1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Vaksin Brasil untuk Atasi Virus HIV

Mariana Santos24 Februari 2014

Sebuah langkah besar dalam penelitian AIDS: Para peneliti di Universitas Sao Paulo mengembangkan vaksin yang dirancang memperlambat wabah penyakit dan mengurangi risiko infeksi HIV.

https://p.dw.com/p/1BDRx
Foto: USP/Divulgação

"Kami sendiri terkejut dengan hasil positif itu, " kata Edecio Cunha Neto, yang bertanggung jawab untuk proyek penelitian HIV/AIDS di Universitas Sao Paulo. "Kami berpikir bahwa efek vaksinasi pada monyet lebih lemah dari tikus laboratorium, tapi malah sebaliknya." Ditambahkannya, hal yang efektif terjadi pada primata juga bisa dilakukan pada manusia, dan kesimpulannya menggembirakan.

Vaksin HIV "HIVBr18" adalah yang pertama sepenuhnya dikembangkan proyek penelitian Brasil ini. Konsepnya didasarkan pada upaya meningkatkan efek reseptor CD4 yang terletak pada permukaan sel-sel kekebalan tubuh manusia. Dalam infeksi HIV, jumlah sel kekebalan, yang dilindungi oleh protein glikoreseptor CD4 di bagian permukaan berkurang.

Blokade terhadap HIV

Para peneliti percaya bahwa vaksinasi bisa membantu untuk meningkatkan produksi reseptor CD4 pada semua pasien. "Vaksin ini dimaksudkan sebagai upaya pencegahan bagi orang-orang yang tidak terinfeksi," jelas peneliti Cunha Neto. "Jika dalam perjalanan hidupnya terinfeksi virus HIV, maka dampak dari infeksi akan diatasi dengan vaksinasi, dan transfer ke orang lain mungkin dapat diblokir."

Hasil penelitian Brasil sudah menjadi perhatian internasional. Koalisi Internasional untuk Pencegahan HIV di New York (AVAC), yang mengadvokasi pengembangan vaksin di seluruh dunia, memuji kemajuan yang dicapai di Brasil." Terutama di beberapa negara Afrika di mana penyakit ini meluas, vaksin akan menekan penyebaran HIV dalam tubuh. Vaksin yang sudah diuji di Brasil ini sangat membantu, kata Mitchell Warren, direktur AVAC.

Meningkatkan efisiensi

Menurut direktur AVAC Mitchell Warren, saat ini terdapat 30 vaksin HIV yang sedang diuji di seluruh dunia. Uji klinis terbesar diadakan pada tahun 2009 di Thailand. Meskipun hasilnya dianggap sukses, tetap tidak disetujui, karena tingkat efisiensinya hanya 31 persen. Penelitian terbaru dengan peningkatan efisiensi akan dilakukan pada tahun 2016 di Afrika Selatan.

Menurut organisasi PBB, UNAIDS, setiap harinya sekitar 6.000 orang terinfeksi virus HIV. Dari sekitar 34 juta orang yang terinfeksi HIV, hanya sekitar sepuluh juta pasien di seluruh dunia memiliki akses terhadap obat antiretroviral yang dapat memperpanjang usia hidup.

Para peneliti Brasil dari Universitas Sao Paulo berharap angka ini bisa menurun dengan menggunakan vaksin baru "HIVBr18". Selain itu, vaksin dapat dikombinasikan dengan antisipasi kekebalan tubuh lainnya.

Faktor biaya

Meskipun hasil penelitian cukup positif, uji klinis skala besar ini memakan anggaran sekitar 50 juta dolar AS dengan sedikitnya memanfaatkan 3.000 relawan. "Realisasi studi ini akan tergantung pada keputusan politik, bukan ilmiah," kata ilmuwan Cunha Neto.

Wayne Koff dari Inisiatif Internasional untuk Vaksin AIDS optimistis bahwa pencarian vaksin atas defisiensi imun yang mematikan ini akhirnya akan berhasil." Temuan baru akan membantu meningkatkan komposisi vaksin.