1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Boko Haram Kembali Culik Perempuan

25 Juni 2014

Boko Haram kembali diduga menculik lebih dari 60 perempuan, beberapa diantaranya masih berumur tiga tahun, dalam kasus penculikan terakhir di Nigeria, dua bulan setelah mereka menculik lebih dari 200 pelajar putri.

https://p.dw.com/p/1CPjm
Foto: picture-alliance/AP Photo

Para analis mengatakan penculikan, yang terjadi lewat penyerbuan Senin larut malam di desa Kummabza, distrik Damboa negara bagian Borno, bisa jadi adalah sebuah upaya kelompok Islamis itu untuk memfokuskan kembali perhatian mereka kepada tuntutan bagi pembebasan para militan.

Boko Haram telah mengindikasikan bersedia membebaskan 219 pelajar putri yang mereka culik sejak 14 April lalu, untuk ditukar dengan pembebasan kawan-kawan mereka yang saat ini ditahan di penjara Nigeria.

Nigeria awalnya menolak kesepakatan, namun belakangan upaya dilakukan untuk membuka pembicaraan dengan kelompok itu, dengan kemungkinan pertukaran tawanan.

Militer di Abuja mengatakan lewat Twitter Senin larut malam bahwa mereka membenarkan terjadinya penculikan, namun juru bicara mereka tidak bisa dihubungi untuk memberikan informasi yang lebih rinci.

Senator Borno Ali Ndume, membenarkan adanya penculikan tersebut, dan menyatakan Boko Haram ”mengambil keuntungan” saat orang-orang kembali ke wilayah itu untuk memeriksa kebun mereka selama banjir, dimana saat itu tidak ada militer yang berjaga.

"Boko Haram memilih laki-laki dan perempuan muda” sebagai tawanan, dan “meninggalkan orang-orang tua”, kata dia, meski media lokal melaporkan bahwa sekitar 30 anak laki-laki kemungkinan juga telah diculik.

Seorang pejabat senior di pemerintahan lokal Damboa mengatakan: ”Lebih dari 60 perempuan dicegat dan dibawa paksa oleh para teroris.

“Desa itu juga dihancurkan,” kata dia, menambahkan bahwa ”diantara mereka diculik adalah anak-anak berumur tiga sampai 12 tahun“.

Tembak mati

Aji Khalil, seorang pemimpin milisi setempat, mengatakan: ”Lebih dari 60 perempuan diculik teroris Boko Haram. Mereka dibawa paksa.”

”Empat penduduk desa yang mencoba melarikan diri ditembak mati di tempat.”

Pejabat pemerintah lokal Damboa mengatakan mereka takut bicara karena kontroversi yang meliputi kasus penculikan Chibok, dengan pemerintah Nigeria mendapat kritik keras karena dianggap sangat lambat merespon kasus ini.

Berita penculikan muncul ketika penduduk di tiga desa distrik Askira Uba, sekitar 60 kilometer sebelah selatan, mengatakan mereka diserang akhir pekan lalu.

Seorang warga bernama Emos Ali mengatakan ”banyak“ orang mati, meski belum ada data resmi mengenai korban tewas.

Sebuah bom meledak di kota Kano, hari Senin, menewaskan delapan orang di sebuah sekolah kesehatan masyarakat. Diduga pemboman itu dilakukan Boko Haram.

Pemimpin agama setempat Sanusi Lamido Sanusi, mengatakan serangan itu ”telah membuat kami semua trauma” setelah ia mengunjungi korban yang luka di rumah sakit.

“Kami berdoa kepada Allah agar mengakhiri situasi ini…“ kata dia berkomentar mengenai berbagai aksi kekerasan yang dilakukan Boko Haram.

ab/hp /(afp,rtr,ap)