1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Asia Tambah Senjata Nuklir

cp/ab (dpa, ap)3 Juni 2013

Cina, India dan Pakistan meningkatkan persenjataan nuklir dalam setahun terakhir menurut sebuah institut riset perdamaian di Swedia. Sementara negara berkekuatan besar justru mempertahankan suplai.

https://p.dw.com/p/18ikF
Foto: FAROOQ NAEEM/AFP/Getty Images

Cina kini memiliki 250 hulu ledak nuklir, dibandingkan dengan 240 pada tahun 2012, menurut laporan tahunan Institut Riset Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI). Namun SIPRI menambahkan bahwa Cina "sangat tidak transparan" kalau menyangkut persenjataan nuklir mereka.

Pakistan menambah 10 hulu ledak nuklir menjadi antara 100 hingga 120. Jumlah yang sama juga ditambahkan India menjadi antara 90 sampai 100.

Pertumbuhan ini menjadi bagian apa yang disebut SIPRI sebagai perdamaian yang "rapuh" di Asia terlihat dari meningkatnya ketegangan sejak tahun 2008 antara India dan Pakistan, Cina dan Jepang, dan kedua Korea.

"Sementara negara menghindari konflik langsung dan berhenti mendukung gerakan pemberontak, kecurigaan berdekade lamanya tetap ada dan integrasi ekonomi belum diikuti integrasi politik," jelas SIPRI.

Grafik pengimpor senjata terbesar di Asia
Grafik pengimpor senjata terbesar di Asia

Minim perubahan dari kekuatan besar

Ada 17.265 hulu ledak nuklir aktif di dunia, baik yang berada dalam penyimpanan atau yang siap dilucuti. Ada pengurangan sekitar 1.700 hulu ledak nuklir dibandingkan 2011, terutama karena pemotongan oleh Rusia dan Amerika Serikat. Rusia mengurangi total dari 10.000 menjadi 8.500, sedangkan Amerika Serikat dari 8.000 menjadi 7.700.

Perancis mempertahankan persenjataannya dengan 300 hulu ledak nuklir, sementara Inggris bertahan pada 225 dan Israel pada 80. Korea Utara dan Iran tidak masuk hitungan karena program mereka dianggap masih berada dalam tahap awal.

Program nuklir negara-negara berkekuatan besar yang berada dalam tahap perencanaan atau tengah berjalan termasuk memodernisasi hulu ledak nuklir dan sistem pengiriman termasuk pesawat, kapal selam dan rudal.

"Lagi-lagi tidak ada tanda-tanda bahwa negara-negara pemilik senjata nuklir benar-benar mau mengorbankan persenjataan nuklir," ujar periset senior SIPRI Shannon Kile.

Masih jauh dari dunia tanpa nuklir

Upaya untuk mengurangi jumlah senjata bom tandan tampaknya tidak berbuah. Bom curah dilepaskan dari udara atau meriam dan memencarkan ratusan bom kecil ke areal kecil, otomatis menjadi ancaman besar bagi warga sipil. Brasil, Cina, Mesir, India, Israel, Rusia, Korea Selatan dan Amerika Serikat adalah produsen utama senjata tersebut.

SIPRI juga mengatakan Amerika Serikat dan Rusia belum menghancurkan seluruh senjata kimia mereka pada tahun 2012 seperti dijanjikan.

Jumlah pasukan penjaga perdamaian yang diturunkan di seluruh dunia turun 10 persen dari tahun 2012. Penurunan itu sebagian terlihat dari penarikan awal pasukan internasional dari Afghanistan.

SIPRI juga melaporkan penurunan pertama dalam anggaran belanja senjata global sejak tahun 1998, dengan penurunan sebesar 0,5 persen tahun 2012. Sekitar 1,75 triliun Dolar dikeluarkan seluruh pemerintahan di dunia tahun 2012, dengan Washington kembali memimpin daftar tersebut. Meski Amerika Serikat membukukan sedikit penurunan, negara itu masih mengeluarkan lebih dari anggaran belanja 10 negara tertinggi berikutnya apabila digabungkan.

cp/ab (dpa, ap)