1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kepanikan Malaysia Saat MH370 Lenyap

2 Mei 2014

Pemerintah Malaysia, hari Kamis (2/5) membeberkan informasi tentang apa yang terjadi pada hilangnya jet MH370, lewat sebuah laporan awal yang mengungkapkan detail, termasuk informasi keliru yang diberikan maskapai.

https://p.dw.com/p/1BsJu
Foto: picture-alliance/dpa

Laporan itu mengungkapkan empat jam berlalu antara tanda pertama yang menunjukkan bahwa jet Malaysia Airlines itu gagal mengirimkan laporan, dan keputusan untuk menggelar sebuah operasi pencarian – dan saat-saat kritis itu diwarnai pemberian informasi yang salah dari pihak maskapai Malaysia Airlines.

Sementara itu, para keluarga penumpang yang berasal dari Cina, mengekspresikan kemarahan mereka, karena mereka diberitahu bahwa mereka dengan mendadak harus meninggalkan hotel mereka di Beijing sehari setelah maskapai itu mengatakan bakal berhenti menyediakan akomodasi bagi para kerabat yang masih menanti informasi mengenai orang yang mereka cintai.

Hingga kini pencarian atas jet Malaysia itu belum menemukan hasil. Pencarian udara telah dihentikan dan kini pencarian difokuskan di bawah laut di sekitar lokasi di mana alat pendeteksi sempat menangkap sinyal dari kotak hitam MH370.

Para pejabat Malaysia, Australia dan Cina akan bertemu pekan depan untuk memutuskan langkah selanjutnya bagi pencarian jet yang hilang. Menteri Pertahanan yang bertindak sebagai Menteri Transportasi Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan bahwa tantangan untuk menemukan pesawat ini besar, namun ia mengatakan ”Saya percaya, cepat atau lambat kita akan menemukan MH370.”

Informasi keliru dari Malaysia Airlines

Dalam dokumen itu disebut bahwa radar militer memang melacak keberadaan sebuah pesawat terbang ketika berbelok di arah barat menyeberangi semenanjung Malaysia pada pagi, 8 Maret, dan mengatakan bahwa operator radar tidak mengambil tindakan lebih lanjut karena pesawat itu dianggap “bersahabat“.

Menteri Pertahanan yang juga bertindak sebagai Menteri Transportasi Hishammuddin Hussein, yang dikutip dalam laporan itu mengatakan bahwa data militer tersebut diputar kembali pada pagi itu dan setelah itu dia dan Perdana Menteri Najib Razak diberi informasi mengenai kemungkinan untuk membelokkan kapal dan pesawat yang telah dikirim untuk melacak MH370 di Selat Malaka.

Dokumen itu juga menggambarkan apa yang kelihatannya sebagai upaya panik untuk melacak pesawat, dengan pengawas udara di Kuala Lumpur menghubungi rekan mereka di Singapura, Hong Kong, dan Phnom Penh, Kamboja, ketika situasi kelihatannya menjadi kacau.

Kuala Lumpur awalnya diberitahu masalah ini ketika menara pengawas lalu lintas udara di Ho Chi Minh City, Vietnam, yang seharusnya mengambilalih pengawasan atas MH370 pada saat pesawat itu menghilang, mengatakan bahwa mereka belum mendengar apapun dari pilot.

Mereka mengatakan kepada rekan Malaysia mereka bahwa “kedipan radar“ telah menghilang di titik navigasi yang disebut BITOD, sekitar setengah perjalanan antara Malaysia dan Vietnam. Para penyelidik curiga, sistem transmisi radar pesawat dimatikan pada saat itu.

Maskapai Malaysia Airlines pada awalnya dengan salah mengatakan kepada para pengawas bahwa jet itu melewati Kamboja dan kemudian telah melewati Vietnam, tapi belakangan diketahui bahwa itu adalah sebuah perkiraan, bukan berdasarkan data yang mereka miliki.

Laporan itu juga untuk pertama kalinya merilis kepada masyarakat rekaman percakapan antara kokpit MH370 dan menara pengawas udara Kuala Lumpur serta peta yang menunjukkan kemungkinan jalur penerbangan MH370.

ab/hp (rtr,ap,afp)