1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Militer Ukraina Tinggalkan Bandara Luhansk

1 September 2014

Pasukan Ukraina ditarik mundur dari bandar udara di Luhansk. Tentara Ukraina sebelumnya dilaporkan terlibat pertempuran sengit dengan batalyon panser Rusia.

https://p.dw.com/p/1D4qh
Foto: Reuters

Jurubicara militer Ukraina Andriy Lysenko mengatakan, pasukan Ukraina diperintahkan mundur dari bandar udara di Luhansk dan desa Georgiyivka di dekatnya.

Sebelumnya, pemerintah di Kyiv melaporkan terjadi pertempuran sengit dengan batalyon panser dari Rusia.

Presiden Ukraina Petro Poroshenko menerangkan, ada "agresi langsung dan terbuka" dari Rusia. Ini terlihat dari berbagai peristiwa sejak beberapa hari belakangan.

Menteri Pertahanan Ukraina Valeriy Geletey mengatakan, pasukan Rusia bergerak di dua kota besar Luhansk dan Donetsk.

"Informasi adanya pasukan Rusia sudah dikonformasi", kata Geletey kepada stasiun televisi Inter Channel hari Minggu malam (31/08).

"Kami bertempur melawan Rusia, dan Rusia yang akan menentukan, apa yang terjadi di Donbass", kata Geletey sambil menyebut nama yang sering dipakai untuk kawasan Luhansk dan Donetsk.

Pertemuan OSCE

Anggota kelompok penghubung yang terdiri dari wakil-wakil OSCE, Rusia dan Ukraina hari Senin (01/09) melakukan pertemuan di ibukota Belarus, Minsk. Pertemuan itu akan melibatkan wakil-wakil dari Donetsk dan Luhansk dan membahas perkembangan aktual.

Presiden Poroshenko berharap, pertemuan di Minsk akan membawa hasil konkrit tentang misi pengawasan yang bisa dilakukan OSCE di Ukraina timur, termasuk kesepakatan gencatan senjata dengan kubu pemberontak.

Menurut perkiraan NATO, saat ini ada sekitar 1000 tentara Rusia yang dikerahkan di Ukraina, sementara Rusia menempatkan sekitar 20.000 pasukannya di kawasan perbatasan. Tapi Rusia berulangkali membantah mengirim pasukan dan senjata ke Ukraina.

Jalur darat ke Crimea

Sejak kelompok separatis meningkatkan serangannya beberapa hari terkahir, militer Ukraina mulai ditarik mundur dari beberapa daerah. Koresponden kantor berita AFP melaporkan, banyak pos penjagaan di sekitar Donetsk yang kini ditinggalkan atau direbut kembali oleh kubu separatis.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menerangkan, negaranya tidak akan melakukan intervensi militer. "Kami ingin ada solusi damai dari krisis serius ini", kata Lavrov hari Senin. "Saya berharap akan ada negosiasi dalam beberapa hari mendatang."

Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier mengatakan, kemungkinan besar Rusia mengalami kesulitan memasok barang ke Crimea.

"Jadi bukan tidak mungkin, Rusia sekarang berusaha membuka jalur darat di Ukraina Timur, agar bisa memasok kebutuhan penduduk di Crimea", kata Steinmeier kepada sebuah harian Jerman. Ia menambahkan, langkah seperti itu "tentu saja melanggar hukum internasional, sebagaimana aneksasi terhadap Crimea".

hp/rn (afp,dpa,rtr)