1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Virus Flu Burung H7N9 Menular Antar Manusia

7 Agustus 2013

Para ilmuwan Cina melaporkan kasus pertama penularan virus H7N9 antar manusia. Selama ini, virus tersebut menular dari hewan ke manusia. Temuan terbaru ini, meningkatkan kecemasan akan ancaman maut flu burung.

https://p.dw.com/p/19LFj
Foto: picture-alliance/AP

Perkembangan terbaru ini “mencemaskan” dan harus secara dekat diamati, demikian dikatakan tim ahli sebagaimana diungkapkan dalam jurnal tentang kesehatan di Inggris BMJ.com, yang percaya bahwa perpindahan dari burung ke manusia, masih yang lebih banyak dibanding penyebaran antar manusia.

“Masyarakat tidak perlu panik,“ kata seorang ahli penyebaran penyakit Chang-jun Bao dari Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit di provinsi Jiangsu, Cina, yang paling banyak mengalami kasus flu burung.

“Perpindahan virus yang baru ini …tidak begitu efektif,“ kata Bao yang ikut menulis di jurnal tersebut.

Faktor kesamaan genetik

Para ahli sejak lama takut virus itu akan bermutasi menjadi bentuk yang bisa dengan mudah berpindah dari satu manusia ke manusia lain.

Dalam studi terbaru, Bao dan timnya melaporkan kasus yang menimpa seorang laki-laki  berusia 60 tahun yang meninggal di rumah sakit setelah terpapar virus H7N9, yang kelihatannya telah ia tularkan kepada anak perempuannya.

Perempuan berusia 32 tahun yang telah merawat ayahnya lebih dari satu pekan itu, juga akhirnya meninggal di rumah sakit.

Ia diketahui tidak punya akses untuk berpotensi tertular dari unggas, yang membawa para penyelidik menyimpulkan bahwa “penjelasan yang paling mungkin“ untuk penyakitnya adalah transmisi virus secara langsung dari ayahnya, yang secara rutin mengunjungi pasar unggas hidup.

“Selain paparan sekresi pernafasan dari ayahnya selama ia merawat, anak perempuan itu tidak terkena paparan dari unggas atau sumber infeksi lainnya,“ kata Bao.

Uji genetik atas sampel virus dari dua pasien itu juga terungkap “hampir identik”.

Meskipun bukti ini menunjukkan penularan langsung, namun kemampuan virus untuk berpindah antar manusia “terbatas dan tidak berkelanjutan,“ demikian diungkapkan oleh artikel di jurnal tersebut. Tak ada dari 43 orang yang memiliki kontak dekat dengan kedua pasien itu, termasuk para staf rumah sakit, yang terjangkit.

“Temuan ini menujukkan bahwa kerentanan genetik mungkin berpotensi menjadi salah satu faktor penentu dan bahwa virus avian influenza… lebih mudah menular antar individu yang memiliki kaitan genetik,“ demikian menurut artikel tersebut.

Terjadi pada varian virus flu burung lain

Ketika memberikan komentar atas artikel di website jurnal BMJ tersebut, peneliti James Rudge dan Richard Coker dari lembaga Communicable Diseases Policy Research Group di Thailand mengatakan bahwa itu telah memberikan “bukti terkuat” terjadinya transmisi H7N9 antar manusia.

“Apakah ini menyiratkan bahwa H7N9 telah satu langkah mendekat untuk menuju beradaptasi sepenuhnya dengan manusia? Mungkin tidak,“ tulis mereka.

Kasus ganjil penyebaran antar manusia juga dilaporkan terjadi pada jenis virus flu burung lainnya seperti H5N1 dan H7N7 -- tapi tak ada yang bermutasi menjadi bentuk yang dengan mudah menyebar, sehingga melihatnya terjadi pada H7N9 tidaklah mengejutkan.

ab/hp (afp,ap,dpa)