1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

“Seperti Federer atau Ali”

Rizki Nugraha28 Oktober 2013

Sebastian Vettel menjadi pembalap termuda yang memboyong empat gelar juara dunia Formula 1, usai memastikan podium pertama di sirkuit Buddh International, India. Ia kini sejajar dengan Schumacher, Fangio dan Prost.

https://p.dw.com/p/1A77A
Foto: picture-alliance/dpa

Penonton masih bersorak-sorai di tribun utama ketika mobil berwarna biru keunguan itu melesat lewat tikungan akhir sebelum garis finis. Sebastian Vettel baru saja menyudahi parade untuk merayakan kemenangannya di sirkuit Buddh International, India.

Menjelang pintu masuk menuju Parc fermé, mobil RB9 yang dikendarai pemuda kelahiran Heppenheim, Jerman itu tiba-tiba melaju cepat ke arah lintasan utama dan berputar 360 derajat dua kali di depan tribun penonton, meninggalkan jejak ban berwujud donat di atas aspal. Ia kemudian turun dari mobilnya dan mengepalkan tinju ke udara sebelum kemudian melambaikan tangan.

FIA kemudian memberikan denda 25.000 Euro lantaran aksinya dinilai melanggar protokol pasca balapan. Tapi siapa yang peduli - dia, Sebastian Vettel, baru saja masuk dalam daftar kecil pembalap-pembalap terbaik F1 sepanjang masa bersama Michael Schumacher, Juan Manuel Fangio dan Alain Prost.

“Jika Tuhan meracik sebuah cocktail dengan semua kemampuan terbaik seorang pembalap, maka hasilnya adalah Sebastian Vettel,” kata Juara Dunia tiga kali, Niki Lauda yang kini bekerja untuk Mercedes.

Kebangkitan Red Bull

Maka setelah 36 kemenangan Grand Prix, 59 kali podium dan 43 pole position, Vettel berhasil menyabet gelar juara dunia ke-empat berturut-turut, dalam usia yang cuma 26 tahun. “Saya mungkin terlalu muda untuk menyadari dimensinya. Tapi ini sesuatu yang luar biasa” katanya sembari tersenyum.

Prestasi Red Bull bersama pembalap Jerman itu kian mencolok usai GP Italia di Monza yang membuat persaingan di klasemen pembalap cuma eksis sebagai teori semata. Tidak ada pembalap lain yang bekerja dengan konsistensi, akurasi, perhatian terhadap detail dan optimisme seorang Vettel musim ini.

Ketika beberapa pekan lalu ia mengatakan pembalap lain "memilih bersantai di kolam renang seusai balapan, sementara kami masih memeras keringat di bengkel," Vettel tersandung lantaran pilihan kata-kata yang kurang cermat, tapi ucapannya itu tepat mengenai sasaran.

Formel 1 - Sebastian Vettel
Sebastian Vettel membungkuk di hadapan penonton usai menjuarai GP India di Sirkuit Buddh InternationalFoto: picture-alliance/dpa

Vettel bergabung dengan Red Bull Racing menyusul penampilan gemilangnya bersama Scuderia Toro Rosso pada musim 2008. Saat itu tim berlogo banteng merah itu masih tergolong hijau. Kendati sukses meminang desainer McLaren, Adrian Newey sejak 2006, bukan David Coulthard atau Mark Webber yang menghadiahkan pole position dan juara grand prix pertama untuk tim yang bermarkas di Milton Keynes itu, melainkan Sebastian Vettel.

"Seb adalah yang tercepat dengan ban Bridgestone atau Pirelli, ia dominan dengan atau tanpa diffusser. Ia selalu bisa beradaptasi tanpa mengeluh dan tampil terdepan dibandingkan pembalap-pembalap lain," kata Kepala tim Red Bull, Christian Horner mengomentari kemampuan anak asuhnya tersebut.

Dahaga belum terpuaskan

Bersama bocah Heppenheim itu, Red Bull menjelma menjadi tim juara dengan menyabet empat gelar konstruktor berturut-turut. Newey yang sejauh ini telah mendesain kendaraan untuk 10 juara dunia menyamakan kualitas Vettel dengan pembalap-pembalap besar sebelumnya, "tidak lama lagi ia akan diakui sebagai legenda F1," katanya kepada Guardian.

"Kualitas seorang juara dunia juga terlihat dari reaksinya menyikapi kemenangan," tukas Newey. Ucapannya itu terbukti ketika malam berjejak di atas sirkuit, Vettel masih terlihat bersama-sama timnya di garasi Red Bull. Tidak ada perayaan besar, cuma sebotol Champagne dan musik, sembari berbenah untuk menghadapi balapan selanjutnya di Abu Dhabi.

Vettel dijadwalkan terbang langsung ke Zurich untuk menemui kekasihnya dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Abu Dhabi. Dia tidak berhenti usai menjuarai Formula 1. Rekor 13 kemenangan Grand Prix dalam satu musim milik Michael Schumacher masih bisa dipatahkan di sisa tiga balapan musim ini.

Maka setelah pencapaiannya yang luar biasa, dahaga Vettel belum juga terpuaskan.

Bernie Ecclestone, pemilik Formula 1 sesumbar usai menyaksikan teman bermain Backgamon-nya itu menjuarai GP India, "pastinya Vettel adalah pembalap terbaik yang pernah kita saksikan. Ia sekarang seperti Roger Federer atau Muhammad Ali, semua ingin melihat siapa yang bisa mengalahkannya."