1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perdagangan Adil Mengalami Booming

23 April 2012

Penjualan produk Fair Trade di Jerman terus meningkat, tahun 2011 saja telah mengalami kenaikan sebesar 18 persen. Tren ini diperkirakan akan terus bertahan.

https://p.dw.com/p/14jis
Foto: DW

Sejak tahun 2002, penjulan produk Fair Trade di Jerman meningkat delapan kali lebih banyak menjadi 400 juta Euro, demikian dikatakan Dieter Overath, pimpinan TransFair, asosiasi untuk promosi perdagangan yang adil dengan negara berkembang. Dan Overath yakin kecendrungan ini masih akan bertahan, “Saya pikir, tahun ini kami akan menembus angka setengah milyar.”

Kepercayaan Pihak Konsumen

Terdapat banyak alasan atas peningkatan yang dialami Fair trade. Terutama karena adanya peningkatan jumlah barang yang diperdagangkan di supermarket dan di toko diskon. Selain kopi, coklat dan pisang, dalam beberapa tahun terakhir juga bunga mawar dari Fair Trade banyak dibeli. Dalam waktu lima tahun, produk Fair Trade telah berhasil menguasai tujuh persen pangsa pasar.

Konsumen Jerman tampaknya tidak ragu lagi untuk mengeluarkan uang lebih banyak, jika mereka merasa dapat mendukung satu tujuan yang baik. Dan produk berlabel Fair Trade di Jerman tidak saya memiliki tingkat ketenaran sebesar 70 persen, tapi juga memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi.

Fair gehandelte Waren im Supermarkt
Produk berlabel Fair Trade semakin banyak ditemui di JermanFoto: TransFair e.V.

Dari Kopi sampai Furnitur

Sejak 20 tahun lalu, asosiasi TransFair mengeluarkan label untuk perdagangan yang adil Fair Trade di Jerman. Label Fair Trade diberikan kepada produk yang diproduksi dan diperdagangkan sesuai dengan kriteria tertentu. Produk Fair trade pertama yang diluncurkan di pasar Jerman adalah kopi. Kenpa kopi? Karena, pertama warga Jerman terkenal senang minum kopi. Dan kedua, karena produsen produk ini menderita terutama akibat peraturan perdagangan bebas. Jika panen baik, maka penawaran tinggi, menyebabkan rendahnya harga jual, sehingga petani kopi hampir tidak mendapatkan apa-apa. Dalam perdagangan yang adil terdapat jaminan pasokan jangka panjang dan ketetapan harga minimum. Ini membuat produsen di negara berkembang tidak tergantung pada fluktuasi harga di pasar dunia. Sehingga dapat menghindari petani untuk menjual kopi, pisang atau bunga mawar kepada perantara dengan harga dumping.

Kriteria Sosial dan Ekologi

Produsen dan pedagang yang ingin mendapatkan label Fair Trade harus memenuhi standar sosial, misalnya tidak mempekerjakan tenaga anak dan juga menjamin hak-hak pekerja. Juga kriteria ekologis, seperti pengurangan penggunaan pestisida atau pengembangan pertanian organik sangat memegang peranan penting dalam Fair Trade. Pengawasan standar Fair Trade tidak dilakukan oleh TransFair sendiri, melainkan oleh satu badan sertifikasi.

Selain bahan pangan dan bunga, kini TransFair telah memperluas ragam produknya, yaitu dengan mebel. Dan TransFair juga telah memiliki mitra dagang penting: satu perusahaan pengiriman raksasa dan satu perusahan mebel besar dari selatan Jerman ingin menawarkan mebel bersertifikat. Produk mebel dibuat di Meksiko, dengan kayau yang berasal dari operasi skala kecil hutan di Bolivia, Chili dan Honduras. Dan Fair Trade Jerman dalam hal ini bekerja sama dengan Forest Stewardship Council (FSC), NGO yang mempromosikan pengelolaan hutan berkelanjutan.

Semakin Digemari

TransFair berusaha untuk terus mengembangkan sayapnya dan mempromosikan produk Fair Trade di Jerman. Tahun 2011, berbagai komunitas di masyarakat turut aktif mempromosikan perdagangan yang adil. Misalnya instansi komunal hanya menyajikan kopi belabel Fair Trade atau klub olahraga dan sekolah hanya mempergunakan bola dengan sertifikat Fair Trade.

Pada tanggal 11 April 2012, satu pulai kecil di Laut Utara dinobatkan sebagai Pulau Fair Trade Jerman. Bagi warga pulau, penghargaan dua tahunan ini merupakan promosi untuk menarik wisatawan, juga bagi produk Fair Trade. Seperti halnya dengan produk organik, kini produk Fair Trade semakin diminati di Jerman.

Rachel Gessat/Yuniman Farid

Editor: Luky Setyarini