1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertempuran Sengit di Luhansk

3 Juni 2014

Ratusan pemberontak pro Rusia menyerang pos perbatasan militer Ukraina di Luhansk. Tapi pasukan pemerintah berhasil memukul mundur penyerang yang sebagian berasal dari Cehnya.

https://p.dw.com/p/1CBDd
Foto: AFP/Getty Images

Ratusan orang bersenjata menyerbu pos perbatasan di sekitar Luhansk hari Senin (02/06) dengan menggunakan senapan mesin dan pelontar granat. Selama berjam-jam, pasukan pemerintah Ukraina terlibat pertempuran sengit dengan separatis pro Rusia yang mengerahkan senjata berat.

Para penyerang akhirnya berhasil dipukul mundur, ketika militer Ukraina mengerahkan pesawat dan helikopter tempur. Menurut saksi mata, belasan orang tewas dalam pertempuran yang berlangsung sampai malam hari, namun laporan tentang korban masih simpang siur.

Menurut pemerintah Ukraina, sejak pertempuran pecah di beberapa tempat bulan April lalu, 59 tentaranya tewas. "Di Donetsk dan Luhansk, seluruhnya 181 orang tewas dan 292 luka-luka dalam berbagai insiden dengan kelompok teroris, termasuk 59 tentara yang tewas", kata pejabat kejaksaan Oleh Makhnitsky di Kiev.

Pertempuran baru di Slavyansk

Pertempuran baru juga pecah di kota Slavyansk yang sampai saat ini dikuasai kubu separatis. Menurut keterangan pemerintah Ukraina, para pemberontak mengalami kerugian besar dalam serangan yang dilancarkan militer.

Kubu pemberontak sebaliknya melaporkan, mereka berhasil menembak jatuh sebuah pesawat dan sebuah helikopter tempur. Minggu yang lalu, pemberontak menembak jatuh sebuah helikopter Ukraina dan menewaskan 14 serdadu, termasuk seorang jendral militer.

Berbagai sumber melaporkan, banyak serdadu bayaran dari Cehnya yang menerobos ke Ukraina untuk mendukung kelompok separatis. Mereka membawa persenjataan berat dan rata-rata punya ketrampilan tinggi di medan pertempuran.

Rusia tarik pasukan

Pejabat NATO di Brussel menerangkan, Rusia sudah menarik sebagian besar dari 40.000 pasukannya dari perbatasan ke Rusia. Hal itu menjadi tuntutan Ukraina dan negara-negara barat selama beberapa minggu terakhir.

"Masih ada beberapa ribu pasukan yang tetap berada di perbatasan, tapi sebagian besar tentara sudah ditarik", kata pejabat NATO yang menolak disebut namanya kepada kantor berita AFP.

Sekretaris Jendral NATO Anders Fogh Rasmussen menegaskan, sikap Rusia dalam konflik Ukraina membuat NATO harus meninjau lagi kebijakannya. Anggota NATO di Eropa timur, terutama Polandia dan tiga negara Baltik Estonia, Latvia, dan Lithuania, menuntut agar NATO menempatkan pasukan dengan kapasitas militer lebih besar ke kawasan Timur untuk menghadapi "ancaman dari Rusia".

Amerika Serikat sebelumnya menyatakan akan menambah jumlah pasukannya di Polandia sebagai jawaban atas bahaya intervensi Rusia. Presiden AS, Barack Obama hari Selasa (03/06) tiba di Polandia dalam rangka kunjungannya ke Eropa.

hp/ab (afp, rtr)