1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ukraina Terancam Krisis Ekonomi

Klaus Dahmann4 April 2014

Situasi ekonomi Ukraina memburuk: utang makin besar, korupsi meluas, harga-harga naik. Sekalipun ada bantuan milyaran dari luar negeri, penduduk Ukraina menghadapi tantangan berat.

https://p.dw.com/p/1Bc42
Foto: DW/L. Rzheutska

Pemerintah Ukraina menarik napas lega, setelah Dana Moneter Internasional IMF setuju memberi bantuan kredit senilai 15 sampai 18 milyar dolar AS. Tanpa bantuan luar negeri, negara yang sedang mengalami guncangan politik itu terancam bangkrut.

Menurut keterangan pemerintah Ukraina, negara itu membutuhkan dana sekitar 35 milyar dolar AS untuk menutupi pengeluaran selama dua tahun ke depan. Utang luar negeri Ukraina saat ini 75 milyar dolar, atau sekitar tiga perempat Produk Domestik Bruttonya. Dengan pertumbuhan ekonomi yang minim, Ukraina akan sulit keluar dari jeratan utang.

Situasi politik saat ini masih dipenuhi ketidak pastian. Praktek korupsi dan ancaman perang dari Rusia membuat kondisi makin runyam. Investor asing menarik dananya, sedangkan pengusaha Ukraina lebih senang menyimpan uang mereka di Siprus.

"Kalau saja aliran dana ke luar negeri bisa dihentikan, ini sudah bisa memperbaiki situasi", kata Boris Kushniruk, penasehat ekonomi pemerintah. Ia mengecam praktek korupsi yang meluas di kalangan birokrasi. "Banyak pengusaha lebih senang menyogok petugas pajak daripada membayar pajak kepada pemerintah. Di sini pemerintah harus bertindak tegas", ujar Kushniruk

Harga bahan bakar naik

IMF menuntut pemerintah Ukraina menghapus subsidi gas dan bahan bakar. Karena subsidi ini merupakan beban besar bagi anggaran belanja negara. Pemerintah Ukraina baru-baru ini mengumumkan, harga gas akan naik 50 persen mulai Mei mendatang.

Beban berat lain muncul dari tuntutan perusahaan energi Rusia Gazprom. Tadinya Gazprom menjual gas dengan potongan harga. Tapi sejak munculnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina, Gazprom menaikkan harga gas sampai 44 persen. Masalahnya, Ukraina sangat tergantung pada pemasokan gas dari Rusia.

Menurut Gazprom, Ukraina punya utang sampai 2,2 milyar dolar yang harus dibayar segera. Gazprom menerangkan, potongan harga yang diberikan kepada Ukraina berhubungan dengan perjanjian penggunaan pangkalan marinir di Krimea. Karena Krimea sekarang sudah menjadi bagian dari Rusia, tidak ada potongan harga lagi bagi Ukraina.

Pulihkan ekonomi secepatnya.

Penduduk Ukraina harus bersiap menghadapi masa-masa sulit. Bukan saja harga gas, tapi harga semua barang-barang impor akan naik drastis. Sepertiga barang impor di Ukraina berasal dari Rusia. Selain itu, pemerintah Ukraina sedang merencanakan kenaikan pajak untuk menambah pemasukan negara.

"Bukan rahasia lagi, pemerintah Ukraina menyiapkan pajak untuk sebagian besar bahan konsumsi yang sekarang hampir tidak dikenai pajak", kata Kushniruk. Antara lain pajak untuk alkohol, tembakau dan bahan makanan dan minuman lain.

Selain itu, pemerintah juga harus merampingkan birokrasi dan menurunkan anggaran pensiun. Sekitar 10 persen lapangan kerja di kalangan pemerintahan akan dihapus. Puluhan ribu orang terancam kehilangan pekerjaan.

Sampai saat ini, solidaritas di kalangan masyarakat masih tinggi setelah ada krisis dengan Rusia. Tapi sampai kapan penduduk Ukraina akan tetap tenang, kalau situasi terus memburuk? Pemerintah Ukraina berharap bisa kembali membangkitkan perdagangan dan menggerakkan industri secepatnya untuk memulihkan perekonomian.