1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Warga Yahudi di Jerman Lebih Cemas setelah Serangan Hamas

Christoph Strack
18 Desember 2023

Sejak serangan Hamas ke Israel Oktober lalu, warga Yahudi di Jerman merasa cemas. Mereka berharap lebih banyak tindakan politik untuk melawan antisemitisme di jalan.

https://p.dw.com/p/4aHvV
Pengunjung Hari Komunitas Yahudi 2023 menyalakan lilin saat perayaan Hanukkah
Pengunjung Hari Komunitas Yahudi 2023 menyalakan lilin saat perayaan HanukkahFoto: Joerg Carstensen/dpa/picture alliance

Doron Rubin, 41, ayah tiga anak yang tinggal di Berlin ini kembali merasa waswas dan cemas sejak peristiwa serangan oleh Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu. "Ketidakpastian dan rasa tidak aman ibarat kawan kita yang selalu hadir. Dan tidak ada waktu di mana Anda merasa tenang," ujarnya.

Rubin adalah seorang Yahudi. Ia lahir di Jerman dan anggota komunitas tradisional Yahudi Kahal Adass Yisroel (KAJ) di Brunnenstrasse Berlin. Dia berprofesi sebagai hakim dan istrinya adalah seorang pengacara. Komunitas ini menjadi dikenal secara nasional karena pada pertengahan bulan Oktober, pelaku tak dikenal melemparkan bom molotov ke kompleks gedung yang dijaga petugas polisi. Tidak ada kerusakan besar akibat tindakan ini.

"Segalanya kini berbeda"

PriaYahudi tradisional selalu mengekan kippah, penutup kepala simbol penghormatan kepada Tuhan. Sebuah mezuzah, yakni kapsul tabung kecil berisi teks doa, tergantung di depan pintu apartemen.

Namun baru-baru ini, seseorang telah mencoretkan Bintang Daud di dinding beberapa anggota komunitas, kata Rubin kepada DW. Ia mengenal beberapa orang yang kini menggantungkan mezuzah di dalam apartemen mereka. "Segalanya kini berbeda," katanya. 

Doron Rubin, anggota komunitas tradisional Yahudi
Doron Rubin, anggota komunitas tradisional YahudiFoto: Christoph Strack/DW

Ini juga yang dirasakan oleh Pasha Lubarsky, insinyur mesin berusia 44 tahun, yang merupakan anggota dewan sukarelawan komunitas KAJ.

Hari Minggu (17/12) adalah hari terakhir pertemuan Komunitas Yahudi di Berlin. Sekitar 1.400 orang Yahudi dari seluruh Jerman bertemu selama empat hari untuk berdiskusi dan melakukan pelatihan.

Selain itu, ada pula pertukaran ilmu dan perayaan. Rubin dan Lubarsky juga ambil bagian dalam pertemuan ini. Lokasi konferensi yakni sebuah hotel di sebelah barat Berlin dijaga dengan tingkat keamanan tinggi, petugas polisi bahkan berjaga di koridor.

Perjuangan melawan antisemitisme di Jerman

Pada pertemuan komunitas tersebut, Josef Schuster, Presiden Dewan Pusat Yahudi di Jerman, beberapa kali berbicara tentang demonstrasi anti-Israel dan antisemit di kota-kota di Jerman, yang melibatkan banyak generasi muda migran. Kebencian terhadap orang Yahudi juga sudah ada sebelum tanggal 7 Oktober, kata Schuster, "tetapi kualitas dan ancamannya sekarang berbeda."

Pernyataan "semuanya kini berbeda ” terus bermunculan. Para orang tua sering kali melaporkan peristiwa antisemit yang dialami anak mereka. Pada dasarnya, setiap rabbi di sini mengatakan hal serupa seperti yang disampaikan Jasmin Andriani dari komunitas Yahudi liberal di Göttingen yang  mengatakan bahwa banyak anggota komunitas yang memilih mengikuti berdoa bersama secara online daripada pergi ke sinagoga.

