1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Turisme di Turki Terpukul Protes

Senada Sokollu11 Juni 2013

Protes di Turki berdampak pada ekonomi. Pasar bursa dan turisme terpukul. Tapi ada masalah struktural yang juga harus diperbaiki. PM Erdogan pun bersedia untuk menemui demonstran.

https://p.dw.com/p/18nR4
Foto: Marco Longari/AFP/Getty Images

"Boikot“ itulah kata kunci para demonstran Turki, di samping aksi-aksi protes. Semakin banyak penentang pemerintah yang menarik tabungan dan menutup kartu kredit mereka di GarantiBank, lembaga keuangan ketiga terbesar Turki.

Alasannya: sebagian besar saham GarantiBank milik perusahaan Dogus Holding. Perusahaan ini juga menguasai televisi NTV, yang memiliki jaringan penyiaran berita terbesar. Dan, seperti banyak siaran televisi lainnya, hampir tidak pernah memberitakan perkembangan gerakan protes.

Türkei Beitrittsverhandlungen Börse Istanbul Reaktionen Zeitung
Pasar Bursa IstanbulFoto: AP

Aksi boikot itu berdampak besar. "35 hingga 40 juta Lira“ - sekitar 17,6 milyar Rupiah – itulah jumlah kapital yang ditarik dari bank pekan lalu, sekitar 1500 kartu kredit dikembalikan”, ungkap direktur Garantibank Ergun Ozen. Selain itu di depan berbagai restoran milik Dogus Holding, terlihat banyak demonstran yang sambil bertepuk tangan menyerukan agar para pelanggan bangun dan pergi. "Kalk!", teriak mereka "Bangun!", lalu tak sedikit pelanggan yang angkat kaki.

Yang Menang dan Yang Kalah

Sejumlah usaha diuntungkan oleh aksi di lapangan Taksim di Istanbul. Ahmet Durmus, pemilik restoran Rouge di dekat Taman Gezi menceritakan bahwa dulu toko-toko di sekitar taman sepi karena banyak jalan ditutup karena pembangunan. Lanjutnya, "Sekarang ada para demonstran di sini dan kami memasok kebutuhan mereka“. Pengalaman pengasong bendera juga serupa. Pengasong muda itu gembira karena penghasilannya bertambah. "Dulu saya harus ke acara-acara konser untuk menjual dagangan, sekarang saya cuma perlu berdiri di sini.“

Flash-Galerie Bilder der Woche Türkin Einkauf
Foto: picture-alliance/dpa

Namun semakin banyak orang Turki yang ikut protes, semakin sedikit pula turis yang datang. Ini amat terasa oleh pemilik toko souvenir Rifat Güzel. Kesal ia menunggu pelanggan yang tak kunjung muncul. “Bisnis saya merugi 85 hingga 90 persen. Aksi protes ini betul-betul bikin bangkrut”, dikatakan dia kepada Deutsche Welle. Ekonom Seyfettin Gürsel mengkonfirmasi bahwa unjuk rasa berkepanjangan berdampak langsung pada pariwisata.

Kerugian Besar Ekonomi

Nyatanya seluruh ekonomi terpukul oleh aksi protes. Indeks Bursa Istanbul jatuh 10,5 persen dan berada pada posisi terendah sejak awal Maret. Nilai mata uang Turki, Lira juga jatuh terhadap Dolar dan Euro. Menurut direktur Fakultas Ekonomi dari Universitas Bahcesehir di Istanbul, Seyfettin Gürsel, investasi langsung sangat tinggi sebelum krisis. "Inilah yang selama ini menutupi defisit yang terjadi karena dengan krisis ini investasi asing menurun banyak“.

Demonstrationen in der Türkei Istanbul Juni 2013
Foto: Reuters

Namun Gürsel menambahkan, secara umum masalahnya lebih struktural. "Defisit yang terjadi terutama ditutup melalui pinjaman, kredit jangka pendek dan investasi singkat di pasar bursa. Ini juga kelemahan struktural“. Turki membutuhkan reformasi di sektor ekonomi, khususnya di sektor lapangan kerja dan perpajakan, tandas Gürsel. "Sayangnya setelah pemilu, reformasi yang dijanjikan ditunda lagi. Saya tidak yakin, apakah pemerintah menyadari masalah ini“.

Investor Sudah Lama Skeptis

Pengurasan modal sudah berlangsung sejak sebelum kerusuhan berlangsung, tandas Mustafa Sönmez, ekonom dan jurnalis Turki. "Rangkaian protes kini memang meningkatkan arus modal ke luar, karena itu terkait dengan keamanan. Selain itu pada hubungan dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat. Para investor merasa terganggu“. Sönmez memperkirakan, apabila kekerasan berlanjut dan pemerintah tidak mulai berdialog dengan demonstran, maka situasi ekonomi Turki akan semakin buruk.