1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Jual Kapal Patroli ke Arab Saudi

4 Februari 2014

Pemerintah Jerman menyetujui penjualan lebih 100 kapal patroli dan pengawas pantai ke Arab Saudi. Oposisi mengeritik bisnis senjata yang dianggap bisa meningkatkan ketegangan kawasan.

https://p.dw.com/p/1B2Kr
Foto: imago/C. Thiel

Menteri Ekonomi Sigmar Gabriel, yang sekaligus mejabat sebagai Wakil Kanselir, membela keputusan pemerintah. Ia menjelaskan, tidak semua jenis senjata bisa diperlakukan sama. Arab Saudi memesan lebih 100 kapal patroli dan pengawas pantai dari Jerman. Kapal-kapal itu dibutuhkan untuk melindungi tanker minyak dan anjungan pengeboran minyak lepas pantai.

"Kapal patroli ini tidak cocok digunakan untuk menindas rakyat, dan tidak bisa dikerahkan di lapangan-lapangan seperti panzer", kata Gabriel. Selanjutnya ia menerangkan, kapal-kapal patroli yang akan dijual ke Arab Saudi itu tidak bisa dilengkapi dengan roket untuk menyerang negara lain.

Gabriel mengatakan, ijin penjualan kapal patroli itu sudah disetujui beberapa tahun lalu oleh pemerintahan sebelumnya.

Oposisi kecam bisnis senjata

Kubu oposisi mengeritik rencana penjualan senjata ke Arab Saudi. "Senjata untuk Arab Saudi adalah senjata bagi sebuah rejim otokratis, dan berpotensi mengakibatkan perang", kata Ketua Die Linke Katja Kipping di Berlin. Ia mengingatkan bahwa Gabriel dan partainya SPD dulu berjanji akan membatasi ekspor senjata ke kawasan krisis.

Sigmar Gabriel menjelaskan, ia tetap bermaksud membatasi ekspor senjata secara keseluruhan. Seorang juru bicara kementerian ekonomi mengatakan, "tidak ada perubahan politik, ekspor senjata tetap lebih restriktif". Ia menambahkan, Jerman tidak menjual senjata kepada negara yang terlibat dalam perang saudara, atau kepada rejim yang kejam. Semua rencana penjualan senjata akan diteliti kasus per kasus.

Arab Saudi mitra penting

Majalah "Der Spiegel" sebelumnya memberitakan, pemerintah Jerman juga setuju memberi fasilitas jaminan "Hermes" untuk penjualan kapal patroli ke Arab Saudi. Fasilitas itu diberikan kepada perusahaan yang bergerak di bidang ekspor. Jika pemesan barang membatalkan atau terlambat membayar barangnya, pemerintah Jerman akan mengganti kerugian yang dialami perusahaan pengekspor.

Arab Saudi sering dikritik karena situasi hak asasi manusia yang buruk. Namun pemerintah Jerman beberapa kali menegaskan, negara penghasil minyak itu adalah mitra dagang penting. Arab Saudi juga memainkan peran menentukan di kawasan Timur Tengah dan merupakan salah satu aliansi terpenting bagi barat.

hp/ab (afp, dpa)