1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korban Virus Baru Flu Burung Meninggal Dunia

18 Desember 2013

Seorang wanita Cina berusia 73 tahun meninggal dunia akibat virus flu burung jenis baru. Para pejabat kesehatan mengatakan, menurut para pakar resiko penyebaran virus tersebut rendah.

https://p.dw.com/p/1Abn7
Foto: picture-alliance/dpa

Virus flu burung baru yang menimpa perempuan Cina itu bernama H10N8. Korban meninggal dunia di tenggara kota Nanchang pada tanggal 6 Desember. Demikian dinyatakan departemen kesehatan provinsi Jiangxi dalam pernyataan di situsnya.

Pakar biologi mengatakan virus itu belum pernah terdeteksi pada manusia sebelumnya. Infeksi flu burung meningkatkan kekhawatiran bahwa virus dapat bermutasi menjadi mudah menular dan berpotensi memicu pandemi.

Wabah flu burung H7N9 telah menginfeksi sedikitnya 139 orang di Cina daratan dan mengakibatkan 45 kematian. Tetapi angka kematian telah menurun secara signifikan sejak akhir Juni lalu. Kasus-kasus lain infeksi H7N9 juga dilaporkan di Hong Kong dan Taiwan.

Kematian di Nanchang

Korban virus flu burung jenis baru di Nanchang telah dirawat di rumah sakit pada 30 November dengan diagnosa awal pneumonia berat. Ia akhirnya menghembuskan nafas terakhir karena mengalami gagal pernafasan, demikian pernyataan lebih lanjut departemen kesehatan provinsi setempat.

Sebelumnya, perempuan itu telah mengunjungi pasar unggas hidup lokal yang disinyalir menjadi lokasi dimana virus tersebut berasal.

Belum ada penularan lebih lanjut

Sejauh ini, orang-orang yang telah melakukan kontak dekat dengan perempuan itu belum menunjukkan tanda-tanda penyakit yang sama.

Pejabat kesehatan setempat - mengutip pernyataan pakar yang tidak disebutkan namanya - mengatakan penelitian awal menunjukkan kematian adalah kasus individu dan resiko penyebaran virus antara manusia akibat penyakit itu rendah.

Virus flu burung H10N8 belum pernah terdeteksi pada manusia sebelumnya, ujar pakar mikrobiologi dari Universitas Hong Kong, Yuen Kwok kepada TV kabel Hong Kong.

Pada bulan Agustus lalu, para pakar melaporkan kasus kemungkinan pertama langsung penularan dari orang ke orang atas virus H7N9. Tapi mereka menyarankan kepada masyarakat untuk tidak panik, dengan menggambarkan penyebaran virus itu sebagai "hal terbatas dan non-berkelanjutan".