1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Makin Banyak Taliban Jerman

Anja Fähnle26 Maret 2014

Pengadilan Jerman menjatuhkan hukuman dua setengah tahun penjara kepada seorang Taliban Jerman. Pengamat terorisme Wiedmann-Schmidt menganggap, vonis itu terlalu ringan.

https://p.dw.com/p/1BVWL
Foto: picture-alliance/dpa

Josef D alias Jussuf hari Senin (24/03/14) dijatuhi hukuman dua setengah tahun penjara oleh pengadilan di Düsseldorf. Warga Jerman berusia 31 tahun itu awal 2010 bergabung dengan kelompok Taliban Mujahidin Jerman, DTM, di Pakistan. Josef D ditangkap di Jerman tahun 2013. DW mewawancarai pakar terorisme Wolf Wiedman-Schmidt.

DW: Mengapa makin banyak warga muda Jerman tertarik bergabung dengan Taliban?

Wiedmann-Schmidt: Sejak dulu, ada orang Jerman yang berjihad ke kawasan perang. Tahun 1990an banyak yang ikut dalam perang Bosnia. Kemudian mereka juga ikut dalam perang Chechnya. Beberapa tahun terakhir, pengikut Taliban makin banyak karena ada propaganda dari berbagai kelompok Salafi dan kelompok jihad. Materi propraganda tidak hanya berbahasa Arab, melainkan juga berbahasa Inggris dan Jerman. Makin banyak yang disebarkan lewat media sosial. Jadi, makin banyak juga orang yang bersentuhan dengan propaganda ini. Bisa dibilang, wajah jihad sekarang makin Jerman.

Apa yang membuat kelompok seperti Taliban Mujahidin Jerman, DTM, jadi menarik?

Kebanyakan yang tertarik adalah remaja dengan latar belakang keluarga yang tidak rukun, mengalami kekerasan, atau mereka yang sebelumnya sudah terlibat tindakan kriminal. Ada juga pengguna narkoba, atau yang sudah pernah masuk penjara. Dalam fase seperti ini, banyak yang secara kebetulan bersentuhan dengan kelompok radikal. Mereka lalu terpengaruh propaganda. Dalam proses radikalisasi, banyak yang kemudian mengambil keputusan, "mari kita pergi dari Jerman dan ikut perang jihad".

Misalnya kelompok Taliban Mujahidin Jerman, anggotanya sebagian besar di bawah 25 tahun. Kebanyakan bertemu secara kebetulan dengan anggota kelompok radikal. Mereka lalu terpengaruh propaganda yang disebarkan lewat kelompok-kelompok kecil.

Pada usia berapa orang biasanya terpengaruh propaganda itu?

Beberapa orang sudah ikut kelompok radikal pada usia 16 tahun dan berangkat ke kawasan perang. Tapi sebagian besar di bawah 25 tahun. Alasannya macam-macam. Ada juga yang tertarik pada petualangan, dan ingin melakukan sesuatu yang hebat.

Tapi mereka juga seharusnya tahu, mereka bisa tewas dalam pertempuran. Apa mereka tidak takut?

Kebanyakan jihadis Jerman sekarang berangkat ke Suriah. Sebelumnya, banyak yang pergi ke perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan. Kelompok DTM misalnya, adalah kelompok kecil. Mereka hanya punya belasan anggota, tapi mereka bekerja cukup efektif. Mereka sering membuat video propaganda yang disebar lewat internet. Mereka juga sering mengancam akan melakukan serangan bom di Jerman. Tapi tidak pernah ada bukti, bahwa mereka ikut bertempur di Afghanistan atau terlibat dalam serangan gelap. Mati dalam perang adalah bagian dari ideologi mereka, karena mereka akan masuk sorga.

Taliban Jerman Josef D dijatuhi hukuman dua setengah tahun penjara. Bagaimana Anda menilai vonis ini?

Sebelumnya, sudah ada hukuman yang jauh lebih berat untuk anggota kelompok radikal, dan orang-orang yang diketahui punya peran penting dalam kelompok jihad. Ada juga yang divonis sebagai anggota Al Qaida. Hukuman yang dijatuhkan terlalu ringan.

Tapi vonis ini biasanya tidak membuat orang mengurungkan niatnya berangkat ke kawasan perang. Kebanyakan jihadis yang berangkat ke Pakistan atau ke Suriah, sebelumnya tidak tahu mereka akan bergabung dengan kelompok mana. Mereka tidak punya cukup informasi tentang kehidupan sehari-hari di sana, apalagi tentang situasi perang.

Wolf Wiedman-Schmidt adalah penulis buku tentang Taliban Jerman yang berjudul: "Jung, Deutsch, Taliban" (Muda, Jerman, Taliban). Wawancara untuk Deutsche Welle dilakukan oleh Anja Fähnle.