1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Muslim Diserukan Ikut Dirikan Negara Islam

2 Juli 2014

Pemimpin kelompok ekstrim yang merebut kekuasaan di beberapa bagian Irak dan Suriah menyerukan muslim di seluruh dunia untuk datang ke wilayah yang dikuasainya dan mendirikan negara Islam.

https://p.dw.com/p/1CUKD
Foto: Reuters

Dalam sebuah rekaman suara yang disebarkan lewat internet, Selasa (01/07), Abu Bakr al Baghdadi menyatakan ingin menjadikan wilayah yang berhasil direbutnya, sebagai wilayah yang menjadi magnet bagi militan lain. Ia juga menyebut dirinya sebagai pemimpin Islam di seluruh dunia, dan mendorong Muslim di manapun untuk bangkit.

Rekaman suara itu disebar dua hari setelah kelompok yang dipimpin al Baghdadi, yakni Islamic State of Iraq and the Levant (ISIS) mengumumkan berdirinya kekhalifahan Islam di daerah yang mereka kuasai. ISIS menjadikan al Baghdadi kalifat, dan menuntut agar muslim di seluruh dunia setia kepada al Baghdadi. Kedua hal itu menjadikan al Baghdadi yang berasal dari Irak tokoh pemimpin gerakan jihadis global, yang mungkin lebih tinggi kedudukannya daripada pemimpin al Qaida Ayman al Zawahri.

Korban warga sipil berjatuhan

Serangannya di beberapa kawasan Irak menyebabkan jumlah warga yang tewas hampir menyamai jumlah korban bentrokan antara Syiah dan Sunni di tahun 2006, ketika AS masih menduduki negara itu. Selasa (01/07) PBB menyatakan, lebih dari 2.400 orang tewas bulan lalu. Jumlah itu menjadikan Juni bulan paling berdarah sejak April 2005.

Abu Bakr al-Baghdadi Anführer der ISIS Offensive in Nordirak
Abu Bakr al Baghdadi, pemimpin ISISFoto: Reuters/Rewards For Justice

Militer Irak dan pihak keamanan belakangan ini mulai mengorganisir diri lebih baik dan menahan serangan di pinggir daerah-daerah yang didominasi warga Syiah. Tetapi pemimpin politik belum berhasil mengatasi perbedaan untuk menghadapi ancaman militan, dan kembali gagal mencapai kesepakatan di parlemen, Selasa (01/07).

Rekaman suara 19 menit

Dalam rekaman suara 19 menit tersebut, al Baghdadi mengatakan, ISIS adalah wilayah yang terbuka untuk semua muslim, tidak peduli dari negara mana. Ia menambahkan itu "akan mengembalikan harga diri, kuasa, hak-hak dan kepemimpinan mereka." Ia juga menyerukan kepada mereka yang punya kemampuan praktis, misalnya seniman, hakim, dokter, insinyur, bekas tentara dan orang-orang berkemampuan administratif untuk ikut membangun kekhalifahan baru tersebut.

Ia juga mendorong militan untuk meningkatkan perjuangan selama bulan suci Ramadan. "Di bulan suci ini, atau di bulan-bulan lainnya, tidak ada tindakan lebih baik daripada melaksanakan jihad dalam jalan Allah," demikian dikatakannya. Kepada muslim di seluruh dunia ia mengatakan, "Sudah tiba waktunya bagimu untuk membebaskan diri kelemahan, dan berdiri di depan tirani."

Pesan tersebut dipublikasikan dalam situs militan yang sudah pernah digunakan kelompok itu sebelumnya, dan suara dalam rekaman mirip dengan rekaman suara sebelumnya, yang katanya milik al Baghdadi, yang jarang difoto dan jarang tampil di depan publik.

ISIS Kämpfer Militärparade in Syrien 30.06.2014
Parade ISIS di Raqqa (30/06)Foto: Reuters

Menarik jihadis dari negara lain

Kelompok al Baghdadi sudah menarik sejumlah jihadis dari beberapa negara Arab, Kaukasus, Eropa dan AS. Dalam beberapa tahun, organisasi itu sudah berkembang dari sekedar sekutu al Qaida di Irak, menjadi kekuatan militer transnasional yang berhasil menguasai sejumlah kawasan secara paksa. Awal tahun ini, pemimpin al Qaida, al Zawahiri menyatakan al Baghdadi bukan anggota kelompoknya lagi.

ISIS kini melanjutkan gerakan di Suriah. Selasa (01/07) mereka menyerang kota Boukamal di dekat perbatasan dengan Irak. Para jihadis juga bergerak ke Shuheil, yang terletak di barat laut Boukamal, dan jadi markas saingannya, Nusra Front yang juga berhubungan dengan al Qaida. Akibat pertempuran yang semakin gencar, ribuan warga Shuheil melarikan diri dari kota mereka. Demikian keterangan organisasi Syrian Observatory for Human Rights yang bermarkas di Inggris. Senin (30/06) kelompok al Baghdadi sudah adakan parade kemenangan di Raqqa.

Sementara itu, pemerintah Irak memperluas permintaan bantuannya ke negara lain, seperti Iran, Rusia dan Suriah agar dapat mengatasi pemberontakan ISIS di wilayahnya, karena tidak bisa menunggu lagi bantuan militer tambahan dari AS. Demikian dinyatakan utusan pemerintah Irak di AS, Selasa (01/07).

ml/hp (ap)