1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penderita Lumpuh Berjubah Iron Man Buka Piala Dunia

9 Juni 2014

Upacara pembukaan Piala Dunia di Brasil akan mendapatkan suguhan istimewa. Seorang penderita lumpuh akan menendang bola pertama di turnamen akbar tersebut. Bagaimana bisa? ia menggunakan jubah serupa Iron man

https://p.dw.com/p/1CEv1
Walk Again Project EINSCHRÄNKUNG
Foto: cotesys.org

Tendangan bola pertama pada pesta pembukaan Piala Dunia 2014 akan dilakukan oleh seorang penderita lumpuh yang menggunakan jubah robot layaknya Iron Man. Jubah tersebut bisa digerakkan dengan sinyal dari otak.

Seorang dokter Brasil, Miguel Nicolelis, memimpin tim yang beranggotakan 156 ilmuwan dari seluruh dunia. Nicolelis dan timnya mengembangkan eksoskeleton futuristik yang memungkinkan manusia lumpuh untuk berjalan dan bergerak sebagaimana manusia biasa.

"Untuk pertama kalinya exoskeleton dikendalikan oleh aktivitas otak dan mengirimkan sinyal balik kepada pasien," kata pakar neurosains itu. "Melakukan demonstrasi di dalam stadion adalah sesuatu yang berada di luar kebiasaan kami. Hal semacam itu belum pernah dilakukan sebelumnya."

Merepresentasikan Brasil

Nicolelis mengklaim karyanya itu adalah hasil kerja selama 30 tahun. Lebih dari 200 makalah ilmiah dan pengujian yang tidak terhitung jumlahnya diperlukan untuk menuntaskan proyek tersebut. Idenya sendiri muncul pada 2002 ketika Nicolelis baru mulai mempelajari prinsip kerja exoskeleton.

"Pada tahun 2009, setelah kami tahu Brasil akan menjadi tuan rumah Piala Dunia, panitia bertanya mengenai gagasan untuk merepresentasikan Brasil dalam cara yang berbeda. Saat itulah saya mengusulkan demonstrasi sains untuk menampilkan bahwa negara kami menginvestasikan dana besar buat kemaslahatan manusia di luar sepak bola," ujarnya.

Tidak Meninggalkan Laboraturium

Nicolelis mengklaim, ia dan timnya jarang meninggalkan laboraturium sejak Maret, ketika mereka tiba di Sao Paulo untuk merampungkan proyek tersebut. Tapi hasilnya menjanjikan, katanya. Ia merujuk pada sebuah momen 24 April silam, ketika seorang penderita kelumpuhan mengambil langkah pertama dengan menggunakan piranti yang dikembangkan Nicolelis dan timnya.

Mereka membaptis alat tersebut dengan nama unik, BRA-Santos Dumont, sebuah kombinasi dari akronim Brasil di dunia olahraga dan Alberto Santos-Dumont, seorang pilot, penemu dan petualang asal Brasil. Dumont pernah mendemonstrasikan bahwa balon udara bisa dikendalikan dengan akurat, dengan terbang mengelilingi menara Eifel.

Nicolelis mengaku menerima 14 juta dana penelitian dari pemerintah Brasil selama dua tahun terakhir. "Jumlah tersebut lima kali lebih kecil dari yang dikucurkan pemerintah Amerika Serikat untuk penelitian tangan robotik," ujarnya,


rzn/ap (afp,rtr)