1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dunia Kecam Video Kampanye Berbau Nazi

26 Juni 2014

Sebuah rekaman video kampanye bagi calon presiden Prabowo Subianto masih menjadi kontroversi, tak hanya di dalam negeri, tapi juga luar negeri.

https://p.dw.com/p/1CQOD
Foto: YouTube

Video “Indonesia Bangkit”, yang menjadi kontroversi itu, nadanya didasarkan atas lagu terkenal milik kelompok Queen yakni “We Will Rock You”. Dalam rekaman itu, musisi terkenal Ahmad Dhani mengenakan pakaian bergaya fasis sambil memegang lambang negara burung Garuda.

Menurut media terkenal Jerman Der Spiegel, konstum militer yang dikenakan rocker Indonesia itu sama dengan seragam yang dipakai komandan SS Nazi Heinrich Himmler.

Video ini diunggah ke YouTube sebagai lagu kampanye bagi Prabowo Subianto, seorang bekas jenderal angkatan bersenjata yang dituduh terlibat penculikan aktivis pro-demokrasi pada tahun 1998 serta kerusuhan maut Mei 1998 yang berakhir dengan jatuhnya diktator Suharto.

Gitaris utama Queen, Brian May, memberikan komentar terkait kontroversi ini dengan mengatakan ”tentu saja ini betul-betul tanpa persetujuan kami.”

Sementara itu, TIME menurunkan artikel berjudul “Salah Satu Kampanye Politik Terburuk yang Pernah Dibuat“, merujuk kepada video kampanye yang dibuat Ahmad Dhani.

Sejarawan terkenal Asvi Warman Adam, dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mengatakan video itu telah menodai simbol negara Indonesia, burung Garuda.

“Jelas bahwa Konstitusi Indonesia menentang semua bentuk fasisme sebagaimana yang dilakukan Nazi pada masa lalu,“ kata dia.

Tak peduli?

Joshua Oppenheimer, nominator Oscar atas dokumenternya “The Act of Killing,” yang bercerita tentang jagal dalam kasus pembantaian massal pasca 1965 yang diperkirakan menewaskan ratusan ribu nyawa atas nama memerangi Komunisme, mengatakan video itu ”bukan sebuah langkah kebijakan politik luar negeri yang cerdas bagi Prabowo, kecuali jika ia memang betul-betul ingin mengucilkan seluruh Eropa dan semua komunitas manusia.”

Ia menambahkan, bagaimanapun, bahwa kalau melihat latar belakang Prabowo, “bisa jadi ia memang tak peduli.“

Dalam sebuah wawancara dengan wartawan Amerika Allan Nairn tahun 2001, Prabowo mengatakan Indonesia memerlukan sebuah ”rejim otoriter” dan mengindikasikan bahwa dirinya bersedia dipanggil sebagai seorang ”diktator fasis.”

Dalam Pemilu 9 Juli mendatang, Prabowo akan melawan Gubernur Jakarta Joko Widodo.

Para pendukung kedua kandidat menciptakan lagu kampanye kepada mereka. Prabowo mengirimkan video di halaman Facebooknya, mengucapkan terima kasih kepada Ahmad Dhani serta artis-artis lain atas dukungan mereka.

ab/hp (afp,ap,rtr)