1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aturan Baru di Eropa Setelah Insiden MH 370

7 Mei 2014

Lembaga Keamanan Penerbangan Eropa, EASA, akan menerapkan aturan baru untuk black box pesawat. Belajar dari kasus MH 370, perekaman data oleh black box diperluas jadi 20 jam.

https://p.dw.com/p/1Bv2d
Foto: picture-alliance/dpa

EASA mengusulkan beberapa perubahan sehubungan dengan kapasitas perekaman data oleh perangkat black box di pesawat terbang. Perubahan itu dilakukan setelah belajar dari pengalaman menghilangnya pesawat Malaysia Airlines MH 370

Perekaman data dan suara oleh black box, yang sebenarnya berwarna merah, akan diperluas menjadi 20 jam. Saat ini, black box hanya merekam data dan suara dari 2 jam terakhir. Perpanjangan ini dimaksudkan untuk mempermudah pemeriksaan dalam kasus kecelakaan pesawat.

Selain itu, pengiriman sinyal ping untuk menentukan lokasi black box atau kotak hitam akan dilakukan pada frekuensi baru, yang lebih mudah dilacak di bawah permukaan air. Batere pengirim sinyal juga ditambah kapasitasnya dari 30 menjadi 90 hari.

Kapasitas perekam

EASA mengajukan usulan perubahan itu hari Selasa (06/05) kepada para pejabat Uni Eropa untuk dituangkan dalam ketentuan hukum.

"Semua usulan perubahan itu demi meningkatkan fasilitas keamanan dan mempermudah pengumpulan informasi bagi lembaga-lembaga terkait", kata Direktur EASA Patrick Ky dalam sebuah pernyataan.

EASA juga mengusulkan penambahan kapasitas batere pengirim sinyal ping dari 30 menjadi 90 hari.

Semua pesawat penumpang dilengkapi dengan dua alat perekam, yang sering disebut black box, yaitu perekam data dan perekam suara. Perekam itu dilengkapi dengan pengirim sinyal yang akan segera berfungsi jika bersentuhan dengan air.

Organisasi Penerbangan Sipil Internasional ICAO sudah menyetujui perpanjangan kapasitas batere menjadi 90 hari mulai tahun 2018.

Belum ada jejak

Sampai saat ini, tim pencari masih belum menemukan jejak pesawat MH 370 yang hilang sejak 8 Maret lalu dalam perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Beijing.

Para ahli memperkirakan, pesawat itu berbalik arah dan jatuh di Samudera Hindia sekitar 1600 kilometer dari kota Perth di Australia barat.

Pesawat Malaysian Airlines itu diduga masih terbang sampai tujuh jam setelah jejaknya hilang di radar penerbangan.

Artinya, kalaupun black box yang merekam data-data dua jam terakhir ditemukan, tidak ada petunjuk tentang masa-masa kritis ketika pesawat berbalik dan hilang dari radar.

hp/ab (afp, ap)