disebutkan, akan memilih cara mereka masing-masing. Program Lingkungan PBB dan perlindungan laut harus ditingkatkan serta iklim akan dilindungi. Organisasi lingkungan dari seluruh dunia yang datang ke Rio merasa kecewa dan menilai deklarasi ini sebagai kesepakatan palsu yang tidak mengikat. Ketua NGO Lingkungan Jerman BUND Hubert Weigert menyebutnya sebagai “pemakaman perlindungan lingkungan global“.

20 tahun lalu, pada Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan UNCED di Rio de Janeiro, Brazil, disepakati sasaran perlindungan lingkungan dan iklim serta pengurangan kemiskinan. Namun tidak terdapat banyak perubahan sejak itu. Dalam 20 tahun terakhir, emisi gas rumah kaca meningkat 40 persen. Sedianya dalam KTT di Rio kali ini akan ditarik satu neraca sebagai satu sinyal baru bagi pembangunan berkelanjutan.

Brasilien Rio de Janeiro Corcovado mit Christusstatue und Zuckerhut
Sekitar wakil dari 100 negara bertemu di Rio de Janeiro, BrazilFoto: picture-alliance/ZB

Menghadapi Masalah Lain

Dalam konferensi, 40 kilometer dari pusat kota Rio de Janeiro, Peter Altmaier tengah mengevaluasi kompromi baru yang telah dicapai. Menteri lingkungan Jerman ini menilainya sebagai langkah pertama yang bersifat sementara tapi penting ke arah ekonomi dunia, yang lebih memperhatikan perlindungan lingkungan. Bagi Altmaier yang baru diangkat sebagai menteri lingkungan beberapa minggu lalu, konferensi di Rio ini merupakan panggung internasional pertamanya. Negara-negara di dunia lebih berfokus pada masalah lain, seperti krisis utang, daripada mencemaskan lingkungan. Demikian dikatakan Altmaier. “Kini kita memiliki satu dasar yang baik untuk beberapa tahun ke depan. Belum ada satu terobosan besar dan memang tidak dapat diharapkan dalam situasi saat ini. Namun kita telah mencapai lebih banyak daripada yang diharapkan minggu lalu.“ Mungkin Altmaier sebelumnya merasa bahwa di Rio tidak akan tercapai satu keputusan.

Brazil tidak terlalu ambisius, demikian suara dari kalangan delegasi Jerman, untuk merumuskan deklarasi akhir, yang hampir saja menimbulkan perselisihan. Tuan rumah Brazil sebelumnya telah menyodorkan rumusan deklarasi, tanpa Brazil menyebutkan, bahwa tidak terdapat perubahan yang diperlukan. Jadinya deklarasi tinggal ditandangani. Banyak wakil negara yang tidak kembali membaca teks deklarasi. Dalam satu diskusi lanjutan yang panas, terutama wakil dari Eropa menuntut dilakukannya perbaikan, yang akhirnya disetujui tuan rumah. Begitu mudahnya perjanjian disepakati.

Kurang Dana bagi Perlindungan Lingkungan

Deklarasi di Rio memiliki arti penting Program Lingkungan PBB UNEP. Organisasi yang bermarkas di Nairobi, Kenya, ini memang memiliki seorang pemimpin yang dapat diandalkan, Achim Steiner dari Jerman. Namun organisasi ini memiliki sedikit dana untuk mendorong program perlindungan lingkungan di seluruh dunia. UNEP memiliki dana sebesar 300 juta Euro pertahunannya, yang merupakan sumbangan sukarela dari sekitar 50 negara. Sekarang hal ini harus berubah, semua negara anggota PBB akan bergabung dengan UNEP. Dan dalam beberapa tahun mendatang diharapkan terdapat langkah berikutnya: UNEP mungkin akan menjadi organisasi penuh PBB seperti Organisasi Kesehatan Dunia WHO.

Debat panas juga terjadi terutama saat membahas masalah konservasi laut. Uni Eropa mendesak dibentuknya kawasan lindung di laut lepas. Sementara Amerika Serikat dan juga Venezuela menentangnya. Tuan rumah sebelumnya telah menunda pembahasan masalah ini untuk sementara. Kini, perlindungan laut juga dicantumkan dalam deklarasi. Namun belum jelas apakah dengan deklarasi ini perlindungan laut akan mengalami peningkatan.

Tidak Ada Perubahan Lagi Pada Dokumen Akhir

Rabu (20/06), sekitar 100 pejabat, pemimpin negara dan pemerintahan hadiri di Rio de Janeiro. Diantaranya adalah Presiden Perancis François Hollande, Presiden Rusia Vladimir Putin serta Menteri Luar Negeri Hillary Clinton sebagai wakil dari Amerika Serikat. Sementara, Kanselir JermanAngela Merkel beberapa minggu lalu telah menyatakan tidak dapat menghadiri konferensi ini. Menurut kalangan pemerintahan Jerman, Angela Merkel berhalangan datang di Rio karena harus menangani masalah krisis Euro. Tampaknya saat ini memang terdapat masalah lain yang benar-benar lebih penting daripada masalah perlindungan lingkungan global. Dan tampaknya ke 100 negara peserta konferensi juga tidak akan mengubah deklarasi akhir yang telah dirumuskan.