1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemerintah Ukraina Sebut Aksi Protes "Kudeta"

3 Desember 2013

Ribuan warga Ukraina terus melangsungkan aksi protes terhadap Presiden Viktor Yanukovych. Perdana Menteri Mykola Azarov menyebut protes oposisi sebagai sebuah aksi kudeta.

https://p.dw.com/p/1AS9J
Foto: Reuters

Aksi protes di Ukraina terus berlangsung. Puluhan ribu orang hari Senin (02/12/13) sempat memblokir kompleks pemerintahan. Mereka berkumpul dan bertahan dalam tenda-tenda darurat di lapangan utama di pusat kota Kiev. Aksi protes itu meluas sejak akhir minggu lalu. Para demonstran awalnya menentang kebijakan Presiden Viktor Yanukovych yang menolak perjanjian kerjasama dengan Uni Eropa.

Perdana Menteri Mykola Azarov mengecam aksi para demonstran. "Memblokir perkerjaan institusi kenegaraan bukanlah aksi damai", kata Azarov dalam pertemuan dengan para duta besar dari Uni Eropa, Kanada dan Amerika Serikat. "Ini semua sudah mengarah pada kudeta" ujarnya dan menambahkan, dalam beberapa hari ke depan pemerintah tidak bisa membayar gaji dan pensiun jika kantor-kantor terus diblokade.

Kalangan oposisi hari Selasa (03/12/13) bermaksud mengajukan mosi tidak percaya terhadap Azarov di parlemen. Tapi koalisi pemerintah masih menguasai suara mayoritas. Salah satu tokoh oposisi, juara dunia tinju Vitaly Klitschko, mengumumkan rencana mosi tidak percaya itu.

"Kami tidak hanya ingin beberapa menteri diganti, kami ingin mereformasi seluruh sistem politik", kata Klitschko.

Reaksi Internasional

Setelah polisi membubarkan aksi protes hari Sabtu lalu, puluhan ribu orang turun ke jalan menentang kekerasan aparat keamanan. Inilah aksi protes terbesar sejak Revolusi Oranye tahun 2004. Sekitar 200 orang cidera dalam bentrokan dengan polisi. Menteri Dalam Negeri Ukraina Vitaly Sakharchenko meminta maaf atas insiden tersebut.

Presiden Rusia Valdimir Putin mengecam aksi para demonstran yang berujung pada kerusuhan. Ia menyebut aksi itu lebih menyerupai teror dan penjarahan daripada sebuah revolusi.

Di Amerika, jurubicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan kepada wartawan, protes di Ukraina bukan perebutan kekuasaan. Ia mengeritik kekerasan aparat keamanan. "Kekerasan yang dilakukan aparat pemerintahan terhadap demonstrasi damai di Kiev tidak bisa diterima", kata Carney.

Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle mengatakan, aksi massa di Kiev menunjukkan bahwa "hati warga Ukraina berdetak untuk Eropa".

Uni Eropa sebelumnya menuntut pemerintah Ukraina mengijinkan mantan Perdana Menteri Yulia Tymoshenko untuk berobat ke luar negeri. Tapi Presiden Viktor Yanukovych menolak tuntutan itu. Tymoshenko saat ini masih berada dalam tahanan atas tuduhan korupsi, namun kalangan pengamat menyebut proses pengadilannya sebagai proses politik.

Dalam sebuah percakapan telepon hari Senin (02/12/13) Yanukovych meminta Ketua Komisi Eropa Jose Manuel Barroso agar menerima delegasi Ukraina untuk melanjutkan diskusi tentang kerjasama dengan Uni Eropa.

hp/vlz (rtr, afp, dpa)