"Tanggal 7 Oktober adalah titik balik yang besar dalam segala hal, termasuk dalam bidang pendidikan kami,” kata Doron Kiesel. Sebagai direktur departemen pendidikan Dewan Pusat, ia juga bertanggung jawab atas pembangunan "Akademi Yahudi” di Frankfurt am Main.

Doron Kiesel telah lama mengajarkan untuk menentang antisemitisme, meningkatkan kesadaran akan isu tersebut. Namun kini dia menyadari bahwa hal tersebut tidak sampai ke masyarakat. 

Kritik terhadap politisi

Sejumlah politisi dari beberapa negara bagian biasanya juga hadir pada Hari Komunitas Yahudi. Biasanya tamu-tamu seperti ini datang dengan pidato yang sudah disiapkan sebelumnya, orang-orang saling memuji dan mengapresiasi karya masing-masing. Namun pada konferensi komunitas tahun 2023, segalanya tidak berjalan semudah itu.

Hal ini terlihat pada pidato pembukaan oleh Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier. Ketika dia memasuki aula, hanya ada sedikit tepuk tangan. "Kita semua sangat terdampak oleh peristiwa kejam yang terjadi di Israel," kata Steinmeier, berbicara tentang sebuah negara "yang membela diri dan harus mempertahankan diri.” Ia juga berbicara tentang "kehancuran yang mengerikan di Gaza" dan "ribuan korban jiwa." Pidatonya diakhiri tepuk tangan secukupnya dari hadirin.

Sementara Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock (Partai Hijau) berbicara tentang pengalamannya dalam perayaan Hanukkah di Dubai. Orang-orang Yahudi di sana juga ketakutan, ujarnya. Ketika dia menjelaskan bahwa keamanan Israel adalah Alasan Kenegaraan Jerman, terdengar beberapa yang menggerutu. Ada kritik keras dan kemarahan karena Jerman telah abstain dalam pemungutan suara PBB mengenai perang Israel melawan Hamas.

Baerbock mulai menjelaskan dan menekankan perlunya dialog. "Israel hanya akan bisa hidup aman jika warga Palestina pada suatu saat bisa hidup bebas dari terorisme. Hal yang sama juga berlaku: warga Palestina hanya bisa hidup aman jika Israel hidup dalam keamanan."

Dampak politik Jerman terhadap komunitas Yahudi

Namun Presiden Dewan Pusat Josef Schuster mengkritik tindakan pemerintah federal secara diplomatis. Sebelum Kanselir Olaf Scholz (SPD) tiba di ruangan, ia berbicara tentang slogan "Tidak akan pernah lagi, harus dimulai dari sekarang" yang sering digunakan oleh para politisi Jerman sejak hari serangan Hamas.

"Sayangnya, kadang-kadang, tidak akan pernah terjadi itu ya nanti-nanti saja," kata Schuster dalam pidato sambutannya kepada Scholz. Tentu saja, orang dapat dengan jelas mengkritik pemerintah Israel dan perilaku para pemukim militan. Schuster dan perwakilan lainnya juga melakukan hal yang sama pada hari komunitas tersebut.

Pasha Lubarsky juga punya pandangan yang sama dengan Schuster. "Jika Anda bersumpah 'tidak akan pernah lagi', Anda harus bertindak sesuai dengan itu," ujarnya. Dia berterima kasih kepada otoritas kepolisian Berlin atas kerja sama mereka. Namun besarnya demonstrasi di jalanan Jerman sering pula membuatnya khawatir.

Doron Rubin juga mengaku sering mendengar ungkapan solidaritas dan seruan gaya "tidak akan pernah lagi." Ia mempertanyakan apa yang dapat dilakukan oleh politisi terhadap aksi antisemitisme yang sering mereka jumpai di jalanan.

Sebelum para politisi bisa menjawab pertanyaan ini, warga Yahudi di Jerman seperti Rubin dan Lubarsky akan terus berjalan menuju sinagoga sambil mengenakan kippah mereka. "Tidak ada politisi yang bisa menghilangkan rasa ketidakpastian ini dari kami." (ae/hp/yf)

 

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif yang kami pilih setiap Rabu untuk kamu. Daftarkan e-mail kamu untuk berlangganan Newsletter mingguan Wednesday Bite.