1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Intaian Gelombang Monster

Frank Grotelüschen25 September 2013

Gelombang raksasa atau gelombang monster merupakan salah satu penyebab terjadinya kecelakaan di laut. Para peneliti berusaha melakuan penelitian agar awak kapal dapat mengantisipasinya.

https://p.dw.com/p/19oSD
Foto: picture-alliance/dpa

Dari anjungan kapal pesiar “Sea Princess", juru mudi memandang ke samudera. Badai menghantam, laut terombang-ambing. Tiba-tiba entah dari mana gelombang besar menggulung, menghempas kapal. Kekuatan air dalam bentuk ombak memukul dan merobek lambung kapal. Kru „Sea Princess“ terkejut, namun tak terjadi kerusakan parah.

Kapal-kapal lain tak banyak yang seberuntung itu. "Ada banyak kecelakaan serius di laut lepas, akibat gelombang raksasa," kata Norbert Hoffmann, yang bekerja untuk Institut Mekanik dan Teknik Kelautan Universitas Teknologi (TU) Hamburg.

Pada tahun 1978, kapal kontainer München yang mengangkut 28 awak tenggelam setelah diterjang gelombang raksasa di utara Atlantik. Pada tahun 1984, gelombang raksasa yang juga dikenal sebagai gelombang aneh menenggelamkan sebuah anjungan lepas pantai di sekitar Kanada. Pada tahun 2002, gelombang raksasa menerjang kapal tanker "Prestige" hingga hancur dan menyebabkan tumpahnya minyak di pantai Atlantik Spanyol.

Raksasa gelombang benar-benar ada

Menurut para pakar, setiap tahunnya sekitar 10 kapal menjadi korban gelombang raksasa, beberapa di antaranya hantamannya begitu kuat hingga menenggelamkan kapal.

Untuk menghindari kecelakaan serupa akibat gelombang monster ini di masa depan, tim peneliti dari Universitas Teknologi Hamburg bekerja keras memprediksi terjadinya gelombang seakurat mungkin. Mereka telah mengembangkan teori yang menjelaskan bagaimana gelombang monster terjadi. Di laboratorium, mereka menguji teori itu: Dengan menekan sebuah tombol, para peneliti menciptakan miniatur ombak raksasa pada sebuah kanal.

Hitung-hitungan gelombang

Tim yang dipimpin Hoffmann ingin memahami bagaimana gelombang monster terbentuk dan bagaimana gelombang itu dapat dijelaskan oleh rumus tertentu. Untuk itu, mereka telah mengembangkan teori baru, berdasarkan pada apa yang disebut matematika non-linear. Rumusan ini memperhitungkan bahwa gelombang-gelombang air bisa saling mempengaruhi: Hempasan angin yang kuat di arus laut tertentu, membentuk gelombang yang dapat menarik energi dari arus di sekitarnya.“

Hoffmann menambahkan, "Selama beberapa menit energi itu menggulung di pusat lokasi tertentu. Ini membentuk gelombang yang luar biasa besarnya, yang kemudian dalam beberapa waktu terlepas kembali."

Sejauh ini, itulah teorinya. Untuk menelaah hal itu lebih lanjut, para peneliti membuat sendiri percobaan di laboratorium kanal gelombang mereka. Seorang teknisi, Amin Chabchoub membuka pintu ke sebuah ruangan. Terdapat di dalamnya, kolam uji coba untuk robot bawah air, tes untuk kran pelabuhan dan kanal gelombang. Bentuknya bagaikan bak mandi rendam yang sangat besar: 15 meter panjangnya, sementara lebarnya 1,5 meter. „Di salah satu ujungnya dipasang katup gelombang yang dengan sebuah hidrolik menimbulkan gelombang, "Chabchoub menjelaskan. "Di ujung lain ada pantai kecil, yang menyerap gelombang yang terjadi, sehingga mereka tidak tumpah kembali."

Wellenkanal
Kanal gelombang di pusat penelitian di HamburgFoto: TU Hamburg-Harburg

Jalan ombak buatan sendiri

Untuk membuat gelombang raksasa buatan, Chabchoub membungkuk di atas PC komputer dan mengklik tetikus atau mouse untuk mengaktifkan sistem komputer. Dengan suara gemuruh, hidrolik bergerak. Pertama, air masih setenang kaca. Tapi kemudian secara bersamaan membentuk pola gelombang, dengan gelombang-gelombang mini yang tingginya mencapai tidak sampai satu inci, dan semuanya terlihat sama persis.

Kemudian terdengar sebuah sentakan singkat: Untuk sesaat katup hidrolik yang dikendalikan akurat oleh komputer, menghentak bolak balik. Gelombang yang dibuat , awalnya tidak berbeda dari yang lain. Tapi ketika melaju dalam saluran, gulungannya semakin besar. Akhirnya, menghantam pantai buatan.

Dari laboratorium ke laut

"Kami telah membandingkan hasil pengujian kami dengan pengukuran nyata, hingga 30 meter gelombang tingginya, "kata Norbert Hoffmann. "Hasilnya: gelombang mini ini mirip dengan gelombang monster. " Bagi para ahli, ini merupakan indikasi penting.

Suatu hari, temuan peneliti harus dapat membantu membuat perkiraan yang akurat - tentang gelombang rakasa. Sehingga dapat mengingatkan kapten kapal, wilayah laut mana yang diperkirakan akan timbul gelombang raksasa. Daerah-daerah laut itu harus dihindari sejauh mungkin dan sebagai tindakan pencegahan, kapal dapat memilih rute lain.