1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemilu Thailand Ditunda Akibat Bentrok

cp/vlz (rtr, ap, afp)15 Mei 2014

Komisi pemilu Thailand menyerukan penundaan pemilu yang rencananya digelar 20 Juli akibat kekisruhan politik yang melanda negara monarki konstitusional di Asia Tenggara tersebut.

https://p.dw.com/p/1C0RA
Foto: Reuters

"Pemilu 20 Juli sudah tidak mungkin lagi digelar. Terpaksa ditunda," tegas sekretaris jenderal komisi pemilu Puchong Nutrawong, setelah demonstran anti pemerintah menyerbu lokasi pertemuan pemerintah dan komisi pemilu.

Sedikitnya tiga orang dilaporkan tewas hari Kamis (15/05/14) akibat serangan senjata dan granat terhadap pengunjuk rasa anti pemerintah di Bangkok. Demonstran menyerukan kepada majelis tinggi Thailand untuk melengserkan pemerintahan Perdana Menteri Niwattumrong Boonsongpaisan yang naik tahta setelah Yingluck Shinawatra digulingkan Pengadilan Konstitusi.

Polisi mengatakan dua granat M79 dilemparkan ke arah kamp pengunjuk rasa dekat Monumen Demokrasi pukul tiga dini hari, disusul tembakan senjata otomatis.

Terus bertambah

Satu korban tewas adalah seorang demonstran yang sedang tidur, sedangkan satu korban lagi diyakini tengah bertugas jaga malam. Pusat Medis Erawan melaporkan setidaknya 22 orang lainnya terluka.

Polisi menembakkan gas air mata dan meriam air ke arah demonstran anti pemerintah 9 Mei 2014
Polisi menembakkan gas air mata dan meriam air ke arah demonstran anti pemerintah 9 Mei 2014Foto: Reuters

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini, yang membawa jumlah korban tewas menjadi 28 orang sejak rangkaian protes berdarah mulai merebak bulan November lalu.

Demonstran anti pemerintah mendesak Senat Thailand untuk mendepak pemerintahan transisi yang dinilai loyal kepada mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. Pihak oposisi mengklaim pemerintahan transisi di bawah Niwattumrong Boonsongpaisan, yang dulunya menjabat wakil perdana menteri dan berasal dari Partai Pheu Thai, masih merupakan boneka bekas Perdana Menteri Thaksin Shinawatra yang berada dalam pengasingan.

Ancaman perang sipil

Krisis politik Thailand memburuk pekan lalu ketika Pengadilan Konstitusi menggeser Yingluck dari jabatannya - serta sembilan menteri kabinet - terkait kasus penyalahgunaan kekuasaan.

Kekhawatiran muncul bahwa perselisihan politik dapat tumpah ke jalanan, seraya suporter partai Yingluck, Pheu Thai, yang dikenal dengan sebutan 'Kaos Merah' - berjanji akan membela pemerintah ketika menggelar demonstrasi di pinggiran kota Bangkok.

Gerakan Kaos Merah semakin berang setelah Yingluck tidak lagi menjabat, mengancam akan memicu perang sipil apabila pemerintahan transisi digulingkan dan seorang perdana menteri baru ditunjuk.

cp/vlz (rtr, ap, afp)