1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mahkamah Konstitusi Perkuat Hak Adopsi Homoseksual

20 Februari 2013

Mahkamah Konstitusi Jerman dan Mahkamah Eropa untuk HAM mengakui persamaan hak pasangan homoseksual. Yakni dengan memberi hak adopsi lebih besar bagi partner dalam pasangan homoseksual atau sesama jenis.

https://p.dw.com/p/17hwa
ARCHIV - ILLUSTRATION - Zwei Männer sitzen am 04.11.2010 mit einem Kind auf einer Parkbank in den Herrenhäuser Gärten in Hannover. Foto: Michael Löwa/dpa (zu dpa: "Richter stoppen Adoptionsverbote für Homosexuelle" vom 19.02.2013) +++(c) dpa - Bildfunk+++
Mahkamah Konstitusi perkuat hak adopsi pasangan homoseksualFoto: picture-alliance/dpa

Ingmar Zöller ingin menjadi ayah. Selama ini hanya suaminya, Thomas Weller yang secara hukum dipandang sebagai ayah kedua anak, yang diurus sarjana ekonomi itu di rumahnya di Berlin. Selama ini pasangan homoseksual di Jerman tidak mungkin bersama-sama mengadopsi anak. Hanya anak kandung dari hubungan heteroseksual (pria dan perempuan-red) terdahulu, yang mungkin untuk diadopsi oleh partner baru dalam suatu hubungan homoseksual.

Namun apa yang disebut adopsi suksesif, dimana salah satu partner dalam hubungan homoseksual sebelumnya sudah mengadopsi anak, dan partner homoseksualnya menyusul ingin menjadi bagian orang tua adopsi dari anak itu, tidak diijinkan. Berbeda halnya dalam hubungan heteroseksual. "Itu benar-benar tidak adil,“ kata Zöller kepada DW. "Tapi dengan keputusan itu kini berarti saya akhirnya secara resmi, seperti yang sudah saya lakukan sebelumnya, ayah dari kedua anak saya.“

Der Erste Senat des Bundesverfassungsgerichts, v.l. Gabriele Britz, Ferdinand Kirchhof (Vorsitz) und Reinhard Gaier, verkündet am 19.02.2013 in Karlsruhe (Baden-Württemberg) im Bundesverfassungsgericht sein Urteil über das Adoptionsrecht in homosexuellen Lebenspartnerschaften. Laut dem Urteil hat das Gericht Beschränkungen beim Adoptionsrecht homosexueller Lebenspartner für verfassungswidrig erklärt. Das bisherige Verbot der sogenannten Sukzessivadoption verstoße gegen das Recht auf Gleichbehandlung. Foto: Uli Deck/dpa
Mahkamah Konstitusi Karlsruhe saat umumkan putusan hak adopsi homoseksual (19/2)Foto: picture alliance / dpa

Jerman Masih Tetap Tertinggal

Apa yang dialami Ingmar Zöller dan Thomas Welter, selama ini juga terjadi pada pasangan-pasangan sejenis atau homoseksual yang lain. Karena itu dua perempuan lesbian dari Münster mengajukan masalah itu ke Mahkamah Konstitusi Jerman di Karlsruhe. Mahkamah tertinggi Jerman itu membenarkan hak keduanya. Selasa (19/2) hakim Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa larangan adopsi suksesif melanggar hak perlakuan yang sama.

Keputusan ini penting, karena ini memberikan sinyal bahwa partner dalam hubungan sama jenis, tidak didiskriminasi,“ demikian pembela hak keluarga Nina Dethloff kepada radio Saarland. "Terutama kini diakui, dimana mereka dapat menjadi orang tua yang baik, seperti partner pada hubungan berjenis kelamin berbeda.“

Zwei Männer gehen mit einem kleinen Jungen an der Hand über einen Steg an der Ostsee in Timmendorfer Strand im Juli 2012. Foto: Wolfram Steinberg
Simbol gambar anak dengan orang tua pasangan homoseksualFoto: picture alliance / Wolfram Steinberg

Di Eropa Jerman masih jauh ketinggalan. Di Belanda, Belgia, Spanyol, Inggris, Swedia, Norwegia, Denmark, Islandia dan baru-baru ini di Perancis, diijinkan adopsi oleh pasangan sama jenis. Adopsi anak tiri, dimana pasangan homoseksual boleh mengadopsi anak kandung partnernya, saat ini mungkin dilakukan di Finlandia, Swiss dan Slowenia.

Pandangan dari Segi Psikologis

Pakar psikologi menilai, bahwa kehidupan dalam hubungan orang tua sama jenis tidak merugikan perkembangan anak laki-laki atau anak perempuan. "Anak-anak dapat hidup lebih baik pada orang tua homoseksual, daripada dalam kehidupan keluarga yang rusak pada orang tua heteroseksual.“

Demikian dikatakan terapis keluarga Gundula Femmer kepada Deutsche Welle. Marion Schwarz, ketua perhimpuan terapis anak dan remaja kepada stasiun WDR mengatakan, hubungan sosial yang dapat diandalkan antara anak dan orang tualah yang menentukan. "Jenis kelamin hanya berperan sekunder.“

Sebaliknya Perhimpunan Keluarga Jerman bernada kritis terhadap keputusan Mahkamah Konstitusi. Adopsi suksesif mempengaruhi negatif kondisi anak. Anak-anak dari keluarga homoseksual didiskriminasi dan dikucilkan. Tapi psikoterapis Schwarz berpandangan lain, "anak-anak sudah hidup dalam kehidupan bersama ini.“ Ditambahkannya, "Mengapa tindakan adopsi kedua akan menjadi pengucilan, bagi saya ini tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan setiap dasar-dasar ilmiah.“ Terapis keluarga Femmer membenarkan hal itu. „Apakah salah satu atau kedua orang tua secara hukum bertanggung jawab untuk anak ini, tidak mengubah perkembangannya.“ Meskipun demikian penting, dimana kedua orang tua secara hukum juga bertanggung jawab untuk sang anak.

Algeciras, SPAIN: Lesbian couple Antonia M.M (L) and Maria Angeles Z.E walk along the promenade in Algeciras, southern Spain, 17 October 2006. In a landmark ruling Tuesday, a Spanish court has recognised Antonia M.M as the second mother of her partner's in vitro-conceived child. It's the first time married women had been recognized by the state as mothers of a child born through artificial insemination without having to pass through the adoption process. AFP PHOTO/ JOSE LUIS ROCA (Photo credit should read JOSE LUIS ROCA/AFP/Getty Images)
Simbol gambar pasangan lesbian dengan anakFoto: Getty Images

Menurut studi kementerian kehakiman Jerman tahun 2009, pada saat itu sekitar 16 ribu anak di Jerman hidup dalam apa yang disebut keluarga pelangi. Yakni punya dua ibu lesbian, atau dua ayah gay. Sementara berdasarkan data Badan Statistik Jerman tahun 2011 di Jerman ada 67 ribu pasangan homoseksual (sesama jenis) dengan atau tanpa surat nikah.