1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Sering Menangis, Pemain Brasil Dapatkan Psikolog

2 Juli 2014

Isak tangis Neymar dkk. setelah laga melawan Chile mendulang kontroversi di Brasil. Federasi nasional mengundang seorang psikolog, karena khawatir para pemain tidak mampu menahan beban psikologis

https://p.dw.com/p/1CUTH
WM 2014 Achtelfinale Brasilien Chile
Foto: Fabrice Coffrini/AFP/Getty Images

Nama Regina Brandao belakangan sering terucap di media-media Brasil. Brandao adalah psikolog yang bertugas mengawal pemain-pemain tim nasional di Piala Dunia. Federasi nasional (CBF) memanggilnya setelah laga melawan Chile di babak perdelapan final.

Kehadiran Brandao bersumber pada kekhawatiran Brasil atas kemampuan pemain untuk menahan beban psikologis.

Apakah anda pernah bermain untuk sebuah tim yang sangat emosional sebelumnya? Apakah konsultasi psikologis penting jelang laga melawan Kolombia? Bagaimana Brandao bisa membantu tim? Lusinan pertanyaan semacam itu diarahkan kepada gelandang Selecao Ramires dan kiper cadangan Victor, Selasa (2/7). Keduanya menjawab datar, bahwa emosi para pemain sangat stabil.

Emosi adalah Sumber Motivasi

"Para pemain mengalami Piala Dunia secara intensif dan ini bisa membuat mereka sangat emosional. Tapi saya tidak melihatnya sebagai sesuatu yang negatif," kata Victor. "Intensitas dan kebanggan mewakili jutaan orang adalah salah satu sumber motivasi."

Ramires mengeluhkan media "memaksakan banyak hal dalam isu psikologis" dan ia juga menambahkan dirinya sering melihat pemain menangis di final Liga Champions Eropa. "Melawan Chile kami mengalami emosi yang berbeda karena udara panas dan pertandingan yang berlangsung selama 120 menit. Dan karena kami tahu ada 120 juta orang berharap kepada kami," ujarnya.

Sebagian pendukung Selecao berbeda pendapat. "Kapan mereka akan berhenti menangis dan mencoba mencetak gol!?," tukas Fernando Dias, pekerja bangunan di Teresopolis. "Mereka bergaji 2 juta Real (lebih dari 900.000 US Dollar) per bulan. Jika saya mendapat sebanyak itu, saya akan tertawa bahkan jika berada di kereta yang sedang tabrakan," ujar Pria 52 tahun tersebut.

Kegeraman yang sama disuarakan oleh bekas gelandang timnas, Carlos Alberto Torres, kapten Brasil saat menjuarai Piala Dunia 1970 di Mexiko. "Tim ini menangis saat menyanyikan lagu nasional, saat mereka cedera, saat mereka menendang penalti... cukuplah!!"


rzn/hp (sid,dpa)