1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kiev Kerahkan Militer Hadapi Separatis

16 April 2014

Pemerintah Ukraina mengirim satuan militer ke kawasan timur untuk menghadapi kelompok pro Rusia. Ada tentara Ukraina yang dilaporkan membelot dan mendukung gerakan separatis.

https://p.dw.com/p/1BjX1
Foto: Reuters

Perdana Menteri Ukraina Arseny Yatsenyuk hari Rabu (16/04) menuduh Rusia "mengekspor terorisme" ke Ukraina.

"Pemerintah Rusia harus segera menarik kelompok-kelompok intelijennya, mengecam para teroris dan menuntut mereka membebaskan gedung-gedung (yang diduduki)," kata Yatsenyuk setelah rapat kabinet di Kiev.

Ia menuduh Rusia sedang membangun 'tembok berlin' yang baru di Eropa. "Peristiwa belakangan ini membahayakan Eropa dan Uni Eropa. Sekarang semakin jelas, Rusia memutuskan untuk membangun tembok Berlin yang baru dan kembali ke era perang dingin."

Pemerintah Ukraina hari Selasa (15/04) memutuskan untuk melakukan operasi militer ke kawasan timur, membebaskan lokasi-lokasi strategis yang diduduki kelompok bersenjata pro-Rusia. Menurut keterangan pemerintah, pasukan khusus berhasil merebut kembali bandar udara di Kramatorsk yang sebelumnya dikuasai gerakan separatis.

Tapi beberapa kantor berita melaporkan, ada sebagian pasukan yang membelot dan mendukung gerakan separatis di kota Slovyansk. Mereka membawa beberapa tank dan mengibarkan bendera Rusia.

Seorang serdadu mengatakan, pemerintah pusat sudah tidak peduli lagi dengan mereka dan mereka belum mendapat bayaran.

Putin peringatkan bahaya perang saudara

Presiden Rusia Vladimir Putin hari Selasa menelepon Kanselir Jerman Angela Merkel. Putin mengecam pengerahan militer di Ukraina dan menuduh pemerintah Ukraina "menggunakan kekerasan untuk menindas gerakan protes." Ia menyebut tindakan itu "anti konstitusional".

Jurubicara pemerintah Rusia di Kremlin menerangkan, Putin "mengecam keras eskalasi konflik di Ukraina" yang bisa menjerumuskan negara itu ke dalam "perang saudara."

Kanselir Angela Merkel mengatakan, ia berharap pertemuan di Jenewa "bisa menciptakan situasi menuju solusi damai."

Amerika Serikat, Rusia, Ukraina dan Uni Eropa merencanakan pertemuan khusus hari Kamis (17/04) di Jenewa untuk membahas krisis itu.

Di Brussel, para duta besar NATO melakukan pertemuan untuk mengantisipasi perkembangan di Ukraina. Mereka membahas kemungkinan menempatkan lebih banyak kapasitas militer di negara-negara anggota yang berada di Eropa timur.

NATO juga merencanakan latihan militer gabungan, yang melibatkan negara-negara bekas blok Timur, yaitu Polandia, Romania, dan ketiga negara Baltik, Lithuania, Latvia dan Estonia. Terutama negra-negara Baltik menyatakan sangat khawatir dengan perkembangan di perbatasan antara Ukraina dan Rusia.

Menteri ekonomi Rusia Alexei Ulyukayev menerangkan, perekonomian di negaranya terus memburuk karena krisis Ukraina. Di hadapan parlemen Rusia ia mengatakan, dalam dua bulan terakhir "terjadi penarikan dana besar-besaran" dari luar negeri. Selama tiga bulan pertama 2014, lebih banyak dana ditarik keluar dibandingkan keseluruhan tahun 2013.

hp/cp (rtr, afp, dpa)