1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertemuan Bersejarah PLO dan Hamas

5 Mei 2014

Presiden Mahmud Abbas menggelar pertemuan bersejarah dengan pimpinan Hamas Khaled Meshaal di Doha, setelah dua organisasi Palestina yang selama ini berseteru itu sepakat untuk membentuk pemerintahan bersama.

https://p.dw.com/p/1Btpr
Foto: Getty Images

“Abbas akan bertemu Meshaal hari ini (di Doha) tapu waktunya masih belum jelas,” kata seorang pejabat senior Palestina di Ramallah.

Pemimpin Palestina itu terbang ke ibukota Qatar pada hari Minggu yang lalu untuk bertemu dengan Emir Tamim bin Hamad al-Thani pada Senin pagi sebelum menghadiri sebuah acara pernikahan keluarga.

Dia kemudian akan bertemu dengan pemimpin Hamas yang tinggal di pengasingannya selama dua tahun terakhir di Doha, setelah meninggalkan basis sebelumnya di Damaskus yang kini tercabik akibat perang saudara.

Terakhir kalinya kedua pemimpin itu bertemu berhadap-hadapan adalah di Kairo pada Januari 2013.

Para pejabat Hamas telah menyatakan pada akhir pekan lalu bahwa kedua pemimpin itu diharapkan akan bertemu di Qatar dalam waktu yang tidak lama lagi.

“Presiden Abu Mazen (Abbas) mungkin bertemu Khaled Meshaal pada hari Senin untuk mendiskusikan kesepakatan rekonsiliasi dan bagaimana pelaksanaannya,” kata jurubiccara Hamas Sami Abu Zuhri.

Rekonsiliasi

Gerakan Fatah yang dipimpin Abbas, mendominasi Palestine Liberation Organisation (PLO), berkuasa di wilayah Tepi Barat. Selama ini mereka terlibat dalam perselisihan dengan Hamas yang dipimpin Meshaal sejak gerakan Islamis itu mengambilalih Jalur Gaza secara paksa pada 2007, dan menyingkirkan kekuatan yang loyal kepada presiden.

Upaya sebelumnya untuk menengahi pertengkaran politik diantara kedua faksi itu gagal, namun pada 23 April lalu PLO dan Hamas mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kata sepakat yang mana mereka akan bekerjasama untuk membentuk sebuah pemerintahan baru yang independen secara politik.

Berita mengenai kesepakatan itu disambut reaksi marah dari Israel, yang menyatakan bahwa mereka tidak akan bernegosiasi dengan pemerintahan Palestina yang didukung Hamas, yang selama ini mereka anggap sebagai kelompok teroris.

ab/rzn (afp,ap,rtr)