1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Maya, Suku dengan Kebudayaannya yang Masih Bertahan

Andreas Boueke28 September 2015

Kalender Maya kuno pernah membuat kegemparan di banyak belahan dunia, karena meramalkan datangnya kiamat pada tanggal 21 Desember 2012. Namun Maya bukanlah hanya suku dari masa lalu.

https://p.dw.com/p/175sG
Foto: SLUB

Tahun 2012 lalu, perhatian dunia ditujukan pada Maya, lebih tepat pada nenek moyang mereka, yang telah mengembangkan satu sistem penanggalan dan dianggap telah meramalkan akhir dunia.

Suku Maya kuno telah mengamati bintang-bintang, pergerakan matahari dan bulan. Mereka menafsirkan siklus iklim, panjang hari dan malam, panas dan dingin, hujan dan kekeringan. Mereka juga menetapkan tahun, yang terdiri dari 18 unit masing-masing selama 20 hari, Pada setiap akhir tahun terdapat lima hari suci, hari yang diperuntukkan untuk merenungkan masa lalu, mempertimbangkan masa kini dan masa depan. Panjang tahun suku Maya sama dengan panjang tahun kalender Gregorian yang digunakan saat ini, 365 hari.

Kembali ke Masa Depan

Namun Maya bukanlah hanya suku dari masa lalu, yang pernah tinggal di bangunan yang kini merupakan reruntuhan yang dikagumi wisatawan dari seluruh dunia. Di Guatemala, suku Maya merupakan mayoritas penduduk. Mereka memiliki bahasa sendiri, bertani dengan metode yang dulu dipergunakan nenek moyang mereka dan terus berjuang untuk bertahan hidup di dunia global modern.

Sementara kalender Maya kuno sempat membuat kegemparan di banyak belahan dunia, karena meramalkan datangnya kiamat pada tanggal 21 Desember 2012. Kala itu, kebanyakan warga Maya di Guatemala menanggapi spekulasi ini dengan tenang. Seperti halnya Maria Mateo, seorang petani suku Maya Popcomchí. Kalau dunia berspekulasi, ia tidak percaya bahwa akhir dunia sudah dekat. Sebaliknya, dikatakannya, akhir dari baktun ke 13 merupakan momentum untuk harapan. “Kami benar-benar percaya bahwa akan terjadi perubahan, tapi tidak pada tanggal tertentu. Setiap orang dapat memberikan kontribusi terhadap perubahan ini. Umat manusia harus mulai untuk benar-benar melindungi alam. Warga Maya dan terutama kaum perempuan harus bersatu dalam solidaritas, bergabung bersama dan berjuang untuk Ibu Pertiwi kita.“

Codex Dresdensis
Kalender asli Maya di DresdenFoto: SLUB

Awal Era Baru

Bagi astronom bangsa Maya kuno, tahun surya adalah unit dari satu siklus yang sangat lama, yang disebut baktun. Setiap baktun lamanya 400 tahun. Maya kuno percaya bahwa waktu dimulai tepat 5.200 tahun lalu. Jadi, baktun ke 13 berakhir pada tanggal 21 Desember 2012. Era baru akan dimulai, yang diharapkan banyak warga Maya sebagai era yang akan mendatakan perbaikan pada kondisi hidup mereka.

Virgilio Alvarez, pakar ilmu sosial dan kepala fakultas ilmu sosial di Institut Ilmu Sosial Amerika Latin FLACSO, beranggapan, banyak media memanfaatkan kalender Maya untuk membuat laporan yang eksotis, di mana tidak mengetengahkan tentang realitas Maya saat ini, namun murni hanya cerita rakyat. “Kadang Maya ditampilan romantis: miskin, masyarakat adat liar, yang harus dibantu, selama mereka masih mengenakan bulu di atas kepala. Tapi di pasar Amerika Latin, dalam proses globalisasi, terutama masyarakat adat dianggap sebagai kelompok konsumen oleh perusahaan-perusahaan transnasional. Mereka ingin menjual ponsel dan komputer tablet. Dan solidaritas dengan Amerika Latin, khususnya di Eropa, menjadi hilang. Meskipun Eropa memikul tanggung jawab besar atas penghancuran budaya Maya.“

Dalam sebuah pernyataan bersama, para pemimpin spiritual masyarakat Maya di Guatemala mengungkapkan keprihatinan dan harapan mereka akan era baru: “Dunia berbicara mengenai kerusakan alam, konsekuensi perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati. Kami, bangsa Maya, merasakan perubahan iklim ini secara langsung. Lebih dari 80 persen suku kami hidup dalam kemiskinan. Gunung, hutan, dan sungai milik kami dicuri perusahaan-perusahaan besar, yang membangun pembangkit listrik, pertambangan, mengeksplorasi minyak, dan mengelola pertanian monokultur. Sumber daya alam kami dirampas, hak-hak kami dilangar, sama seperti 400 tahun lalu, saat baktum 13 dimulai.“

Maya Kalender Weltuntergang Dezember 2012 Guatemala
Akhir sebuah era bagi suku Maya adalah harapan baruFoto: DW/A. Boueke

Harapan Masa Depan Lebih Baik

Salah seorang yang turut menulis pernyataan ini adalah Vitalino Similox, dari suku Maya Kaquchikel. Ia merupakan pendeta gereja Presbiterian. Pada tahun 1998 ia menjadi calon wakil presiden mendampingi pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Rigoberta Menchú. Menurutnya, pergantian waktu merupakan harapan berakhirnya era penderitaan. Sudah tiba saatnya untuk memulai masa penyembuhan.

“Para pemimpin spiritual mengatakan, setiap orang dilahirkan dengan karunia tertentu. Pada baktum terakhir ini, terutama telah lahir banyak anak yang berbakat. Ini memberikan harapan baru bahwa mereka akan menghidupkan kembali matematika, ilmu pengetahuan, astronomi dan seni Maya. Oleh karena itu bukan satu ilusi untuk percaya bahwa sejalan dengan waktu, bangsa Maya akan kembali menjadi kuat.“