1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kabut Asap di Sumatera Ancam Kesehatan

12 Maret 2014

Polusi udara akibat kebakaran hutan yang melanda provinsi Riau dianggap membahayakan. Asap juga menghalangi upaya pencarian pesawat naas milik Malaysia Airlines yang hilang di Selat Malaka

https://p.dw.com/p/1BOUQ
Foto: Getty Images

Nyaris 50.000 orang menderita gangguan pernafasan menyusul kabut asap akibat kebakaran hutan di Sumatera. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), polusi udara yang disebabkan oleh kebakaran hutan sudah mencapai "level yang sangat berbahaya," kata Sutupo Nugroho, jurubicarta BNPB.

Pernyataan pemerintah merujuk pada hasil temuan di beberapa wilayah Provinsi Riau. "Jumlah penduduk yang sakit terus bertambah," imbuhnya. Sebab itu pemerintah meminta agar penduduk menghindari keluar rumah kecuali untuk keperluan yang mendesak.

"Kualitas udara kini menurun drastis dari batas normal 20,93 persen. Sekarang oksigen murni hanya sebatas 1 persen. Inilah yang berbahaya buat kesehatan kita," kata Dokter Azizman Saadn Spesialis Paru Konsultan dari RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, seperti dikutip Detik.

Penerbangan Ditangguhkan

Sementara itu kabut asap yang menggelayut di Pekanbaru semakin mengurangi jarak pandang menjadi cuma 200 meter. Sekitar 2500 tim pemadam kebakaran dan pasukan TNI diturunkan untuk menanggulangi api yang terus mengamuk. Pemerintah juga menurunkan pesawat pemadam.

"Titik api yang tersebar acak dan kelangkaan air mempersulit upaya pemadaman," kata Sutopo. Asap juga mengganggu kegiatan penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim di Pekanbaru. Akibatnya manajemen bandara terpaksa membatalkan sejumlah penerbangan.

Kabut asap juga mempersulit upaya mencari pesawat MH 370 milik maskapai Malaysia Airlines yang diyakini hilang di selat Malaka. Pihak TNI Angkatan Udara berulangkali harus membatalkan penerbangan lantaran minimnya jarak pandang.

rzn/hp (dpa,ap)