1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Erdogan Makin Terdesak Skandal Korupsi

Thomas Seibert7 Januari 2014

PM Turki Erdogan makin tertekan dengan kasus korupsi yang melibatkan anak lelakinya. Bilal Erdogan diberitakan punya hubungan bisnis dengan pengusaha pendukung Al Qaida.

https://p.dw.com/p/1AmEd
Premierminister Türkei Tayyip Erdogan Porträt
Foto: picture-alliance/AP Photo

Kalangan oposisi menuduh putra PM Erdogan, Bilal, secara diam-diam melakukan pertemuan dengan pengusaha Arab Saudi Yasin Al Qadi. Masalahnya, Al Qadi disebut-sebut sebagai salah satu pemberi dana jaringan teror Al Qaida.

Ugur Bayraktutan dari partai CHP beserta beberapa anggota oposisi lain menuntut agar keluarga Erdogan mengungkapkan hubungan bisnisnya dengan Al Qadi. Mereka menyampaikan rangkaian pertanyaan lewat parlemen, yang harus dijawab oleh pemerintah Erdogan dalam waktu satu bulan.

"Al Qadi memang datang secara illegal ke Turki, ada foto yang membuktikan itu", kara Bayraktutan kepada Deutsche Welle. Pengusaha Arab Saudi Yasin Al Qadi masuk dalam daftar PBB sebagai pendukung Al Qaida. Ia sendiri menolak tuduhan itu. Menurut informasi oposisi, ia beberapa kali berkunjung ke Turki, bahkan mendapat pengawalan khusus dari pemerintah Turki.

Tersandung Skandal Korupsi

Bulan Desember lalu, Turki diguncang berbagai skandal korupsi yang melibatkan anak pejabat tinggi. Kejaksaan di Istanbul menangkap puluhan orang yang dituduh melakukan penyogokan, termasuk dua anak menteri. Selain itu, anak direktur bank pemerintah Halkbank juga dituduh terlibat kasus korupsi. Akibat berbagai skandal itu, PM Erdogan harus melakukan perombakan kabinet.

Al Qadi bukan sosok yang tidak dikenal di Ankara. Sejak tahun 2006, PM Erdogan melindungi pengusaha Arab Saudi itu dan menolak tuduhan bahwa Al Qadi mendanai terorisme. Pihak kejaksaan Turki mulai menyelidiki kegiatan Al Qadi, setelah ia ikut dalam proyek privatisasi sekolah kepolisian yang terletak di kawasan elit Etiler di Istanbul.

Menurut laporan media, lahan sekolah kepolisian itu bernilai sekitar 1 miliar dolar. Tapi lahan itu kemudian diputuskan untuk dijual dengan harga tidak sampai setengahnya kepada kelompok investor yang melibatkan Al Qadi. Penawaran lahan itu tidak dilakukan secara terbuka.

Bisnis Keluarga

Media di Turki merilis foto yang katanya menunjukkan Al Qadi disertai para pengawal Turki sedang melakukan pertemuan dengan Bilal Erdogan di sebuah hotel di Istanbul. Kalangan oposisi lalu meminta keterangan dari pemerintah, apakah Bilal Erdogan terlibat dalam penjualan lahan di kawasan elit Etiler. Tapi pemerintah kota Istanbul sekarang menyatakan, lahan itu belum dijual dan masih menjadi milik negara.

Türkei Regierung Korruption Bilal Erdogan
Bilal Erdogan, anak perdana menteri yang jadi pengusahaFoto: picture-alliance/dpa

Kalangan pengamat menilai, berbagai skandal ini makin melemahkan posisi PM Erdogan. Namun Erdogan sendiri sampai sekarang menolak semua tuduhan bahwa keluarganya terlibat bisnis gelap. "Mereka mengusut anak saya, tapi sebenarnya ingin menjatuhkan saya", kata Erdogan menanggapi tuduhan itu. Menurut Erdogan, kalangan oposisi ingin menyerang partainya AKP menjelang pemilihan komunal 30 Maret mendatang.

Pengamat politik Ilker Turan dari Universitas Bilgi di Istanbul menerangkan, sikap Erdogan menangani berbagai tuduhan korupsi itu akan diikuti dengan cermat oleh publik. Sampai sekarang, keluarga Erdogan belum memberikan informasi yang meyakinkan mengenai kegiatan bisnis mereka.

Reaksi pemerintah bisa ditebak. Erdogan Selasa (7/1), memutasi 350 perwira polisi menyusul restrukturisasi kepolisian yang digenjot pemerintah Turki. Sebagian besar perwira itu adalah penyidik yang terlibat mengungkap skandal korupsi di sekitar keluarga besar sang perdana menteri.