1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Rusia Larang Impor Makanan dari Barat

7 Agustus 2014

Ketegangan antara Rusia dan Eropa/AS terus memanas. Menyusul sanksi terhadap Rusia, Moskow membalas dengan menetapkan larangan impor atas buah-buahan dan daging dari barat. Rusia dinilai siap melakoni "perang dagang."

https://p.dw.com/p/1CqcJ
Foto: picture alliance/chromorange

Presiden Rusia Vladimir Putin bereaksi keras atas sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat dan Uni Eropa. Rabu malam (6/8) pemerintah di Kremlin menetapkan larangan impor berbagai jenis produk dari AS dan Eropa.

Larangan tersebut berlaku untuk produk agraria, bahan mentah dan bahan makanan dari negara-negara yang menjatuhkan sanksi terhadap Rusia terkait konflik di Ukraina, kata Putin melalui dekritnya.

Rusia juga mengumumkan penghentian impor terhadap daging ayam dan produk agraria lain dari Amerika Serikat. Moskow sebagai gantinya melirik negara lain untuk menutupi kebutuhan tersebut. Antara lain Brasil mengaku siap mengirimkan 150.000 ton daging ke Rusia.

Makanan adalah yang pertama

Larangan impor terhadap produk AS dan Uni Eropa sifatnya akan "substantif," kata kepala otoritas pengawasan produk nabati dan hewani (VPSS) Alexei Alekseenko.

Langkah yang akan berlaku selama setahun itu bukan yang terakhir. Pemerintah Rusia sebelumnya telah meminta rumah sakit untuk bersiap-siap menghadapi larangan impor produk medis dari barat. Selain itu pemerintah di tingkat lokal juga sudah diminta untuk tidak menggunakan kendaraan barat.

Namun secara resmi lembaga yang dikenal dengan sebutan Rosselkhoznadzor itu mengaku "belum bisa mengomentari" perintah Putin sebelum pemerintah menerima daftar produk yang akan dilarang.

"Pemberitaan media mengenai pernyataan kepala Rosselkhoznadzor, Alexei Alekseenko, harus dilihat sebagai pandangan pribadi dan bukan pernyataan resmi lembaga yang diwakilinya," tulis VPSS dalam siaran persnya.

"Perang Dagang"

Daftar yang akan dipublikasikan hari Kamis itu diyakini bakal mencantumkan impor buah-buahan, sayur dan daging, tulis harian Rusia Kommersant yang mengutip sumber tak dikenal. Larangan tersebut berdampak pada 10 persen dari total nilai impor makanan Rusia dan memiliki nilai empat miliar Dolar AS per tahun.

Namun begitu, Rusia tetap mengizinkan impor beberapa komoditas lain seperti anggur dan makanan bayi, tulis Kommersant. Namun dari sumber lain di pemerintahan disebutkan, larangan juga akan mencakup daging, keju dan produk susu.

"Reaksi pemerintah di Kremlin tidak ada hubungannya dengan logika ekonomi," kata Pakar Keuangan di Moskow, Slava Rabinovich. Sebaliknya menurut Ekonom Senior di Alfa-Bank, Natalia Orlava, "Rusia siap memprovokasi perang dagang," dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat.


rzn/cp (rtr, ap, dpa)