1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanKorea Utara

WHO: Wabah Corona di Korea Utara Memburuk

2 Juni 2022

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak memiliki akses soal data wabah COVID-19 di Korea Utara, tetapi mengasumsikan bahwa negara itu mengalami krisis yang semakin parah.

https://p.dw.com/p/4CACS
Kim Jong Un beserta petinggi Partai Buruh di Pyongyang membahas wabah COVID-19
Korea Utara mengaku telah meningkatkan produksi obat-obatan yang dibutuhkan untuk melindungi penduduknyaFoto: KCNA/REUTERS

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (01/06) meragukan klaim Korea Utara terkait kemajuannya dalam menangani wabah COVID-19 di negara Asia Timur yang tertutup itu.

Kepala Darurat WHO Michael Ryan mengatakan pihaknya "berasumsi situasinya semakin buruk, bukan lebih baik.”

Kantor agensi berita Korea Utara (KCNA) melaporkan 96.610 kasus "demam” baru dan tidak ada kematian baru pada Kamis (02/06).

Namun, Ryan menjelaskan bahwa mereka tidak "dalam posisi untuk membuat penilaian risiko yang memadai dari situasi di lapangan” lantaran mereka tidak "memiliki akses ke data yang diperlukan.”

Pyongyang juga tidak pernah mengonfirmasi secara langsung jumlah warganya yang dites positif COVID-19, hal ini membuat khawatir para ahli tentang skala masalah yang sebenarnya.

Long COVID Sudah Bisa Ditaklukkan?

Kekhawatiran atas ketidaksiapan Korea Utara

WHO menambahkan pihaknya bekerja dengan negara tetangga seperti Korea Selatan dan Cina untuk bisa mendapatkan gambaran sebenarnya tentang keadaan negara itu dan terus menawarkan bantuan vaksin. Korea Utara tidak diketahui telah melakukan vaksinasi terhadap 25 juta penduduknya.

"Kami sudah menawarkan bantuan dalam berbagai kesempatan. Kami menawarkan vaksin pada tiga kesempatan terpisah. Kami terus menawarkan,” kata Ryan.

Korea Utara memberlakukan lockdown setelah melaporkan kasus pertama COVID-19 pada awal Mei, kemudian Kim Jong Un mengecam para pejabat tinggi Partai Buruh karena "respons yang tidak matang” mereka terhadap pandemi dan distribusi obat yang lambat.

Setelah mengonfirmasi kasus COVID-19 perdananya, Pyongyang melaporkan ratusan ribu kasus demam, meningkatkan kekhawatiran para pakar kesehatan terkait ketidaksiapan Korea Utara dalam mengatasi wabah tersebut.

Sementara itu, KNCA melaporkan Korea Utara telah berhasil memerangi kekeringan dan kelangkaan pangan yang mengancam, dengan kegiatan ekonomi utama pertanian yang meningkat pesat.

KCNA melaporkan bahwa negara itu juga sudah meningkatkan dorongan untuk memasok penduduknya dengan obat-obatan yang dibutuhkan untuk melindungi hidup mereka.

mh/ha (Reuters, AFP)