1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Militer Ukraina Semakin Desak Pemberontak

5 Agustus 2014

Ukraina mengatakan Senin (04/07) pasukannya semakin mendekati markas besar pemberontak di Donetsk, dan mendesak pemberontak untuk membiarkan warga sipil mengungsi.

https://p.dw.com/p/1Cowk
Ukraine Gefechte 3.8.2014
Foto: Reuters

Militer Ukraina mengambil langkah makin mendekati para pemberontak pro Rusia. Sementara itu semakin banyak bagian tubuh manusia dan barang milik pribadi dari lokasi jatuhnya MH17 diberangkatkan ke Belanda untuk diidentifikasikan. Kini sejumlah pakar dari Malaysia juga bekerjasama dengan peneliti dari Belanda dan Australia ke lokasi jatuhnya pesawat.

"Kemarin, pasukan dari anti teroris Ukraina menguasai kota Yasinuvata, yang terletak 19 km di utara kota Donetsk, yang jadi kota hubungan kereta api paling penting," demikian dikatakan juru bicara aparat keamanan Ukraina Andriy Lysenko kepada jurnalis.

Ia menambahkan, "Pengepungan kota memungkinkan penjagaan Donetsk dari arah utara dan penutupan jalan penting penyaluran senjata dan teknologi kepada teroris." Ia mengatakan, persiapan bagi serangan atas kota sedang berlangsung, tetapi tidak memberika perincian lebih lengkap.

Semakin mendesak pemberontak

Pasukan pemerintah semakin maju ke arah timur dalam bulan-bulan terakhir. Mereka mengatakan, semakin mampu mencegah datangnya bantuan bagi pemberontak dari perbatasan Rusia, dan juga dari Luhansk, yang jadi markas kedua terbesar milik pemberontak.

Namun demikian, perlawanan terhadap pasukan Ukraina terus berlangsung. Lysenko mengatakan, lima tentara tewas dan 14 lainnya cedera dalam pertempuran beberapa hari terakhir.

Kiev juga menyatakan sedang merundingkan kembalinya sekitar 300 tentara Ukraina yang terpaksa menarik diri ke wilayah Rusia, setelah terjadinya tembakan roket dan pemboman dari wilayah Rusia. Aparat keamanan Rusia mengatakan, penjaga perbatasan mengijinkan tentara Ukraina tersebut masuk wilayah Rusia setelah mereka bersedia menyerahkan senjatanya.

Perang saudara yang telah berlangsung sekitar tiga bulan telah menyebabkan jatuhnya 1.150 jiwa. Menteri Pertahanan Ukraina, Valeriy Geletey mengakui dalam sebuah wawancara dengan BBC, "membebaskan" Donetsk dan Lugansk tidak akan mudah. Karena di kedua daerah itu pemberontak sudah bersumpah akan berjuang sampai mati.

Warga sipil jadi korban

Saat pertempuran berkecamuk, Kiev mendesak pemberontak di Donetsk, Lugansk dan kota-kota lain Gorlivka untuk menyetujui pengadaan "koridor kemanusiaan" untuk beberapa jam setiap harinya, untuk membiarkan warga sipil keluar dari kota-kota yang dikepung. Warsa sipil jadi korban utama konflik selama ini. Akhir pekan lalu 10 warga sipil tewas. Sejauh ini, pertempuran yang telah berlangsung tiga bulan udah menyebabkan lebih dari 1.150 orang tewas.

Walikota Lugansk memperingatkan, kota berpenduduk sekitar 420.000 orang itu terancam "bencana kemanusiaan" setelah listrik mati berhari-hari dan tidak adanya pasokan air. Lebih dari 100.000 orang lari ke bagian lain Ukraina sejak April, demikian keterangan PBB. Sementara pemerintah Rusia menyatakan, setengah juta warga Ukraina lari ke wilayahnya untuk mencari perlindungan.

ml/ap (afp)