1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Demonstrasi Melawan Perang Narkoba

9 Mei 2011

Puluhan ribu warga Meksiko berdemonstrasi memprotes gelombang pembunuhan yang telah menelan 38 ribu korban jiwa, sejak Presiden Felipe Calderon melancarkan perang terhadap geng narkoba akhir 2006 lalu.

https://p.dw.com/p/11CYW
Foto: dapd

Aksi demonstrasi dimulai sejak hari Kamis (5/5) hingga Minggu (8/5) di kota turis Cuernacava yang bulan Maret lalu menjadi lokasi ditembaknya anak dari penulis Javier Sicilia, yang kini memimpin gerakan massa. Sebagian besar mengenakan kaos putih dihiasi motif yang tampak seperti percikan darah dan bertuliskan „No más sagre“ - "Hentikan pertumpahan darah". Mereka menuntut mundurnya Presiden Felipe Calderón. Ia dianggap turut bertanggung jawab atas banyaknya korban tewas. Ia lah yang empat tahun yang lalu memerintahkan militer untuk turun ke jalanan dan memerangi sindikat narkoba dengan senjata mesin. Sejak itu brutalitas kejahatan semakin meningkat. Mereka juga saling berperang satu sama yang lain. Seringnya yang menjadi korban adalah pihak yang tidak bersalah.

Diantara para demonstran ada Janet Hernandez. Dua bulan yang lalu kendaraannya tiba-tiba dihentikan oleh sebuah mobil. Sekelompok pria bersenjata mengelilingi mobil tersebut. "Saya pikir mereka akan membunuh kami. Mereka turun dari mobil sambil membawa senjata. Saya bisa lihat apa yang mereka lakukan terhadap pria yang menyetir mobil di depan kami. Mereka memukulnya dan mengancamnya dengan senjata. Ia menangis dan memohon agar mereka berhenti, tetapi mereka hanya semakin bertambah agresif."

Janet Hernandez dan teman-temannya juga diinterogasi oleh kelompok pria tersebut. Tetapi kemudian mereka boleh meneruskan perjalanan. Ia tidak pernah melaporkan kasus tersebut. Banyak polisi yang bekerja sebagai kaki tangan dan pembunuh bayaran bagi para gembong narkoba. Hukum di Meksiko lumpuh. Harapan kini bertumpu pada gerakan warga yang menuntut reformasi menyeluruh. Pemimpin mereka, Javier Sicilia, dianggap sebagai sosok yang bisa dipercaya karena ia sendiri adalah ayah dari seorang korban kekerasan.

Tetapi di banyak wilayah Meksiko situasinya masih berbahaya untuk memperjuangkan hak dan perdamaian. Siapa yang misalnya mendokumentasi metode brutal polisi dan militer dengan cepat akan dicantumkan pada daftar hitam dan mendapat telepon ancaman seperti pejuang HAM Abel Barrera. "Sayangnya, ancaman sudah menjadi bagian dari keseharian. Ini bukan berita baru lagi di Meksiko. Mereka bilang saya harus berhati-hati, karena kalau tidak saya dan keluarga saya akan dimusnahkan. Mereka bahkan mengatakan sudah menyewa pembunuh bayaran. Saya harus berhenti membela HAM."

Presiden Calderon yang masa jabatannya berakhir tahun depan sudah menegaskan : ia tidak akan menarik militer. Sehingga dengan demikian akhir dari kekerasan di jalanan di Meksiko masih semakin tidak jelas.

Johannes Metzler/Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Agus Setiawan