1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mendaur Ulang Sisa Makanan Restoran

Milton Bragatti1 Januari 2013

Di banyak hotel dan restoran, sisa makanan kerap terbuang. Di Brazil, sebuah hotel terkenal di Rio de Janeiro menjadi yang terdepan dalam mengembangkan ide unik, memanfaatkan sisa makanan dari restorannya.

https://p.dw.com/p/17Aua
Copacabana, Rio de JaneiroFoto: ekaterina_belova / Fotlia

Di sebuah hotel mewah di Rio de Janeiro tampak seorang musisi memainkan piano saat para pengunjung duduk menikmati jamuan makan malam, di samping kolam renang tanpa atap di tengah-tengah gedung putih menawan bergaya Italia. Di sekelilingnya cahaya lampu berkilau terpantul dari birunya air di kolam.

Restoran ini merupakan bagian dari hotel terkenal di Rio de Janeiro ini yang bernama Copacabana Palace. Berlokasi di di kawasan mewah Copacabana. Banyak tokoh terkenal pernah bermalam di sini, di antaranya Marlene Dietrich, Rita Hayworth, Putri Diana atau Lady Diana Spencer dan Mick Jagger.

Namun hotel tersebut bukan sekedar menampilkan kemewahan. Di era modern ini, mereka mempromosikan pemanfaatkan daur ulang. Mereka mengubah sisa-sisa produk restoran di hotel itu menjadi sesuatu yang bisa digunakan lagi. Hotel Copacabana Palace memenangkan penghargaan praktik bisnis berkelanjutan.

Di Brazil, sebagaimana di banyak negara lain, terdapat aturan ketat yang melarang restoran memberikan sisa makanan bagi orang miskin atau orang-orang yang hidup di penampungan. Karena terbentur aturan itu, manajemen Hotel Copacabana membuat program yang diharapkan dapat menyiasati sisa-sisa makanan agar tak terbuang percuma.

Copacabana Palace Hotel in Rio de Janeiro
Hotel Copacabana Palace di Rio de JaneiroFoto: picture-alliance/dpa

Dari Ekonomi ke Ramah Lingkungan

Diluncurkan tahun 2008, program daur ulang pada restoran di hotel Copacabana terus berlanjut. Setiap tahunnya mereka menyisakan lebih dari 7000 liter minyak dan mempergunakan 50 ton botol. Botol bekas dan sisa minyak tersebut kemudian didaur ulang. Mereka membuat pupuk dari sisa makanan.

Direkur teknik Hotel Copacabana Palace, Paulo Andre Pozzobon, menceritakan sistemnya: “Mulanya karena alasan ekonomis. Lalu kemudian berlanjut ke pola pikir perlunya melakukan hal yang berkaitan dengan kegiatan ramah lingkungan dan berkeadilan sosial.“

Ditambahkannya, “Kami meneliti dan menyadari tingginya biaya pengolahan limbah. Dan kami ingin mengurangi jumlah sampah untuk mengurangi ongkos tersebut. Kami membeli mesin untuk menghancurkan sampah organik yang dihasilkan restoran dan pada akhirnya berhasil mengurangi sampah tersebut hingga 80 persen.“

Harta Karun di Sampah.

Tahun 2009 Hotel Copacabana Palace mendapat penghargaan upaya keberlanjutan dari Asosiasi Hotel di Brazil dan kini memimpin di bisnis ramah lingkungan. Praktik-praktik ramah lingkungan menyebar dari restoran ke bagian-bagian lain di hotel itu. Hotel tersebut kemudian mendaur ulang berbagai hal, mulai dari buket bunga dan plastik-plastik, hingga cangkang kelapa dan pucuk nanas yang tak terpakai.

Meskipun praktik daur ulang ini sangat menguntungkan dari segi ekonomi, banyak restoran lain di Rio de Janeiro terus saja membuang sisa makanan ke tempat sampah. 200 kg hingga 1000 kg sisa makanan dari restoran di kota itu setiap harinya terbuang begitu saja.

Obst-, Gemüse- und andere Lebensmittelabfälle lagern am Donnerstag (25.08.2011) in der mechanischen Aufbereitungsanlage der Biowerk- Biogasanlage der Stadtreinigung in Hamburg. Essensreste und Biomüll werden immer öfter zu Energie. Geht es nach dem Umweltbundesamt, könnte das Modell zur Energiewende beitragen. So könnte die Konkurrenz zu Nahrungsmitteln durch immer mehr Mais in Biogasanlagen abgeschwächt werden. Foto: Christian Charisius dpa/lno (zu dpa-KORR: "Gammelfleisch als Energielieferant" vom 26.08.2011) +++(c) dpa - Bildfunk+++
Sampah biologi untuk pupukFoto: picture-alliance/dpa

Seorang pengusaha bisnis ramah lingkungan Álvaro Oliveira mengelola usaha pembuatan kompos bernama VideVerde. Ia melihat pasar yang baik untuk sektor itu di Brazil.

"Kami ke Jepang mempelajari bagaimana mereka memanfaatkan sisa sampah dan mengunjungi perusahaan kompos di sana, serta mempelajari teknologinya. Lebih lanjut Oliveira mengungkapkan,“Kami ingin mencoba untuk mencontoh teknologi itu di Brazil di mana terdapat kebutuhan yang tinggi akan kompos.“

Menebar Bakteri

Perusahaan Oliveira mengumpulkan sampah organiknya dari restoran-restoran, lalu mengubahnya menjadi materi kompos yang sehat.

"Ini merupakan transformasi biologis dari sampah organik menjadi kompos dengan menggunakan mikro organisme atau bakteri,“ dijelaskannya lebih lanjut, “Ketika menerima sampah-sampah organik itu, kami lalu menebarkan bakteri di atasnya.“

Semua pekerja antusias jika melihat sampah organik yang dapang, meskipun tentu saja seperti sampah dan sedikit bau. Kemudian, dalam 45 hari, dilakukan penguraian sampah organik dan menjadikannya kompos organik murni. Demikian Oliveira.

Hasilnya, dapat dilihat misalnya di bagian serba-serbi kebun di supermarket di Rio de Janeiro. Kompos dikemas dan dijual sebagai pupuk penyubur makanan.

“Orang-orang membelinya dan kadang jika saya kembali lagi pada bulan berikutnya, saya dengar orang-orang yang membelinya menceritakannya kepada kawan-kawannya, memujinya dan menyarankan mereka untuk membelinya.“ Oliveira mengatakan, “Sungguh memuaskan. Mendengar hal itu jauh lebih memberi rasa puas ketimbang menerima upah pembuatannya. Karena dengan demikian kita tahu bahwa produknya diterima masyarakat.”

Contoh bagi Perubahan

Teknisi Hotel Copacabana Palace, Paulo Andre Pozzobon berharap upaya yang dilakukan hotelnya dan juga contoh yang diberikan Oliveira dalam pengelolaan sampah, dapat semakin meluas ke seluruh Rio de Janeiro.

Pozzobon yakin perusahaan-perusahaan akan dapat meningkatkan keuntungan mereka, dengan mengubah sampah menjadi sesuatu yang berguna. Selain itu juga dapat membangun citra ramah lingkungan untuk perusahaan itu sendiri.