1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kunjungan Calon Mitra Masa Depan

Maximilian Hofmann21 Mei 2013

Presiden Myanmar disambut dengan jamuan kenegaraan oleh Presiden AS, Barack Obama. Itu lebih dari sekedar imbalan bagi pembukaan negara militer tersebut. Itu juga tanda harapan AS atas Myanmar.

https://p.dw.com/p/18bKK
U.S. President Barack Obama shakes hands with Myanmar's President Thein Sein in the Oval Office at the White House in Washington May 20, 2013. Obama will walk a fine line between fostering a U.S. ally in China's backyard and trying to defend human rights on Monday when Thein Sein becomes the first head of his country to visit the White House in 47 years. REUTERS/Larry Downing (UNITED STATES - Tags: POLITICS)
Präsident Thein Sein Myanmar Besuch USAFoto: Reuters

47 tahun. Selama itu AS tidak menerima kedatangan pemimpin pemerintahan Myanmar. "Itu kunjungan bersejarah." Demikian seruan pakar seperti Ernest Bower dari Center for Strategic and International Studies (CSIS). Padahal kunjungan Presiden Thein Sein ke AS tidak menghasilkan sesuatu yang berarti. Bahkan konferensi pers dari kedua presiden tidak ada. Tetapi di balik layar, AS sedang membangun kemitraan dengan makna geopolitik besar dengan Myanmar.

Bayangan Cina

Salah satu tindakan Thein Sein sebagai presiden diambil 2011, yaitu membatalkan rencana pendirian bendungan besar-besaran. Di AS itu mendapat perhatian besar, karena Cina berada di balik rencana ini. Presiden baru tampaknya ingin melepaskan diri dari cengkeraman negara tetangga. Pembukaan Myanmar yang belum seberapa itu ingin digunakan sebaik mungkin oleh AS. Juga Obama menempatkan titik berat kehadiran militer AS di wilayah Asia-Pasifik. Itu isyarat jelas ke arah Cina, yang meningkatkan 175% anggaran militernya dalam 10 tahun terakhir.

Letak Myanmar yang berada di antara India dan Cina sangat strategis, dijelaskan Bower. Menurut pakar dari CSIS, itulah sikap baru AS terhadap Asia dan Pasifik, dan Myanmar menjadi penghubung antara Asia Selatan dan Asia Timur. Ditambah lagi, Myanmar yang kaya akan sumber daya alam punya potensi besar untuk jadi mitra perdagangan.

Bagi Obama, hubungan baru itu tidak hanya mendatangkan keuntungan. Ia harus mendukung langkah demokrasi di Myanmar, yang berjalan lambat, di lain pihak ia hendak mengecam keadaan hak asasi di negara itu. Di Myanmar warga minoritas muslim masih ditekan secara brutal. Namun demikian, Bower penuh harapan. Ia yakin, Presiden Thein Sein benar-benar menginginkan reformasi.

Sementara itu, di AS sendiri, protes terhadap haluan bersahabat yang diambil Obama hanya sedikit, dan tidak datang dari partai-partai besar, melainkan dari kelompok-kelompok kecil.

[39604119] Myanmar president Thein Sein visits to United States of America epa03705259 Myanmar president Thein Sein (C) arrives at Yangon International Airport, in Yangon, Myanmar, 17 May 2013. Myanmar president Thein Sein departed for his landmark visit to United States of America as the first Myanmar president for almost half a century after dictator General Nay Win's visit on 1964. EPA/LYNN BO BO
Thein Sein dalam kunjungan di ASFoto: picture-alliance/dpa

Membuka Pintu Lebih Besar Lagi

Mayoritas warga AS mengikuti tradisi mendukung negara yang berusaha lepas dari masa lalu yang tidak demokratis. Tetapi banyak orang belum percaya, karena Presiden Thein Sein sejauh ini hanya memenuhi sedikit janjinya. Ia memang membebaskan tahanan politik, tetapi blokade atas kantor Komisaris Tinggi PBB untuk HAM di Myanmar belum dicabut.

Tetapi seluruh pemerintahan Obama rupanya bersedia untuk berpikir positif. Mereka menggunakan pembukaan diri Myanmar, yang hanya berupa celah sempit, untuk menanamkan pengaruh. Sekarang pembukaan harus diperluas, untuk kepentingan Myanmar dan kepentingan AS.