1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mengubah Gas Alam dengan Mudah dan Murah

cp/ml (dpa, rtr)18 Maret 2014

Sebuah cara baru untuk mengubah gas alam menjadi bahan bakar cair dapat mengurangi ketergantungan global terhadap minyak bumi. Jurnal Science memaparkan temuan ini.

https://p.dw.com/p/1BR4F
Foto: picture-alliance/dpa

Periset dari Universitas Brigham Young dan Institut Riset Scripps di Florida mengatakan metode baru mereka melibatkan penggunaan logam seperti talium dan timbal untuk memicu konversi gas alam menjadi alkohol cair.

Tim riset ini melalui eksperimen mengamati bahwa dengan menggunakan logam mereka dapat mengubah gas alam menjadi alkohol pada suhu 180 derajat Celsius, jadi hanya sepersekian dari suhu yang umumnya jauh lebih tinggi, yaitu antara 1.400 hingga 1.600 derajat Celsius, yang dibutuhkan dalam metode konversi tradisional.

Metode baru juga dapat diterapkan pada gas alam dalam bentuk mentah, tanpa perlu dipecah ke dalam komponen-komponennya, yakni metana, etana dan propana, seperti yang harus dilewati selama ini, jelas Institut Riset Scripps melalui sebuah pernyataan tertulis.

Mempersingkat proses

Metana, etana dan propana adalah komponen utama gas alam. Mereka adalah anggota kelas molekul yang dikenal dengan nama alkana. Mengubah alkana ke dalam bentuk lain seperti bensin dan bahan bakar diesel, alkohol atau olefin, yang jadi sumber penting bagi kimia industri dan plastik, bisa dibilang tergolong mahal dan tidak efisien.

Metode baru memanfaatkan logam murah seperti talium dan timbal - bukan logam berharga seperti platinum, paladium, rodium atau emas
Metode baru memanfaatkan logam murah seperti talium dan timbal - bukan logam berharga seperti platinum, paladium, rodium atau emasFoto: KIT

Hampir segalanya, bahan bakar atau bahan kimia, yang dapat dibuat dari minyak bumi juga bisa dibuat dari gas alam, namun belum diterapkan karena biaya mengubah gas alam menjadi materi tadi cukup tinggi.

"Teknologi untuk mengubah gas alam menjadi bahan bakar atau bahan kimia komoditas terlalu mahal untuk bersaing dengan produk hasil minyak bumi," kata Roy Periana, direktur Pusat Energi dan Materi di Institut Riset Scripps yang memimpin studi.

Memberi jawaban

Temuan ini muncul seraya produksi gas alam meningkat di Amerika Serikat berkat metode peretakan secara hidrolik atau fracking, dan pengeboran horizontal. Amerika Serikat merupakan produsen gas alam nomor satu dunia, bahkan di atas Rusia.

"Ini akan mendorong perubahan paradigma dalam industri petrokimia, meningkatkan keamanan energi dan memfasilitasi keberlanjutan, karena gas alam lebih bersih daripada minyak bumi atau batubara," tutur Periana.

Ia menambahkan bahwa proses ini belum sepenuhnya siap untuk komersialisasi dan masih membutuhkan riset tambahan. Namun apabila semuanya berjalan lancar, sebuah demonstrasi praktek dapat dijalankan dalam waktu tiga tahun dan sebuah pabrik percontohan bisa dibangun setahun kemudian.

cp/ml (dpa, rtr)