1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aspirin Kurangi Risiko Kanker Usus Besar

cp/hp (afp, ap)29 April 2014

Sebuah studi menemukan bahwa aspirin dapat mengurangi hingga separuh risiko terkena kanker usus besar, namun hanya pada orang yang memiliki sejenis gen tertentu penghasil enzim dalam jumlah besar.

https://p.dw.com/p/1BpXS
Foto: picture-alliance/dpa

Kalangan ilmuwan sebelumnya sudah menyadari bahwa obat-obatan anti-inflamasi non-steroidal (NSAID) seperti aspirin dapat mengurangi risiko kanker usus besar, namun mereka baru mengetahui mengapa ada pasien yang diuntungkan dan ada yang tidak, demikian menurut studi yang dirilis Science Translational Medicine.

Para peneliti mempelajari jaringan pada pasien yang terkena kanker usus besar saat berada di bawah rejimen aspirin, dan kemudian berupaya memahami mengapa mereka yang memiliki sebuah gen tertentu tampak terlindungi oleh aspirin dan kenapa yang lainnya tidak.

Mereka meneliti jaringan dari 270 pasien kanker usus besar dari 127.865 partisipan yang diamati selama lebih dari tiga dekade.

Periset menemukan bahwa pasien yang kekurangan profil genetika yang menghasilkan enzim 15-PGDH dalam jumlah besar tidak mendapatkan keuntungan terlindungi dari kanker usus besar oleh aspirin.

"Kalau melihat peserta studi yang memiliki level 15-PGDH tinggi dan mengkonsumsi aspirin, risiko mereka terkena kanker usus besar turun sampai separuhnya," ujar anggota tim riset Sanford Markowitz dari Sekolah Medis Case Western Reserve.

Namun "kalau melihat partisipan yang tidak mempunyai banyak 15-PGDH, mereka sama sekali tidak diuntungkan dengan menenggak aspirin. Temuan ini memberi kepastian menyangkut siapa yang diuntungkan oleh aspirin dan siapa yang tidak," jelasnya.

Menjadi tes standar

Mengidentifikasi siapa yang bisa diuntungkan oleh potensi aspirin mengurangi risiko kanker usus besar merupakan langkah penting karena bagi sejumlah pasien, aspirin meningkatkan risiko bisul perut atau radang pada dinding lambung serta pendarahan pada saluran pencernaan, menurut tim riset.

Mereka berharap dapat mengembangkan sebuah tes yang bisa memudahkan identifikasi siapa yang dapat atau tidak mendapatkan efek positif dari aspirin.

Menurut American Cancer Society, kanker usus besar diderita oleh 137.000 warga Amerika pada tahun 2014, dan 50.000 diantaranya diperkirakan tidak akan selamat. Kanker jenis ini adalah kanker kedua yang paling mematikan setelah kanker paru-paru.

Namun kematian akibat kanker usus besar telah berkurang drastis dalam dua dekade terakhir karena semakin banyak orang yang memilih untuk mengikuti tes kanker, terutama kolonoskopi.

cp/hp (afp, ap)