1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pria Botak Rentan Sakit Jantung

5 April 2013

Pria botak memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung. Khususnya pria yang mengalami kebotakan di ubun-ubun kepala. Demikian hasil penelitian Universitas Tokyo.

https://p.dw.com/p/189oA
Foto: Fotolia/Sabimm

Tim ilmuwan dari Universitas Tokyo di Jepang menganalisa ulang hasil dari enam penelitian pola kebotakan pada laki-laki dan risiko penyakit jantung koroner yang dilaksanakan antara tahun 1993 hingga 2008. Risetnya melibatkan hampir 40.000 pria di Amerika Serikat dan Eropa.

Sekitar 30 hingga 40 persen pria usia dewasa mengalami kebotakan dan di usia 80 tahun jumlahnya mencapai 80 persen. Lima penelitian membenarkan adanya kaitan antara kebotakan dan penyakit jantung.

Herzinfarkt
Pria botak lebih mungkin terkena resiko serangan jantung?Foto: Max-Planck-Institut

Hasil analisa menunjukkan, pria botak resikonya tiga kali lebih tinggi mengalami masalah jantung dibandingkan yang masih memiliki rambut. Lokasi kebotakan juga mempengaruhi tingkat risiko. Terutama pria yang mengalami kebotakan di ubun-ubun kepala harus lebih waspada.

Temuan ini menunjukkan, kebotakan di ubun-ubun lebih erat kaitannya dengan penyakit jantung koroner dibandingkan kebotakan di bagian depan. Faktor risiko penyakit jantung harus diperhatikan lebih seksama oleh pria yang botak di ubun-ubun. Khususnya pria yang masih muda. Mereka harus memperbaiki profil kesehatan jantungnya, demikian saran berkaitan hasil penelitian.

Penelitan Lanjutan

Para ilmuwan Tokyo juga mendesak agar diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi penemuan itu. Sejauh ini mekanisme kaitan antara kebotakan dan penyakit jantung belum jelas.

Para peneliti membuat analisa mengacu pada hasil penemuan sebelumnya, mengenai hubungan antara kebotakan dengan resistensi insulin, diabetes, radang kronis atau masalah testoteron. Semuanya bisa berdampak pada penyakit jantung.

Namun, beberapa pakar kesehatan meragukan kebenaran hasil penelitian tersebut. Analisa para peneliti dianggap masih kurang memberikan bukti kuat. Bisa saja ada faktor lain yang turut menentukan.

Doireann Maddock dari British Heart Foundation mengatakan kepada harian Guardian, "Ini hal menarik. Tapi pria botak tidak perlu langsung khawatir. Yang lebih penting adalah memperhatikan berat tubuh, dibandingkan masalah rambut."

vlz/as (afp, ap)